Mohon tunggu...
Khumairotun Nisa
Khumairotun Nisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Current student in University of Jember

Faculty of engineering, Urban and Regional Planning

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pertanian 4.0 dan Society 5.0

4 Januari 2021   12:54 Diperbarui: 4 Januari 2021   12:55 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Revolusi industri merupakan sebuah perubahan cara hidup manusia dan proses kerja secara fundamental, dimana adanya kemajuan teknologi informasi dapat mengintegrasikan dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak disiplin ilmu. Munculnya revolusi industri 4.0 membut wajah baru dalam fase kemajuan teknologi. Pada revolusi industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Dengan lahirnya teknologi digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan manusia diseluruh dunia. Disisi lain dunia ini akan memasuki era Society 5.0 atau masyarakat 5.0. Society 5.0 didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruan fisik.

Pertanian masa depan merupakan pertanian berkelanjutan yang mempertahankan keberlangsungannya. Teknologi pada masa depan pasti akan terus berkembang. Salah satu yang akan meningkat pada masa depan adalah pertanian berteknologi tinggi seperti indoor farming. Pertanian berteknologi tinggi ini nantinya akan sangat produktif dan produk yang dihasilkan bermutu tinggi. Selain itu, pertanian ini juga dapat mengatasi permasalahan hama sehingga dapat mengasilkan sumber makanan yang berkualitas.

Revolusi industri 4.0 dalam sektor agrikultur lebih dominan terjadi di Eropa. Hal ini disebabkan oleh adanya bencana demografi, yaitu keadaan dimana jumlah penduduk yang berusia produktif lebih sedikit dibanding penduduk yang berusia non-produktif sehingga tenaga penduduk harus digantikan dengan teknologi. Sedangkan di Indonesia sendiri, revolusi industri 4.0, terutama di sektor pertanian belum begitu berhasil berkembang.

Jadi, apa saja teknologi dan solusi baru yang ada Pertanian 4.0 yang bisa memberi harapan pada masalah kelangkaan pangan? Tiga tren umum di mana teknologi menunjukkan solusi dengan berpotensi tinggi untuk mendukung sistem:

1. Memproduksi secara berbeda dengan menggunakan teknik baru

2. menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan produksi dan penyaluran pangan pada konsumen, meningkatkan efisiensi dalam rantai makanan

3. Memadukan teknologi lintas industry

Beberapa teknologi baru yang dapat diterapkan pada situasi pertanian 4.0 adalah sebagai berikut :

  • Hydrophonics
  • Algae Feedstock
  • Desert Agriculture dan seawater farming
  • Bioplastic

Dalam  penerapannya Indonesia masih perlu banyak belajar dari negara lain, namun sebelum itu sebaiknya dipenuhi dahulu kebutuhan masyarakatnya.  Sebagai seorang perencana untuk ikut serta dan berperan dalam pertanian masa depan, yaitu dengan merencanakan penggunaan lahan, peningkatan infrastruktur, dan peningkatan pendidikan bagi penduduknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun