Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Edukasi Kisah Filantropi: Tanam Benih Kebaikan Melalui Aksi

15 April 2020   05:29 Diperbarui: 15 April 2020   05:29 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Momen Pembagian Hand Sanitizer Gratis Group EMCI Salatiga Raya Bulan Maret Lalu: Diambil dari Group WA EMCI Salatiga Raya

Aksi penolakan pemakaman seorang perawat yang meninggal dunia karena virus korona (yang dilansir dalam laman Kompas.com - 12/04/20) di sebuah daerah di Indonesia menjadi sebuah sorotan tersendiri bagi saya akan sebuah nilai yang mulai luntur bahkan tergantikan oleh sikap abai di tengah pandemi. 

Sebuah value bertitel kebaikan berbalut empati  seharusnya menjadi modal penting bagi tiap warga untuk bersatu hadapi situasi ini. 

Kebaikan merupakan salah satu unsur alamiah yang ada dalam diri manusia. Namun demikian menjadi satu hal yang krusial untuk tetap disiram dan dipupuk agar benih itu dapat tumbuh subur, menjadi buah lebat berwujud sebuah pohon karakter dalam diri seseorang. 

Satu hal penting yang saya highlight tebal menggunakan "stabilo" berwarna cerah dalam kasus diatas, mudahnya orang terprovokasi oleh informasi kabur yang tak berdasar. Lagi-lagi hal ini bisa diakibatkan karena pemahaman dan informasi yang minim mengenai virus korona. 

Edukasi informasi dan literasi mengenai seluk-beluk virus dan dampaknya bagi masyarakat sungguh memainkan peran penting disini, tapi mungkin bisa kita bahas di lain kesempatan. Mari kita fokus pada edukasi mengenai nilai karakter yang bisa disemai sejak dini melalui penanaman pendidikan budi pekerti.

Dalam sebuah kelas pendidikan karakter online yang di pekan keempat ini, saya membagikan beberapa kisah filantropi yang tersaji dalam beberapa kabar di media elektronik beberapa waktu terakhir ini pada siswa-siswi saya. Sebuah aksi yang dilakukan oleh Tuan Li di Beijing memantik sebuah nilai bernama kebaikam mendalam yang saya juluki filantropi. 

Tuan Li memberi inspirasi kebaikan di tengah virus korona yang tengah terjadi China. Dia memilih untuk mengantar suplai makanan kepada tenaga medis alih-alih membalas jasa baik kepada tenaga kesehatan yang pernah menolongnya saat dia terkena penyakit kanker limpa yang dideritnya di beberapa tahun silam saat dia berumur 17 tahun. Berita ini bisa dilihat di laman bbc.com (13/04/20).

Kisah ini memberikan pesan khusus bahwa pandemi sejatinya bisa dilihat dalam banyak segi yang akan melahirkan sebuah aksi yang membawa manfaat bagi orang lain. Tuan Li berhasil memantik mata rantai penebaran benih kebaikan. Aksi balas jasa ini menjadi inspirasi sebuah pemaknaan terhadap kisah penyakitnya di masa lalu. 

Setelah berhasil ditolong oleh dokter dan tenaga medis saat hadapi kanker limpa, dia memberikan ganti jasa kebaikan kepada mereka di saat pandemi. Terima kasih Tuan Li untuk kisah ini.

Sebuah aksi lain di sebuah daerah di New York, seorang pengusaha pizza membantu tenaga kesehatan dengan membuat alat pelindung wajah dengan melibatkan oven pizzanya dalam memanaskan bahan akrilik sebagai salah satu komponen untuk membuat alat pelindung diri untuk bagian wajah bagi petugas kesehatan disana. 

Oven pizza miliknya bisa dimanfaatkan untuk bersinergi menciptakan kebaikan dalam sebuah rangkaian proses pembuatan alat pelindung wajah tersebut. Sang filantropis itu bernama Dimitri Syrkin-Nikolau. Kisah ini bisa ditemukan juga di laman bbc.com (10/04/20).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun