Mohon tunggu...
Niswah Mufidah
Niswah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - pelajar

Tidak ada yang mustahil ketika kita terus mencoba dan berusaha dan tak lupa selalu ikhtiar dan tawakkal kepada Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nyatanya Emosi Lebih Penting dari IQ

26 Oktober 2018   01:53 Diperbarui: 26 Oktober 2018   03:07 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sinshejerryi.blogspot.com

Banyak orang yang menyangkal bahwasanya seseorang yang memiliki IQ yang tinggi akan mempunyai hidup mapan mulai dari karir yang bagus, lapangan kerja yang menjanjikan, pendidikan yang sukses serta aspek lainnya dikarenakan pengetahuan yang didapat dari berbagai pengalaman serta pendidikan formal maka mereka cenderung memiliki banyak keterampilan, tidak jarang orang yang seperti ini kerap kali dijadikan sebagai pemimpin. 

Namun bagaimana jika kecerdasan IQ tak menjamin kehidupan seseorang dalam bersosialisasi dalam lingkungan sekitar atau mengatur secara benar dan teratur dalam mengatur emosi, baru-baru ini pembicaraan mengenai topik tentang kecerdasan sosial-emosional mulai menjadi topik hangat yang siap disajikan dalam beberapa waktu kedepan artinya bahwasanya kecerdasan IQ saja tidak cukup menjamin kehidupan seseorang lebih baik kecerdasan sosial-emosional pun harus bisa menguasai dengan baik.

Kemampuan emosional yang dimiliki seseorang dapat digunakan dalam mengatur dunia sosial organisasi untuk mengatur kemajuan.Lalu apa sih yang dimaksud dengan kecerdasan emosional itu sendiri?, John D. Mayer Of New Hampshire menyampaikan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memikirkan dan menggunakan emosi untuk meningkatkan kemampuan berpikir. Kemampuan untuk merasakan emosi dengan benar, mengelola bentuk emosi untuk membantu pikiran, memahami emosi dan pengetahuan tentang emosi, untuk merefleksikan emosi sehingga dapat mengatur emosi sejalan dengan pertumbuhan intelektual.

Ketika hubungan antara seseorang dengan sebuah objek tidak membaik hal ini menandakan bahwasanya objek atau seseorang tersebut belum bisa mengenali tentang emosi masing-masing. Kecerdasan emosi mengarah pada kemampuan untuk mengenali makna emosi dan hubungan, serta menggunakannya sebagai alat untuk melakukan penalaran dan memecahkan sebuah masalah.

Beberapa tahap kecerdasan emosional menurut John D. Mayer tahap pertama adalah merasakan emosi, kemampuan untuk mengenali emosi di wajah: kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, dan kemarahan. Kemampuan seseorang dalam memahami emosi secara aktual melalui raut wajah atau suara orang lain merupakan poin permulaan untuk memahami emosi secara lebih mendalam.

Tahap kedua adalah menyampaikan bahwasanya ketika keadaan emosi membaik dan enjoy maka hal itu akan mendorong otak untuk terus berpikir kreatif.

Tahap ketiga memahami emosi, kemampuan manusia untuk memahami informasi emosi yang disalurkan dalam sebuah hubungan, berpindahnya satu emosi ke emosi lainnya. contohnya kebahagiaan biasanya mendorong orang untuk bergabung dengan orang lain berbagi kasih dan hal lainnya yang membuat mereka bahagia, marah mendorong orang mempunyai keinginan untuk menyakiti lingkungan sekitarnya.

Keempat adalah mengelola hal ini bisa dilakukan saat ia sudah paham akan emosi. "ketika seseorang berada di zona kenyamanan emosional, maka hal ini memungkinkan ia untuk mengelola emosi seseorang dan orang lain sehingga dapat mengembangkan diri sendiri dan orang lain". 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun