Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest 2022 - People Choice 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3 Upaya yang Bisa Dilakukan dalam Pendampingan Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus

20 Desember 2022   04:30 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:00 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak ABK sedang belajar membatik.(KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT)

Orangtua adalah pemegang kedaulatan tertinggi atas upaya-upaya pendidikan yang dilakukan bagi anak, terkait juga halnya dengan anak berkebutuhan khusus. 

Menjadi orangtua anak berkebutuhan khusus tidak sesimpel yang kita bayangkan. Begitu banyak faktor yang memengaruhi. 

Seorang rekan pegiat dan pemerhati pendidikan inklusif menceritakan betapa tidak mudahnya mendampingi anak berkebutuhan khusus di mana ayahnya melakukan kekerasan terhadap ibu dan juga si anak. Fenomena ini tidak jarang terjadi! Banyak...

Sudah jatuh tertimpa tangga berkali-kali, mungkin demikianlah penggambaran yang tepat untuk kondisi itu. Memiliki anak berkebutuhan khusus harus memiliki kesabaran ekstra ganda. Apalagi jika ditambah dengan kondisi rumah tangga yang tidak baik-baik saja. 

Dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional kemarin, saya berkesempatan hadir juga dalam peringatan event tersebut di kota domisili saya bersama Ibu Esther Jacobus dan Kak Yudea, mereka adalah pegiat pendidikan inklusif di Salatiga. Beliaulah yang memberikan pemahaman lebih lagi pada saya bahwa banyak fenomena tidak ideal di tengah pengalaman orangtua anak berkebutuhan khusus.

Menjadi lebih mudah memang bagi orangtua yang mendukung ABK, tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak 'beruntung' dan hidup di dalam situasi yang serba tidak mudah, serta tidak mendukung tumbuh kembang mereka, ABK, dengan layak.

Ibu Esther Jacobus juga menambahkan bahwa tidak jarang anak berkebutuhan khusus yang alami kekerasan. Ayahnya sering berbuat kasar pada anak-anak ini. Pemukulan, intimidasi sering dialami oleh sebagian mereka.

Ini adalah sebuah masalah. Di tengah upaya memberikan perhatian pada anak-anak berkebutuhan khusus, justru di circle pertama mereka (sebagai keluarga) yang seharusnya memberikan pengayoman, tidak terjadi, malah sebaliknya, tindakan kekerasan amat lekat dengan mereka. 

Payung hukum bagj mereka Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) itu sudah ada. UU No.8 Tahun 2016. Implementasinya harus kita kawal dan jaga. Kita juga sebagai masyarakat berkewajiban menjaga, melindungi mereka dari tindakan-tindakan yang membahayakan.

Saya melakukan amatan-amatan kecil di daerah layanan. Ekonomi, latar belakang pendidikan, daya dukung lingkungan adalah 3 faktor penting.  

Tiga faktor pembentuk runyamnya kondisi-kondisi yang ada di seputar anak berkebutuhan khusus tersebut benar adanya. 

Orangtua yang lemah secara ekonomi, latar belakang pendidikan, serta tidak didukung oleh lingkungan menjadi lebih terpuruk. Minim perkembangan bagi proses terapeutik anak berkebutuhan khusus.

Kondisi-kondisi ini gak bisa didiamkan begitu aja. Ada gak sih hal yang bisa kita lakukan, sehingga mereka para orangtua dengan ekonomi lemah, tidak berdaya, bisa menjadi support system yang baik bagi perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut?

Apa yang bisa kita lakukan?

1. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Hal ini merupakan sarana penting bagi orangtua, terkhusus anak-anak berkebutuhan khusus. Isu sentral ini menjadi sebuah modal yang penting bagi perkembangan anak-anak ini. Bukan rahasia, terapi untuk anak-anak ini tidak murah! Butuh uang banyak. 

Pemerintah saat ini sungguh memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mengembangkan UMKM di daerah-daerah.

Cari potensi terbaik di daerah tersebut dan segera manfaatkan hal itu. Kembangkan. Datangkan tim pengabdian masyarakat yang berafiliasi dengan universitas terdekat untuk berupaya memberikan edukasi, berupa keterampilan dan pelatihan bagi mereka.

2. Bangkitkan Semangat Komunitas dengan Edukasi dan Pemberdayaan

Komunitas masyarakat harus dibangun. Sel-sel komunitas menjadi pilar kekuatan di sebuah daerah. Terus bangun semangat komunitas. 

Komunitas yang dibangun harus memiliki pengaruh untuk memberdayakan. Komunitas menjadi sebuah cara menggalang kekuatan untuk maju.

Dana operasional dari pemerintah desa (daerah setempat) bisa dialokasikan untuk menggiatkan sel-sel ekonomi masyarakatnya. Termasuk juga orangtua anak berkebutuhan khusus tersebut.

Penyuluhan dan edukasi menjadi sebuah kemutlakan. Edukasi pada orangtua menjadi prioritas, sehingga hal ini bisa membuka pemahaman orangtua dalam mendidik anaknya dengan lebih optimal.

3. Daya Dukung

Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat setempat harus memiliki daya dukung pada perkembangan anak berkebutuhan khusus, terutama pendidikannya. Daya dukung ini diterapkan terkhusus pada orangtua ABK.

Mereka seringkali tidak pede. Apabila dukungan tersebut berjalan, saya koq yakin banget mereka bisa 'mengubah' kondisi menjadi lebih baik, berdaya guna. 

Dukungan penuh ini bisa memberikan energi baik bagi orangtua ABK. Saya secara pribadi bisa merasakan dampak dari dukungan lingkungan terhadap orangtua ABK. Dukungan penuh, anak berkembang baik juga.

Memberi dukungan pada orangtua terkhusus mereka yang memiliki ABK menjadi sangat penting. Sebagian besar mereka pasti memiliki perasaan inferior. Ini yang harus kita kelola dan bantu.

Menyediakan ruang sehat bagi mereka, sehingga mereka menjadi lebih merdeka secara sosial, ekonomi dan potensi ini membuat mereka punya pilihan untuk melakukan upaya-upaya penting terkait pendidikan untuk anak-anaknya.

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun