Mohon tunggu...
Nisa
Nisa Mohon Tunggu... universitas sebelas maret

Menulis menjadi suatu hal yang saya tekuni dalam hal menuangkan gagasan yang saya kritisi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transisi Energi

18 April 2025   23:54 Diperbarui: 18 April 2025   23:54 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menyongsong Masa Depan Energi yang Lebih Bersih dan Berkelanjutan

Transisi energi, dalam pengertian paling dasar, merujuk pada pergeseran dari ketergantungan pada sumber energi fosil ke penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan, terbarukan, serta berkelanjutan. Di tengah tantangan besar yang dihadapi oleh perubahan iklim global, transisi energi menjadi salah satu solusi utama untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga kestabilan iklim bumi. Namun, transisi energi bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Ini melibatkan perubahan mendalam dalam cara kita menghasilkan, mendistribusikan, serta mengkonsumsi energi. Artikel ini akan membahas apa itu transisi energi, tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Mengapa Transisi Energi itu Penting?
Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2021 menegaskan bahwa untuk menghindari dampak perubahan iklim yang lebih parah, kita harus membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius di atas level pra-industri. Salah satu cara paling efektif untuk mencapai tujuan ini adalah melalui transisi energi yang cepat dan menyeluruh. Energi yang kita gunakan saat ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, maupun gas alam. Sumber energi ini, meskipun telah menggerakkan roda ekonomi global selama lebih dari dua abad, berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.

Pada saat yang sama, sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, dan biomassa semakin terbukti dapat menjadi alternatif yang andal dan ramah lingkungan. Sumber-sumber energi ini tidak hanya lebih bersih namun juga tersedia dalam jumlah yang melimpah dan dapat diperbaharui. Oleh karena itu, transisi energi menjadi kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, serta menciptakan ketahanan energi global.

Tantangan dalam Transisi Energi

Walaupun transisi energi menawarkan banyak keuntungan, perjalanannya tidaklah mudah. Salah satu tantangan terbesarnya yakni ketergantungan kita yang sangat dalam pada energi fosil. Banyak negara, terutama yang mengandalkan industri berbasis energi fosil, menghadapi kesulitan dalam beralih ke sumber energi terbarukan karena faktor ekonomi, sosial, maupun politik. Pekerjaan yang terkait dengan sektor energi fosil juga menciptakan hambatan sosial yang dapat memperlambat transisi ini.

Selain itu, infrastruktur energi yang ada saat ini, seperti pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan jaringan distribusi energi, masih sangat bergantung pada sistem konvensional yang sulit untuk digantikan begitu saja. Proses untuk mengganti infrastruktur yang ada dengan sistem energi terbarukan yang lebih modern membutuhkan investasi besar dan waktu yang panjang.

Tantangan lainnya adalah intermittency dan variability dari sumber energi terbarukan, terutama energi matahari dan angin. Karena kedua sumber energi ini sangat bergantung pada kondisi alam, pasokan energi dari kedua sumber tersebut bisa berfluktuasi. Sebagai contoh, energi matahari hanya dapat dipanen saat ada sinar matahari, dan energi angin hanya dapat diproduksi saat ada angin yang cukup kuat. Oleh karena itu, teknologi penyimpanan energi dan sistem distribusi yang fleksibel sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Langkah-Langkah untuk Menghadapi Transisi Energi
Untuk berhasil melakukan transisi energi, beberapa langkah kunci perlu diambil. Salah satunya adalah mempercepat pengembangan dan penerapan teknologi energi terbarukan. Saat ini, teknologi pembangkit energi terbarukan sudah semakin efisien dan terjangkau. Misalnya, harga panel surya dan turbin angin telah mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya lebih ekonomis dan dapat diakses oleh lebih banyak negara dan individu.

Selain itu, penyimpanan energi menjadi aspek yang sangat penting dalam transisi ini. Teknologi penyimpanan energi, seperti baterai berkapasitas besar atau sistem penyimpanan energi berbasis hidrogen, dapat membantu mengatasi masalah intermittency dari sumber energi terbarukan. Dengan adanya teknologi penyimpanan ini, energi yang dihasilkan pada saat pasokan berlimpah (misalnya saat ada banyak sinar matahari atau angin kencang) dapat disimpan dan digunakan saat permintaan energi meningkat atau ketika kondisi alam tidak mendukung.

Pentingnya kebijakan dan dukungan pemerintah juga tidak bisa diabaikan. Negara-negara di seluruh dunia perlu memiliki kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan, seperti memberikan insentif fiskal untuk investasi di sektor energi hijau, membangun infrastruktur yang mendukung distribusi energi terbarukan, serta meningkatkan penelitian dan pengembangan teknologi baru. Di Indonesia, misalnya, pemerintah telah menetapkan target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Meskipun target ini ambisius, pencapaiannya akan sangat bergantung pada dukungan kebijakan yang kuat dan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat.

Peran Masyarakat dalam Transisi Energi
Selain peran pemerintah dan industri, masyarakat juga memiliki peran penting dalam transisi energi. Kesadaran akan pentingnya penggunaan energi yang ramah lingkungan perlu ditumbuhkan melalui pendidikan dan informasi yang tepat. Penggunaan energi secara efisien, seperti mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak digunakan, serta memilih sumber energi terbarukan di rumah, dapat memberikan kontribusi positif terhadap transisi energi.

Tidak hanya itu, masyarakat juga harus didorong untuk mendukung kebijakan energi hijau dan berperan aktif dalam penggunaan energi terbarukan. Misalnya, masyarakat dapat berinvestasi dalam panel surya di rumah mereka, yang tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil, melainkan juga memberikan manfaat ekonomi jangka panjang dengan mengurangi tagihan listrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun