Mohon tunggu...
Niswatun Nadia
Niswatun Nadia Mohon Tunggu... Lainnya - Stay positive like a proton

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dia, Pembentuk Diriku

24 November 2020   07:25 Diperbarui: 24 November 2020   07:28 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber dok.cermati.com

"Ibuku adalah pembentuk diriku. Dia selalu benar dan yakin padaku, aku merasa aku menemukan alasan untuk hidup." Begitulah kata kata yang dilontarkan oleh seorang tokoh dunia bernama Thomas Alva Edison. 

Pernahkah kita bertanya pada orang siapa itu ibu?  Tentu tidak. Kenapa tidak? Jelas karena sebelum kita bertanya pada orang lain kita sudah menemukan jawabannya pada diri kita sendiri. 

Ibu. Dia adalah orang yang melahirkan kita dan sudah pasti dia adalah orang yang pertama kali kita kenal sejak lahir ke dunia. Ibu, sekolah pertamaku. 

Ya, ibu bisa disebut sebagai sekolah pertamaku. Ibu sudah mengajarkanku apa dan bagaimana dunia. Bahkan, saat aku masih dalam kandungan ia sudah berusaha berbicara padaku. Dia memperkenalkan ku kata kata yang ada di dunia agar ketika aku terlahir kedunia aku tidak kebingungan dengan suara suara yang ada disekitarku. 

Seperti yang dikatakan  Thomas Alva Edison, ibu adalah pembentuk diriku. Kita memang tidak bisa mengingat apa yang sudah dilakukan ibu pada diri kita ketika masih bayi. Namun, setelah kita tumbuh dewasa kita mengamati sekeliling kita bagaimana seorang ibu memperlakukan anaknya. Bagaimana seorang ibu mengajari anaknya agar bisa berjalan, makan sendiri, bahkan sebelum kita memasuki dunia sekolah ibu sudah mengajarkan kepada kita bagaimana cara menulis, berhitung, bahkan bernyanyi.

Ibu mengajarkan kita banyak hal dengan sabar. Apakah kita tahu apa alasan ia melakukan semua itu? Ya, hal itu dilakukan seorang ibu agar anaknya tidak kesulitan saat memasuki dunia sekolah.

Ibu mengajarkan bagaimana kejamnya dunia luar saat ini. Dia membimbing dan berusaha menyekolahkan kita setinggi tingginya agar kita bisa membawa diri dan menjadi orang berpendidikan. 

Ketika kita sudah beranjak dewasa, ibu akan menjelaskan kepada kita bagaimana untuk mencari pasangan hidup yang benar, ia selalu menasehati kita agar menjadi orang yang mengikuti perkembangan zaman tetapi jangan sampai terjerumus kedalam hal hal negatif. 

Lalu pertanyaannya, bagaimana ibu bisa dikatakan sebagai pembentuk diri? Seperti yang sudah dijelaskan, ibu berusaha keras untuk selalu memberikan nasehat nasehat bagaimana cara kita untuk menjaga diri. Secara tidak  langsung hal tersebut telah membentuk karakter pada diri kita. 

Karakter merupakan sikap yang dimiliki setiap orang didalam dirinya masing masing. Karakter tidak tumbuh begitu saja saat kita terlahir kedunia. Karakter dapat terbentuk melalui orang orang terdekat, yaitu ibu. 

Ketika seorang ibu berkata "Jangan berbohong, nak. Berbohong itu adalah dosa besar." secara tidak langsung ibu sudah mengajarkan dan membentuk diri kita menjadi pribadi yang tidak suka berbohong. 

Ketika seorang ibu berkata "kamu harus sukses, nak. Jangan menjadi seperti ibu." secara tidak langsung, ibu juga sudah membentuk kita sebagai pribadi yang optimis dan selalu berusaha agar bisa menjadi seseorang yang lebih sukses darinya. 

Ketika kita gagal melakukan sesuatu, ia akan berkata "Tidak apa apa, nak. Ini proses kamu menuju dewasa. Kamu pasti bisa menghadapi semua ini. Kamu akan tumbuh menjadi orang yang akan membuat ibu bangga." meskipun ia kecewa, ia akan tetap tersenyum agar kita tidak patah semangat. 

lagi lagi apa yang dikatakan Thomas Alva Edison benar. Ibu adalah alasan kita untuk bertahan hidup atas kenyataan hidup yang terjadi pada diri kita.

Terkadang rasa ego kita lebih besar daripada rasa empati kita. Ketika berbuat kesalahan dan menyadari bahwa apa yang kita lakukan terhadap dirinya salah, kita sangat berat untuk minta maaf. Bahkan, kita tidak menegurnya sebelum ia berbicara terlebih dahulu kepada kita. 

Kita tidak sadar atas apa yang sudah dilakukan seorang ibu untuk anaknya. 

Pelajaran yang diberikan ibu, ibarat air yang terus mengalir. 

Tidak ada henti hentinya seorang ibu memberikan kita pelajaran hidup. Tidak ada henti hentinya seorang ibu memberikan kasih sayang tulus kepada anaknya. Tidak ada henti hentinya seorang ibu memberikan yang terbaik untuk anaknya. 

Kita sebagai seorang anak, berusahalah mewujudkan apa yang ia inginkan dari diri kita. Buanglah keegoisan yang ada pada diri kita dan segeralah meminta maaf sebelum terlambat. Bahagiakan dia dan jangan mengecewakan dirinya. Ibu, sekolah pertamaku dan seterusnya sampai waktunya tiba suatu saat nanti. Dimana kita sudah tidak bisa lagi melihat wajahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun