Mohon tunggu...
Nisa Najma Dliya
Nisa Najma Dliya Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Nisa Najma Dliya - XI MIPA 3 - SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Amelia, Serial Anak-anak Mamak" Karya Tere Liye

9 Maret 2021   19:29 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:54 5432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Penerbit Republika

C. Isi Resensi

a) Sinopsis 

Amelia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Amelia merupakan seorang anak yang memiliki banyak impian. Ia ingin pergi ke kota Kabupaten dan menemulan hal-hal baru.  Namun, Amel selalu diledek oleh kakak laki-lakinya, Burlian dan Pukat, bahwa ia harus menunggu rumah, tidak boleh kemana-mana saat dewasa nanti karena kewajiban seorang anak bungsu adalah menunggu rumah apalagi kalau anak bungsunya perempuan.

Di rumah selalu diledek, di sekolah pun ia harus menghadapi kesulitan dengan beberapa temannya.  Sebagai anak yang dipercaya di kelasnya, ia diminta untuk membantu Pak Bin, yang juga merupakan satu-satunya guru di sekolah Amelia. Pak Bin harus mengajar enam kelas sekaligus dalam sehari. Walaupun hanya ada dua belas anak dalam kelas Amelia, pasti saja ada anak yang jahil, suka membantu, nakal, bahkan bandel.  Ia harus membantu Pak Bin untuk menemani teman di kelasnya, Chuck Norris, yang dikenal sangat nakal dan bandel bahkan selalu membuat keributan di sekolahnya. Walaupun ia mengalami masa-masa sulit, Amel tidak putus asa dan selalu berusaha untuk membantu Norris. Lama berteman dengan Norris, Amel akhirnya mengetahui rahasia keluarga dan bakat terpendam Norris.

Tidak hanya itu, Amel juga memiliki seorang paman yang sangat hebat, yaitu Paman Unus, yang selalu mengajaknya bertualang ke hutan-hutan terdalam di kampungnya.  Hingga suatu saat ia dan pamannya menemukan sebuah pohon kopi dengan biji terbaik. Setelahnya mereka berusaha membujuk para warga untuk ikut mengganti pohon kopi mereka dengan pohon kopi yang baru dan lebih baik.  Kira-kira berhasilkah mereka membujuk para warga untuk mengganti pohon kopi mereka dengan yang lebih baik? Apakah Amelia berhasil mewujudkan cita-citanya untuk menjelajah dunia luar?

b) Kelebihan Novel

  • Banyak pelajaran yang dapat diambil dari tokoh-tokoh dalam novel "Amelia". Kita bisa melihat kegigihan dan sikap pantang menyerah dalam diri Amel, Pak Bin, bahkan dari Norris yang awalnya adalah biang onar.
  • Para orang tua juga dapat mencontoh parenting skills dari Mamak, Bapak, dan Paman Unus. Mereka berusaha mendengarkan dan memahami masalah yang dihadapi Amel. Mereka menuntun dan membantu Amel menghadapi masalahnya tanpa sikap menggurui.
  • Alur ceritanya tersusun dengan apik. Walaupun mudah dipahami, tetapi tidak mengurangi rasa penasaran pembaca terhadap plot cerita.
  • Tere Liye berhasil memberikan gambaran tentang hubungan antara kakak dan adik juga orang tua dan anak dengan natural.


c) Kekurangan Novel

Salah satu masalah yang dibahas di bagian akhir novel "Amelia" adalah usaha Amel dan kawan-kawannya untuk mengajak warga desa menanam biji kopi unggul yang ditemukan ia dan Paman Unus. Setelah usaha yang panjang dan melelahkan, Amel berhasil meyakinkan para warga. Sayangnya, akibat banjir bandang yang menerpa kampung, ladang kopi unggulan yang terletak di dekat tepi sungai hancur. Penulis tidak menjelaskan lebih lanjut apa langkah yang diambil penduduk setelah banjir mereda. Tidak disebutkan juga bagaimana reaksi-reaksi warga saat tragedi tersebut terjadi.

d) Rumusan Kerangka Buku

  1. Si Tukang Ngatur-Ngatur
  2. Aku Tidak Mau Jadi Anak Bungsu
  3. Sekolah Diliburkan Mendadak
  4. Memetik Jamur
  5. Perasaan Bersalah
  6. Hukuman Bapak
  7. Panggil Aku"Eli"
  8. Mendikte Buku IPA
  9. Membantu Teman
  10. Percakapan Sore Hari
  11. Balajar Mengarang
  12. Belajar Bersama
  13. Masa Lalu Norris
  14. Pasar Kalangan
  15. Ujian Lisan Peta Dunia
  16. Lima Kuntum Bunga Matahari
  17. Panen Ladang Kopi
  18. Rencana-Rencana Bapak
  19. Survei dari Kota
  20. Doa-Doa Terbaik
  21. Melarikan Diri
  22. Melepas Kak Eli Pergi
  23. Palajaran Mencangkok
  24. Petualangan ke Tanah Malaka
  25. Kasih Sayang Mamak
  26. Pohon Raksasa
  27. Pertemuan Tetua Kampung
  28. Rencana-Rencana Besar
  29. Kultur Jaringan
  30. Gunjing Tetangga
  31. Berkeliling Kampung
  32. Cita-Cita Kau Apa?
  33. Pertemuan Besar

e) Tinjauan Bahasa

Penulis menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Sebagian besar novel ini ditulis dengan bahasa Indonesia (umum) untuk mempermudah pembaca memahami plot cerita. Di sisi lain, penulis juga menyelipkan bahasa daerah dan bahasa asing yang sesuai dengan setting cerita. Walaupun tidak kental dengan kalimat bernuansa puitis, Tere Liye berhasil menciptakan cerita yang penuh dengan percakapan-percakapan yang menyentuh nurani pembacanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun