Kalau dengar kata pajak, jujur aja, apa yang langsung terlintas di pikiranmu? Ribet? Gak ngerti? Atau jangan-jangan kamu malah belum pernah mikir soal pajak sama sekali? Wajar kok. Generasi Z Â yang sekarang sedang ramai-ramainya bangun bisnis kecil, kerja lepas dari rumah, dan jadi content creator seringkali tidak diajak "ngobrol" serius soal pajak sejak dini.
Padahal, mau kita suka atau enggak, sistem pajak itu menyangkut kehidupan kita sehari-hari: jalanan yang kita lewati, sekolah negeri tempat kita belajar, bahkan akses internet di daerah-daerah yang masih berkembang. Semua itu bisa terjadi karena ada yang bayar pajak. Dan satu waktu nanti, kita akan ikut ambil bagian di dalamnya.
Masalahnya, banyak dari kita tumbuh dengan anggapan bahwa pajak itu "beban", bukan bentuk kontribusi. Pemerintah pun kadang lebih sibuk menagih ketimbang mengedukasi. Padahal, Gen Z itu generasi paling concern soal keadilan sosial, pemerataan, dan transparansi. Kalau saja sistem pajak dikemas dengan pendekatan yang jujur dan relevan, kita bukan cuma mau bayar, tapi juga mau awasi ke mana larinya.
Makanya, ini saatnya Gen Z mulai melek pajak. Bukan karena takut ditagih, tapi karena sadar: kontribusi kecil kita hari ini bisa bantu bangun negeri yang lebih adil besok. Pajak bukan sekadar angka di laporan keuangan, tapi cermin tanggung jawab dan solidaritas.
Kalau generasi sebelumnya bisa bangga dengan gotong royong, kita pun bisa dalam bentuk yang lebih modern: gotong royong lewat pajak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI