Mohon tunggu...
Nisa Probo
Nisa Probo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hedonisme Budaya Mahasiswa

2 Juni 2017   10:38 Diperbarui: 2 Juni 2017   10:58 4797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jangan sampai mahasiswa yang sudah sadar dengan hedonisme menjadi sebuah agen persebaran fenomena hedonisme tersebut, maka dari itu penyempurnaan diri sendiri sudah sewajarnya mulai di lakukan. Hedonisme yang sudah menjadi perusak butuh kekuatan untuk tujuan dari hidup selanjutnya menjadi hal yang perlu dilakukan. Semua berawal dari pergaulan agar penolakan tersebut dapat terwujud. Sikap seseorang bisa berada ketika keadaan dalam lingkunngannya tercapai dengan maksimal, seperti hal nya hedonisme akan terbukti dengan lingkungan yang benar- benar mengerti akan sekitar kehidupan satu orang sama lain. Aktivitas kecil dalam bentuk sosial dalam kegiatan masyarakat saja sudah menunjukkan adanya penolakan.

Menghilangkan sifat yang egois akan menjadi wadah tidak terbentuknya hedonisme, misalnya dengan simpati melakukan perhatian atau dengan lebih baiknya lagi saling ber empati satu sama lain. Terdapat hal- hal yang masih perlu di lakukan lagi untuk melakukan penolakan ini. Jika suatu seorang sudah bisa meyakinkan dirinya maupun orang lain untuk keluar dari embel- embel hedonisme, dari sini semua akan berubah dan bisa mulai melakukan perubahan tersebut. Apabila semua itu terlaksana akan menjadi sebuah kalimat yang tidak wacana lagi. Akan tetapi, banyak juga orang yang mendukung hedonisme dengan menganggapnya semua itu virus kecil dan menjadi hal yang sudah biasa. Mereka juga berargumen sejatinya manusia hidup hanya untuk mencari sebuah kesenangan semata.

Sifat hedonisme selalu mengarah ke perilaku yang foya- foya. Sehingga seseorang yang masuk kedalamnya akan identik dengan mental yang tidak pernah peduli terhadap keanekaragaman hidup, tidak berfikiran atas kesusahan yang di hadapi orang lain. Hedonisme memunculkan seseorang menjadi masa bodoh dan melahirkan manusia yang anti masyarakat atau membutuhkan orang lain. Hedonisme terlihat sama dengan liberalisme dimana hidup untuk mendapatkan kebahagiaan dalam materi atau bersifat hanya sesaat saja. Kadang ia tidak peduli dengan cara apa kesenangan didapat dengan cara bagaimanapun. Menurutnya, sebuah kesenangan menjadi dasar hidup atau sebuah prinsipnya. Sesuatu yang sudah melekat akan menjadi pola hidup yang berkelanjutan. Orientasinya lebih ditujukan kearah kepuasaan dalam mengonsumsi yang sifatnya cuma sementara. Semua sudah terlihat manusiawi dalam kehidupan saat ini, karena semua hal tersebut termasuk sifat dasar dari manusia.

Setiap individu dari yang masih berusia anak- anak hingga dewasa saat ini saling berebut memperlihatkan dirinya untuk mencapai kenikmatan batin. Mencari perhatian pada khalayak umum atau popularitas saat ini mulai di gemari. Padahal gaya hidup yang di tonjolkan hanya untuk memperoleh kesenangan individu. Sehingga sudah jelas jika hedonisme dalam kehidupan ini menggali kesenangan dan menikmati sebuah kepuasan supaya terpampang dalam arus sosialnya. Mahasiswa sudah sepantasnya melakukan upaya untuk menghindari virus hedonisme yang terus berkembang. Saatnya menjadi mahasiswa yang kritis akan kehidupan disekitar tanpa terpengaruh dengan gaya hidup berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun