PERAN STRATEGIS TENAGA KESEHATAN DALAM MENGHADAPI KESEHATAN MENTAL ERA DIGITAL
KHONSA ZAHROTUN NISA/ 191251064
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memiliki sejarah yang panjang yang mencerminkan kemajuan sektor kesehatan di Indonesia. Dengan berjalannya waktu dan meningkatnya fokus pada kesehatan masyarakat dalam pembangunan negara, FKM Unair telah menjadi salah satu institusi yang berperan krusial dalam mendidik profesional kesehatan yang berkualitas, kompeten, dan siap menghadapi tantangan global.
FKM Unair didirikan untuk memenuhi demand sumber daya manusia dalam bidang kesehatan masyarakat. Proses pembentukan FKM dimulai pada tahun 1953, ketika Universitas Airlangga memutuskan untuk membuka program pendidikan kesehatan. Pada masa itu, perhatian terhadap kesehatan masyarakat di Indonesia masih sangat minim. Dengan hadirnya Fakultas Kesehatan Masyarakat, diharapkan dapat menghasilkan ahli yang mampu menyelesaikan beragam masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.
Perkembangan teknologi digital memberikan pengaruh besar dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan. Di satu sisi, kemajuan teknologi mempermudah akses terhadap informasi serta layanan kesehatan. Namun, di sisi lain, era digital juga menghadirkan tantangan baru dengan meningkatnya jumlah kasus gangguan kesehatan mental. Paparan media sosial, tuntutan untuk menunjukkan citra diri yang ideal, informasi yang berlebihan, dan isolasi sosial menjadi penyebab munculnya krisis kesehatan mental, terutama di kalangan remaja dan generasi muda. Dalam menghadapi masalah ini, tenaga kesehatan (nakes) memiliki peran penting dalam menangani isu kesehatan mental yang semakin rumit.
Pertama, tenaga kesehatan berperan dalam memberikan edukasi serta promosi mengenai kesehatan mental. Dengan menggunakan media digital, nakes dapat mendistribusikan informasi akurat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, cara mengelola stres, hingga mengenali tanda-tanda awal gangguan psikologis. Edukasi ini sangat krusial untuk memerangi penyebaran informasi tidak benar (hoax) serta stigma yang masih ada seputar masalah kesehatan mental.
Kedua, tenaga kesehatan memiliki andil signifikan dalam deteksi awal dan pencegahan. Dengan memanfaatkan teknologi digital seperti aplikasi kesehatan atau telemedicine, nakes bisa melakukan skrining awal terhadap keadaan psikologis pasien. Deteksi awal memungkinkan intervensi lebih cepat agar gangguan mental tidak bertambah parah.
Ketiga, tenaga kesehatan memiliki peran dalam memberikan layanan dan pendampingan berbasis teknologi. Era digital menciptakan peluang besar bagi nakes untuk menawarkan layanan konseling online, terapi jarak jauh, dan kelompok dukungan virtual. Hal ini memungkinkan masyarakat yang enggan untuk datang ke fasilitas kesehatan tetap menerima layanan dengan cara yang lebih fleksibel dan aman.
Selain itu, tenaga kesehatan juga perlu memperkuat kerjasama antar sektor. Masalah kesehatan mental tidak dapat diatasi hanya melalui tindakan medis, melainkan juga perlu melibatkan keluarga, institusi pendidikan, pemerintah, serta komunitas. Kerjasama ini dapat memperkuat jaringan dukungan sosial yang sangat penting dalam pemulihan pasien.
