Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadi "ABG", Gak Masalah - Cara Masuk Dunia Remaja

18 Juni 2021   06:57 Diperbarui: 18 Juni 2021   07:00 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dunia Remaja - Murid-murid Remaja Saya/ Sumber: Dok. Pri 

"Jadilah "ABG" (baca: anak baru gede), jika ingin masuk dunia remaja. Bukan untuk ikut arusnya abege, lho, tapi untuk kenali karakternya, agar efektif cara kita menangani problematika yang dialami mereka."

"Ampun deh, ngadepin anak-anak jaman sekarang, susah diomongin?" 

"Ngeri banget pergaulan anak jaman now, kecepetan dewasanya! Tobat!"

Obrolan yang sering saya dengar di kalangan teman-teman pengajar dan juga orang tua. Dan... saya pun pernah mengalami fase berat itu saat harus mengajar di level usia remaja. 

Saya boleh mendefinisikan dengan versi saya bahwa masa remaja adalah masa ngeri-ngeri sedap, masa putih biru yang abu-abu. Ngeselin tapi nyenengin.. Memang gak mudah untuk dipahami di level ini.

Saya juga bukan tipe pengajar yang suka haha hihi  dengan mereka. Beberapa siswa melabel saya dengan cukup ekstrim.

Tegas, galak, and so on.. tetapi di sisi lain, saya pun jadi teman curhat yang diandalkan mereka. Rahasia mereka yang bahkan mama atau papanya tidak tau, saya tau. Keterbukaan mereka lebih dari sekedar guru, kedekatan kami lebih seperti sahabat.

Remaja, menurut Elizabeth B. Hurlock dibagi beberapa bagian. Fase remaja awal ada di rentang usia 13-16 tahun. Ahli lain menyatakan remaja adalah di rentang usia 13-23 tahun. Tidak masalah dengan perbedaan rentang usia ini menurut definisi beberapa ahli itu, yang lebih esensi adalah dalam tahap ini mereka mengalami badai perubahan yang tidak mudah juga untuk mereka hadapi sendirian.

Perkembangan seksualitas dimulai. Pubertas terjadi pada masa ini. Secara emosi berkembang namun demikian perkembangan otak mereka, yaitu precortex frontal (bagian otak yang mengatur kognitif, perencanaan, pengambilan keputusan, dsb) belum terbentuk secara maksimal.

Ledakan emosi menjadi ciri khas mereka. Pemberontakan disana disini mulai dilancarkan, mulai mendekat dengan peer group, mulai bisa menyimpan rahasia dari mama dan papanya. Ada warna lain yang dinamakan cinta mulai merasuk di kehidupan mereka, mencoba pacaran, dan seterusnya bisa dijumpai dalam kehidupan remaja.

Bisa dibayangkan, betapa banyak yang dihadapi si remaja ini. 

Butuh memahami fase yang satu ini dengan lebih bijak bukan malah dihakimi. 

Bukan hal yang mudah memang untuk menemukan sebuah formula tepat. Trial dan error pasti dilalui.

Memberikan pendampingan yang ramah remaja sangat dibutuhkan di level ini. Mengapa? 

Salah pendekatan bisa-bisa mereka lari dari kita. Jika sudah lari, akan sangat sulit untuk mendapatkannya kembali.

Gunakan pendekatan ortu rasa teman, atau biasa yang disebut abege. Gunakan metode bermain dengan peer groupnya, curcol, kesamaan hobi untuk mendekatinya.

Hal ini akan lebih mudah untuk kita para guru atau orang tua. Memaksa kehendak kita, atau dengan sengaja memperlihatkan 'kuasa' pada meeka membuat mereka jadi ilfil.

Kita pernah seusia mereka bukan? Tapi tentu saja mereka belum pernah merasakan seperti kita, seperti di usia kita sekarang. Lebih mudah untuk kita merendahkan diri kita dan menjadi satu level dengan mereka untuk belajar memahami mereka dengan segala pernak-perniknya. Percayalah, gak rugi koq. Jangan memberi porsi lebih pada ego kita saat-saat ini.

Menjadi abege lebih mudah bagi kita ketimbang memaksa mereka yang masih terbatas untuk mengerti pola pikir kita, yang memiliki selisih usia. Setelah kita masuk ke lingkaran mereka, akan lebih mudah untuk memberi pengaruh dan pendampingan kita, tentu dengan santai bukan ekstrim memaksa.

Berikan mereka ruang untuk mengembangkan jati diri mereka, versi orisinil mereka. Memberikan bagian mereka serta memberi kepercayaan yang terbatas serta bertanggung jawab tanpa melakukan intimidasi akan menolong mereka. Kita akan selalu menjadi rumah yang dirindukan remaja-remaja kita, karena kita ada di satu sudut ruang hidup mereka, yaitu hati mereka.

Selamat berselancar di dunia remaja-remaja kita.

Semoga bermanfaat...

Referensi : satu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun