Mohon tunggu...
Nita Rachmawati
Nita Rachmawati Mohon Tunggu... GURU MAN BULELENG

Mendengarkan Podcast Edukatif dan Self -Growth

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tri Hita Karana: Menata Lingkungan, Membentuk Generasi

28 September 2025   20:04 Diperbarui: 28 September 2025   20:04 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Buleleng (Sumber: Foto Koleksi Pribadi))

Pendahuluan: Modernisasi dan Krisis Keseimbangan Hidup

Di tengah hiruk pikuk pembangunan modern, kita sering melihat gedung-gedung tinggi yang megah dan ruang belajar yang serba canggih. Namun, di balik kemewahan itu, tidak jarang kita menghadapi kenyataan pahit: banjir yang berulang di perkotaan, polusi udara yang menyesakkan, serta krisis karakter generasi muda. Kemajuan teknologi dan arsitektur ternyata belum selalu membawa keseimbangan hidup bagi manusia, bahkan kadang memperlebar jurang antara manusia dengan alam maupun dengan sesamanya.

Fenomena inilah yang mengundang pertanyaan: apakah pembangunan dan pendidikan kita sudah berjalan seimbang? Di sinilah Tri Hita Karana (THK), kearifan lokal Bali, hadir memberi jawaban. Konsep harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam ini menawarkan arah baru bagi pembangunan yang berkelanjutan sekaligus pendidikan yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan. Lebih dari sekadar warisan budaya, THK adalah filosofi universal yang bisa membantu kita menata lingkungan dengan bijak dan membentuk generasi yang lebih utuh, berkarakter, dan peduli terhadap keseimbangan kehidupan.

Urbanisasi, Krisis Lingkungan, dan Tantangan Pendidikan

Indonesia kini menghadapi tantangan besar dalam pembangunan berkelanjutan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mencatat lebih dari 55% penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Urbanisasi ini meningkatkan tekanan terhadap lahan dan infrastruktur, seringkali berujung pada alih fungsi ruang terbuka hijau menjadi kawasan permukiman atau komersial. Akibatnya, polusi udara, penurunan kualitas air tanah, dan banjir tahunan semakin sulit dihindari. Jakarta, misalnya, mengalami kerugian triliunan rupiah setiap tahun akibat banjir yang sebagian besar dipicu tata ruang yang tidak ramah lingkungan.

Di sisi lain, dunia pendidikan juga menghadapi masalah serius. Hasil survei PISA 2022 menunjukkan kemampuan literasi, numerasi, dan sains siswa Indonesia masih tertinggal dari rata-rata negara OECD. Selain itu, kasus perundungan, intoleransi, dan rendahnya kepedulian terhadap lingkungan di kalangan pelajar kian marak. Kondisi ini memperlihatkan bahwa pendidikan kita belum cukup menekankan pembentukan karakter, kepedulian sosial, dan kesadaran ekologis.

Urgensi Penerapan Nilai Kearifan Lokal

Dalam konteks inilah, konsep Tri Hita Karana menjadi relevan. Harmoni antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam tidak hanya menjaga kelestarian budaya Bali, tetapi juga berpotensi menjadi solusi atas masalah sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan nasional. Implementasi THK dalam arsitektur dan pendidikan membuka jalan untuk menghadirkan pembangunan yang berkelanjutan sekaligus generasi yang berkarakter.

Lebih jauh, penerapan nilai-nilai kearifan lokal seperti Tri Hita Karana juga mampu memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi. Ketika banyak masyarakat mulai terjebak dalam pola hidup instan dan individualistis, THK menawarkan arah baru yang menekankan kebersamaan, kepedulian, dan keseimbangan. Hal ini tidak hanya relevan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga penting bagi stabilitas sosial dan ketahanan budaya.

MIND MAPPING Aplikasi THK dalam Kehidupan
MIND MAPPING Aplikasi THK dalam Kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun