Mohon tunggu...
Nissa Shabrina
Nissa Shabrina Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Menulis setiap kali butuh.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mahir Bahasa Asing, Abai Bahasa Sendiri

26 November 2024   14:06 Diperbarui: 26 November 2024   14:15 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Pexels

Bahasa Inggris seharusnya tak lagi menjadi bahasa asing di Indonesia. Dewasa ini, bahasa Inggris sudah begitu menjamur dan mudah ditemukan di berbagai tempat. Kita bisa menjumpainya di atas papan informasi, di dalam selebaran iklan, bahkan di antara produk yang kita gunakan sehari-hari. Tanpa kita sadari, bahasa internasional ini sudah begitu terkenal di Indonesia. Misalnya di dalam dunia pendidikan, bahasa Inggris tidak lagi sekadar salah satu mata pelajaran yang hanya dipelajari seminggu sekali. Kini, banyak sekolah yang menggunakannya sesering mungkin. Sekolah kerap mengadakan kompetisi  bahasa Inggris dan mengirim murid-muridnya untuk ikut serta. Sedangkan yang lainnya membangun sekolah bilingual  bahkan menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa utama di ruang kelas. 

Bahasa Indonesia dalam Ranah Pendidikan

Beberapa kali saya menemukan siswa yang sangat mahir berbahasa  Inggris sejak masih sangat belia. Kemampuannya menguasaai bahasa asing ini datang dari lingkungan rumah atau permainan yang dimainkan pada gawai. Hal ini jelas merupakan fenomena yang sangat baik, mengingat pesatnya kemajuan globalisasi pada saat ini. Namun sayangnya, apabila mereka ditanya tentang bahasa tanah air, mereka seringkali kelabakan.  

Murid yang lancar berbahasa Inggris justru kesulitan memahami literasi bahasa Indonesia. Beberapa dari mereka tidak memahami kosa kata sederhana. Sedangkan siswa lainnya kesusahan memahami makna dari naskah yang singkat. Juga ada yang kesulitan merangkai kalimat sempurna dengan bahasa  Indonesia. Murid-murid yang mahir berbahasa Inggris ini justru membaca bahasa Indonesia dengan terbata-bata. Hal ini sangatlah memprihatinkan. Seolah menunjukkan bahwa bahasa Inggris lebih dekat dengan para murid, dibandingkan dengan bahasa tanah air, bahasa Indonesia. 

Bahasa Asing yang Sedekat Nadi

Bergeser dari ruang pendidikan, bahasa Inggris tentu saja juga marak ditemukan di ruang-ruang publik, industri profesional, bahkan sampai ke media sosial. Salah satu mal terkemuka di Indonesia pernah mengumumkan permintaan maaf atas kelalaiannya hanya dengan menggunakan bahasa Inggris. Mal tersebut tidak menggunakan terjemah Indonesia sama sekali. Padahal mal tersebut memiliki nama Indonesia, terletak di Negara Indonesia, dan tentu saja pengunjungnya didominasi oleh warga Indonesia. 

Sedangkan di industri profesional, kebanyakan dari kita mengirim surat elektronik menggunakan bahasa Inggris, tidak peduli apakah sang penerima berasal dari Indonesia bagian mana. Adapun di sosial media, anak muda lebih sering menuliskan keluh kesah mereka menggunakan bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indonesia.

Kenapa Bahasa Inggris Dibanding Bahasa Indonesia?

Ada beberapa alasan mengapa bahasa Inggris lebih sering digunakan  dibandingkan bahasa  Indonesia. Penggunaan bahasa Inggris seringkali dianggap lebih bergengsi, profesional, dan modern. Kebanyakan orang merasa bahwa bahasa Inggris memiliki tingkatan lebih tinggi dan jauh lebih berkelas. Tentu saja ini merupakan pemahaman yang sangat keliru. Bahasa seharusnya digunakan sesuai dengan fungsinya, sebagai alat berekspresi, berkomunikasi, dan berdiskusi. Tidak ada bahasa yang berkedudukan lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain, yang ada hanyalah mau atau tidaknya kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas diri sendiri.

Ayo Berbahasa Indonesia, Ayo Berbudaya

Kita semua harus mengingat kembali rumusan Trigatra Bangun Bahasa : Utamakan bahasa Indonesia; lestarikan bahasa daerah; kuasai bahasa asing. Jika diperhatikan kembali urutannya, hal pertama adalah mengutamakan bahasa Indonesia yang diikuti dengan melestarikan bahasa daerah. Sedangkan bahasa asing jelas berada di urutan paling terakhir. Inilah yang seharusnya menjadi acuan kita tentang posisi bahasa itu sendiri. Mengutamakan bahasa Indonesia dibanding bahasa asing. Menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa asing. Mencintai bahasa Indonesia ketimbang bahasa asing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun