Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Bijak Mengelola Keuangan, Paksaan atau Pilihan?

29 Juni 2018   09:49 Diperbarui: 30 Juni 2018   03:32 3215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay/Rawpixel)

Pasangan sangat dianjurkan untuk saling terbuka tentang kondisi keuangan masing-masing sebelum dan selama pernikahan.  Di kota besar, banyak pasangan yang membuat perjanjian pra-nikah (pre-nuptial agreement) sebagai pedoman dalam kehidupan berumah-tangga kelak, termasuk tentang pengaturan keuangan.

Sejatinya menurut teori dalam psikologi sosial menurut Cialdini (2008), "setiap individu itu pada dasarnya selalu termotivasi untuk menjaga konsistensi citra diri yang positif (positive self-image)".  Konsistensi tersebut akan semakin efektif melalui adanya komitmen, terlebih lagi jika komitmen tersebut juga diketahui oleh orang lain selain si pembuat komitmen.  Maka, pasangan dapat menjadi pengingat bagi satu sama lain jika komitmen keuangan yang telah disepakati bersama mulai keluar jalur. 

3. Gaya Hidup

Identifikasi Masalah:

Lebih fokus dengan gaya hidup saat ini tanpa memikirkan masa depan

Alternatif Solusi:

Wajib diingat, hidup bukan hanya untuk hari ini.  Sayangnya, mayoritas orang -- bahkan yang paham keuangan sekalipun -- pasti satu waktu pernah terjebak dengan fenomena present bias yaitu "kecenderungan banyak orang yang lebih memprioritaskan untuk menerima manfaat yang bisa diperoleh saat ini juga daripada jika harus menunggunya di masa depan" (O'Donoghue & Rabin, 1999).

Padahal, kondisi kesehatan dan produktivitas seseorang terus menurun.  Kerja lembur di usia 20-an hingga 30-an biasanya tidak terlalu dianggap sebagai beban karena dianggap sebagai salah satu cara untuk peningkatan karir.  Namun, setelah usia 40-an, jam kerja yang panjang tanpa kepastian promosi jabatan pastinya bukan menjadi pilihan karir yang utama.

Oleh karena itu, segeralah memiliki tabungan dan investasi serta asuransi rutin -- bisa dimulai dari menyisihkan sebesar 10% dari penghasilan setiap bulannya - yang terus bertambah secara kuantitas (jumlah nominal) dan kualitasnya (bentuk dan jenisnya) sepanjang waktu. Banyak perencana keuangan yang berulangkali menyarankan bahwa nilai investasi sangat bergantung erat dengan waktu memulainya:Semakin dini investasi dimulai, semakin besar pula nilainya.

Teknik lainnya yang bisa dipakai untuk mengurangi dampak negatif present bias adalah dengan teknik visualisasi.  Sekarang tiap kali melihat para manula atau lansia yang sudah pensiun, bayangkan bahwa 3 -- 4 dekade lagi, kaum muda saat ini yang nantinya akan berada di posisi sama seperti mereka. 

4. Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun