Mohon tunggu...
Nirwanti Wanti
Nirwanti Wanti Mohon Tunggu... Guru - JALANI SAJA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biar takdir menentukan segalanya..

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Wawasan Al-Quran dan Hadits tentang Sikap Peduli Lingkungan dan Sosial

18 Januari 2020   22:52 Diperbarui: 12 April 2021   20:00 10918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawasan Al-Quran dan Hadits terkait lingkungan dan sosial (Sumber : Anis Couqelet via unsplash.com)

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang didalamnya tidak hanya mengatur hubungan mannusia dengan tuhannya ( hablu minallah ) saja tapi pada lingkungan sosial dan juga pada lingkungan alam sekitar  ( hablu minannas ). Hal ini menunjukan islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan baik secara vertikal maupun horizontal.

Lingkungan yang berada disekeliling kita baik berupa benda - benda hidup seperti binatang dan tumbuh - tumbuhan ataupun berupa benda - benda mati harus dijaga kelestariannya. 

Karena Apabila lingkungan yang berada disekeliling kita tidak kita pelihara , maka kemungkinan akan membawa mudarat bagi kita, sebaliknya jika linkungan kita dipelihara , maka akan dapat memberikan kesejah teraan bagi kita.

Alam secara tidak langsung akan memberikan respon bagi setiap perlakuan padanya. Jika manusia berbuat kebaikan , maka alam pun akan merespon dengan hal yang baik pula. 

Sebaliknya,  jika manusia memperlakukan alam ini dengan semena-mena maka tentu hal buruk akan terjadi pada manusia itu sendiri entah itu berupa bencana, kerusakan alam ataupun yang lainnya. Hukum kausalitas akan selalu ada bagi setiap perlakuan manusia terhadap alam ini.

Begitu juga dengan kepedulian sosial yang juga tidak kalah pentingya sehingga Allah mewahyukan di dalam ayat-ayat-Nya dalam al-Qur'an.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:
Artinya; :
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa". (QS:Al Baqarah: 177)

Jadi disini jelas segala perbuatan ibadah apapun itu yang disebut sebagai kebajikan atau amal shaleh juga harus diikuti dengan penghayatan dan perasaan saling mengasihi sesama manusia, peduli pada orang lain itulah yang disebut kebajikan, dan orang yang berbuat demikian adalah orang yang bertaqwa.

Allah mengecam orang-orang yang menumpuk-numpuk harta hanya untuk mengejar simbol, meraih kekuasaan dan kesenangan hidup didunia saja tanpa peduli dengan kesusahan sesama, dan kepedulian sosial. Dan Allah swt mengancam orang yang berbuat demikian dengan neraka jahim.

  • Rumusan Masalah

Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk menjelaskan secara rinci mengenai Kepedulian lingkungan dan sosial di dalam konsep agama islam, dengan sebuah rumusan masalah, "Apakah Wawasan Al Qur'an Dan Hadits Tentang Sikap Peduli Lingkungan Dan Peduli Sosial?"

  • Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Aspek-aspek Islam dalam hal memaknai kepedulian lingkungan dan kepedulian sosial terhadap sesama.

BAB II

PEMBAHASAN

  • Tujuan Penciptaan Manusia
  • Sebelum kita membahas tentang sikap peduli lingkungan dan peduli sosial, mari kita simak terlebih dahulu tentang tujuan allah menciptakan manusia.
  • Untuk bisa bersyukur dan menghayati betapa besarnya karunia Allah pada manusia, maka itu perlu kiranya manusia mengetahui apa tujuan penciptaan dirinya atau tujuan hidup menurut islam sesuai apa yang dikatakan oleh Allah. 
  • Dengan mengetahui hakikat penciptaan manusia, maka manusia akan mengarahkan hidupnya untuk tujuan hidup yang telah Allah tentukan serta berusaha sekuat mungkin untuk mendapatkan akhir terbaik dari tujuan hidupnya. Berikut adalah penjelasan mengenai tujuan penciptaan manusia.

1. Mengabdi Kepada Allah SWT Sebagai Illah

"Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku" (QS Adzariyat : 54)

Allah adalah Zat Yang Maha Agung yang menciptakan manusia. Allah menciptakan manusia dengan kekuasaanya dan kemaha dahsyatannya membuat manusia tidak ada pilihan selain dari mengabdi dan melakukan apa yang Allah inginkan. 

Bahkan ketika memilih untuk tidak taat dan patuh pun manusia lah yang akan merugi. Allah telah memberikan jalan terbaik dan dampak yang baik akan didapatkan oleh manusia. Untuk itu akan sangat banyak manfaat beriman kepada Allah SWT yang akan menyelamatkan bukan menyesatkan kita.

Konsep manusia menurut islam semata-mata untuk mengabdi atau melaksanakan ibadah kepada Allah. Ibadah sendiri berasal dari kata Abada yang artinya adalah sebagai budak. Untuk itu manusia hakikatnya adalah sebagai budak atau hamba dari Allah. 

Seorang budak atau hamba tidak lain pekerjaannya adalah mengikuti apa kata majikannya, menggantungkan hidup pada majikannya, dan senantiasa menjadikan perkataan majikannya sebagai tuntunan hidupnya.

Perintah Allah untuk taat dan menyembah Allah adalah sebagai bentuk kasih sayang Allah agar manusia tidak merugi. Ketika manusia menyembah atau menjadikan hal lain sebagai Illah atau Tuhannya, maka dia tidak akan mendapatkan apa-apa selain kerugian. 

Untuk itu Allah memerintahkan manusia untuk beriman pada rukun iman dan melaksankaan rukun islam sebagai tuntunan dasar islam.

2. Menjadi Khalifah fil Ard dan Tidak Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

Tugas manusia adalah menjadi khalifah di muka bumi. Khalifah sendiri bisa bermakna pemimpin atau penggganti. Misi ini adalah hakikat manusia menurut islam yang harus dilakukan. 

Untuk mengetahui apa sebetulnya makna khalifah maka perlu memahaminya lebih dalam lagi dengan pendekatan ayat Al-Quran.

  • Manusia Menjadi Pemimpin-Pengelola di Muka Bumi

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." 

Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" 

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS : Al Baqarah : 30)

Bentuk pengabdian manusia kepada Allah salah satunya adalah menjalankan misi hidupnya sebagaimana yang telah Allah berikan untuk menjadi Khalifah fil Ard. Khalifah artinya adalah pemimpin. 

Tugas pemimpin adalah mengelola dan memperbaiki agar hal yang diatur dan dipimpinnya menjadi baik. Pemimpin atau Khalifah bukan arti sebagai status yang menjalankannya hanya orang-orang tertentu.

Khalifah di muka bumi dilakukan oleh semua orang dan di semua lingkup. Keluarga, pekerjaan, lingkungan sekitar, masyarakat, dan negara adalah lingkup dari khalifah fil ard. 

Untuk menjalankannya maka kita membutuhkan ilmu pengetahuan dan skill untuk bisa berkarya bagi kelangsungan dan kelancaran kehidupan manusia di bumi menjadi seimbang atau mengalami kerusakan.

  • Manusia Tidak Berbuat Kerusakan dan Melakukan Keadilan

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Al-Qasas [28] : 77)

Sebagaimana ayat diatas maka manusia sebagai khalifah dilarang untuk berbuat kerusakan, kejahatan yang mampu merusak keadilan dan kemakmuran di muka bumi, termasuk menjaga pergaulan dalam islam yang sudah diatur untuk umat islam. 

Jika kerusakan tetap dilakukan oleh manusia maka yang merugi adalah manusia itu sendiri. Tentunya manusia yang menggunakan akal dan taat kepada Allah akan sadar untuk tidak berbuat kerusakan di semua aspek kehidupannya. Apa yang Allah berikan sudah banyak dan tidak ada kurang satu apapun.

  • Menegakkan Keadilan Antar Sesama Manusia 

Sebagaimana yang disampaikan di ayat berikut, bahwa keadilan dan hak-hak manusia perlu dijaga keadilan dan keseimbangannya oleh umat manusia. Menjadi khalifah fil ard bukan hanya mengurus alam dan kondisi sendiri, melainkan juga memperhatikan hak-hak hidup orang lain dan berlaku adil. 

Hal ini menjaga kedamaian di muka bumi serta melangsungkan keadilan adalah nilai-nilai dasar dari ajaran islam yang Rasulullah SAW ajarkan kepada umat islam.

"Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan". (QS. Hud [11] : 85)

  • Apa Itu Peduli Lingkungan

Peduli berarti mengindahkan; memperhatikan dan kepedulian adalah perihal sangat peduli; sikap mengindahkan (memperhatinkan); sikap mengindahkan (memperhatinkan) sesuatu yang terjadi dl masyarakat. 

Sedangkan Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. 

Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Jadi peduli lingkungan merupakan suatu sikap mengindahkan , memperhatikan segala sesuatu yang ada di lingkungan baik itu dengan komponen biotik maupun abiotik dengan selalu menjaga kelestariannya, keseimbangannya Dan juga tidak berbuat kerusakan pada lingkungan tersebut.

  • Peduli Lingkungan Menurut Islam

Islam memberikan rambu-rambu yang cukup jelas mengenai lingkungan hidup. Salah satu Hadis Rasul yang menjelaskan mengenai pemeliharaan lingkungan hidup dalam Sunan Abu Daud:

"Barangsiapa yang memotong pohon sidrah maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka." 

Pohon sidrah adalah pohon yang terkenal dengan sebutan al-sidr. Pohon ini tumbuh di padang pasir, tahan terhadap panas dan tidak memerlukan air. Pohon tersebut digunakan sebagai tempat berteduh oleh para musafir, orang yang mencari makanan ternak, tempat penggembalaan, atau untuk berbagai tujuan lainnya.

Ancaman neraka bagi orang yang memotong pohon sidrah menunjukkan perlunya menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar kita. Hal ini dikarenakan keseimbangan (ekosistem) antara makhluk satu dengan lainnya perlu dijaga, sedangkan memotong pohon sidrah adalah salah satu bentuk perbuatan yang mengancam unsur-unsur alam yang sangat penting untuk keselamatan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa Islam cukup memberikan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Jika dilihat dalam rentang sejarah pada hakikatnya Islam telah lebih dahulu menggagas perlunya perlindungan dan penjagaan terhadap lingkungan hidup sebelum munculnya berbagai organisasi dunia yang menyerukan perlindungan dan pelestarian lingkungan (suaka alam), baik hutan ataupun lainnya sampai penetetapan hari lingkungan hidup.

Oleh karena itu, pada dasarnya apa yang dilakukan para penebang hutan secara liar (illegal logging), pencemaran udara,membuang sampah ke sungai, parit dan selokan dan seluruh perbuatan yang merusak lingkungan hidup adalah perbuatan yang tidak terpuji dan melanggar peraturan, baik itu peraturan pemerintah maupun aturan agama.

Oleh sebab itu, bencana yang dialami bangsa ini bukan karena benci dan murkanya Allah SWT, tetapi karena tindakan dan perilaku masyarakatnya yang telah melakukan pengrusakan terhadap tatanan alam yang sudah tertata secara alami. Akhirnya, alam menjadi tidak bersahabat dan akrab lagi dengan manusia dan menjadi hal yang manakutkan dan menyeramkan bagi manusia sendiri.

Dengan demikian, pesan Rasul dalam hadis di atas sekalipun begitu singkat tetapi padat makna sudah cukup menjadi bukti bahwa Islam sangat peduli dengan lingkungan hidup sekaligus untuk menciptakan masyarakat yang harus menjaga dan memahami betapa pentingnya peranan lingkungan hidup dalam kehidupan.

  • Tindakan Yang Termasuk  Pedulian Terhadap Lingkungan

1. Menanam Pohon Menurut Hadis Nabi 

 "Hadits dari Qatibah ibn Sa'id, hadits dari Abu 'Awanah dan hadits 'Abdur Rahman ibn Mubarak, hadits dari Abu 'Awanah, dari Qatadah dari Anas ra. berkata: Rosulullah SAW. bersabda: "Tidaklah seorang musim menanam tanaman atau menumbuhkan tunbuhan lalu tumbuhan itu di makan oleh burung, manusia atau hewan ternak, melainkan hal itu menjadi sedekah baginya. Berkata seorang muslim kepada kami, Aban telah menceritakan kepada kami, Qatadah telah menceritakan kepada kami, Anas telah menceritakan kepada kami dari Rosulullah Saw" (H.R Buhari)

Isi kandungan

Hadits diatas mengandung pengertian bahwa betapa mulianya orang yang menanam pohon atau mengadakan reboisasi. 

Walaupun seolah-olah itu pekerjaan yang sepele tetapi sebenarnya sangat besar manfaatnya, misalnya dari hasil tanaman tersebut ia dapat memberi makan hewan juga manusia jika tanaman yang ia tanam itu menghasilkan makanan.

Selain itu juga kalau hasil tanamannya berupa pepohonan yang besar seperti yang ada di hutan-hutan akan sangat bermanfaat atas kelestarian air. Karena akar-akar dari pohon itu dapat menyerap air sehingga dapat menghasilkan sumber air.

Dan hal ini juga ditegaskan dengan adanya hadis lain yang juga memberi kabar bahwa menanam pohon adalah sadaqah walaupun pohon atau tanaman itu tidak dimakan oleh manusia atau mahluk allah yang lain hal inin sesuai dengan hadis nabi yang berbunyi ;

"Barang siapa menanam bibit tanaman (sekalipun ) yang tidak dimakan oleh manusia dan tidak pula oleh mahluk allah melainkan allah menuliskan sadaqah baginya."

2. Menghidupkan Lahan Mati 

Alam lingkungan yang didalamnya termasuk manusia merupakan jaringan kehidupan yang menunjukkan adanya saling ketergantungan antara mahluk yang satu dengan mahluk yang lainnya.

Misalnya tanaman memerlukan air dan tanah untuk hidup sedangkan tanah memerlukan tanaman untuk resapan air dan menjaga kesuburan tanah dan menghindari erosi.

Dengan demikian maka alam lingkungan memerlukan keseimbangan untuk tetap lestari, jika salah satu bagian terganggu maka akan mempengaruhi bagian yang lain oleh karena hendaknya kita harus mengelola lingkungan agar kelestariannya tetap terjaga dan seimbang .

Allah swt berfirman dalam Al-Quran :

"Dan suatu tanah (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati, Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka dari padanya mereka makan". 

Di ayat lain, tepatnya QS. al-Haj (22): 5-6 Allah swt, berfirman :

... (5) (6)

"... Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami telah menurunkan air diatasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbu-hkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dia lah yang hak dan sesungguhnya Dia lah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Kematian sebuah tanah akan terjadi kalau tanah itu ditinggalkan dan tidak ditanami, tidak ada bangunan serta peradaban, kecuali kalau kemudian tumbuh didalamnya pepohonan. Tanah dikategorikan hidup apabila di dalamnya terdapat air dan pemukiman sebagai tempat tinggal.

Tindakan Yang Harus dihindari Dalam Upaya Peduli terhadap Lingkungan

  • Larangan mencemari air

Bentuk-bentuk pencemaran air yang dimaksud oleh ajaran Islam di sini seperti kencing, buang air besar dan sebab-sebab lainnya yang dapat mengotori sumber air. Rasululullah saw bersabda :

"Jauhilah tiga macam perbuatan yang dilaknat ; buang air besar di sumber air, ditengah jalan, dan di bawah pohon yang teduh."(HR. Abu Daud)

Rasulullah saw, juga bersabda :

(Janganlah salah seorang dari kalian kencing di air yang diam yang tidak mengalir, kemudian mandi disana. HR. Al-Bukhari)

  • Penggunaan Air Secara Berlebihan

Ada bahaya lain yang berkaitan dengan sumber kekayaan air, yaitu penggunaan air secara berlebihan. Air dianggap sebagai sesuatu yang murah dan tidak berharga. Karena hanya manusia-manusia yang berfikir yang mengetahui betapa berharga kegunaan dan nilai air. Hal ini sejalan dengan QS. al-An'am (6), yakni

(Dan janganlah kalian israf (berlebih-lebihan). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlaku israf).Ayat di atas, didukung juga oleh salah satu hadis, yakni :

"... Nabi saw, pernah bepergian bersama Sa'ad bin Abi Waqqas. Ketika Sa'ad berwudhu, Nabi berkata : "Jangan menggunakan air berlebihan". Sa'ad bertanya : "Apakah menggunakan air juga bisa berlebihan ?". Nabi menjawab: "Ya, sekalipun kamu melakukannya di sungai yang mengalir".

  • Menghindari Kerusakan dan Menjaga Keseimbangan Alam

Salah satu tuntunan terpenting Islam dalam hubungannya dengan lingkungan, ialah bagaimana menjaga keseimbangan alam/ lingkungan dan habitat yang ada tanpa merusaknya. Karena tidak diragukan lagi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di alam ini dengan perhitungan tertentu. Seperti dalam firman Nya dalam QS. al-Mulk (67):

"Allah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang. Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang."

Dengan karakteristik anak yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dalam penanaman sikap peduli terhadap lingkungan perlu metode yang sesuai agar anak termotivasi untuk melakukannya.

1. Membuang Sampah Pada Tempatnya

Pembuangan sampah pada tempatnya yang menjadi program atau kegiatan yang merupakan salah satu program kegiatan untuk pembudayaan karakter peduli lingkungan dalam lingkungan sekolah. Kegiatan ini membudayakan seluruh aparat sekolah dan siswa untuk membuang sampah pada tempat sampah.

 Sebelumnya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu: sampah basah dan sampah kering. Sampah basah dibuang pada tempat sampah warna biru, sedangkan sampah kering dibuang pada tempat sampah warna kuning. Dengan pengarahan dan bimbingan yang dilakukan oleh guru maka dengan kegiatan dapat dilakukan dengan baik.

2. Melakukan kegiatan satu hari bersih sampah

Kegiatan satu hari bersih sampah adalah merupakan kegiatan yang bisa dilakukan pada tiap sekolah dasar, yaitu dimana dalam setiap minggunya diadakan satu hari untuk kegiatan membersihkan lingkungan sekolah. Kegiatan seperti ini bisa dilakukan dengan cara:

a. Mengambil/mengumpulakan sampah dan kemudian membuang ketempat pembuangan sampah untuk dibakar

b. Membakar sampah dari bahan yang tidah mudah diurai tanah

c. Memilah sampah yang mungkin masih bisa dibuat kerajinan tangan atau daur ulang. 3. Membuat Jadwal Menyapu

  •  Pengertian Kepedulian Sosial

Kepedulian sosial adalah rasa ingin membantu kepada sesama manusia baik dalam bentuk materi maupun bantuan tenaga. Tujuan peduli dengan orang lain adalah untuk meringankan kesusahan atau kesulitan orang lain agar orang tersebut dimudahkan dalam segala kesulitannya. Seperti yang telah dibahas dalam hadist di bawah ini.

3.  Memperhatikan Kesulitan Orang Lain

a. Hadist memperhatikan kesulitan orang lain

Artinya:

"Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW. bersabda, "Barang siapa melepaskan dari seorang muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan di dunia, maka niscaya Allah melepaskan dia dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. 

Dan barang siapa member kelonggaran kepada seseorang yang susah, niscaya Allah akan memberi kelonggaran baginya di dunia dan di akhirat; dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutupi aib dia di dunia dan di akhirat. Dan Allah selamanya menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya menolong saudaranya".

Hadist di atas mengajarkan kepada kita untuk selalu memperhatikan sesama muslim dan memberikan pertolongan jika seseorang mendapatkan kesulitan.

  • Melepaskan berbagai kesusahan orang mukmin

Melepaskan kesusahan orang lain sangat luas maknanya, bergantung pada kesusahan yang sedang diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang miskin, sedangkan ia termasuk orang yang berkecukupan atau kaya, ia harus berusaha menolongnya dengan cara memberikan pekerjaan atau memberikan bantuan sesuai kemampuannya. 

Jika saudara sakit, ia berusaha menolongnya, antara lain dengan membantu memanggilkan dokter atau memberikan bantuan alakadarnya guna meringankan biaya pengobatannya. 

Atau jika saudara dililit hutang, ia berusaha untuk mencarikan jalan keluar, baik dengan memberikan bantuan agar utangnya cepat dilunasi, maupun sekedar memberikan arahan-arahan yang akan membantu saudaranya dalam mengatasi utangnya tersebut.

Orang muslim yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya seiman berarti telah menolong hamba Allah SWT. yang sangat disukai oleh-Nya dan Allah SWT. pun akan memberikan pertolongan-Nya serta menyelamatkannya dari berbagai kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Muhammad ayat 7, yang berbunyi:

Artinya:

"Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah pun akan menolong kamu semua.........." (Q.S. Muhammad: 7)

Begitu pula yang membentu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai cobaan dan bahaya, ia akan mendapat pahala yang lebih besar dari Allah SWT dan Allah SWT pun akan melepaskan dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik di dunia maupun kelak di akhirat, pada hari ketika harta benda, anak, maupun benda-benda yang selama ini dibanggakan di dunia tidak lagi bermanfaat. Pada waktu itu hanya pertolongan Allah saja yang akan menyelamatkan manusia.

Berbahagialah bagi mereka yang bersedia untuk melepaskan penderitaan sesama orang mukmin karena pada hari kiamat nanti, Allah akan menyelamatkan.

  • Memberi Lebih Baik Daripada Meminta

Artinya:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, dia telah berkata: "Sesungguhnya Rasulullah sholallahu 'alaihi wa sallam sedang berdiri di atas mimbar. Beliau membicarakan tentang sedekah dan menjaga diri dari meminta-minta. Beliau bersabda: "Tangan yang berada di atas lebih baik daripada tangan yang berada di bawah. Tangan yang berada di atas adalah yang memberi, sedangkan tangan yang berada di bawah adalah tangan yang meminta".

  • Allah senantiasa akan menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya menolong saudaranya

Jika ditelaah secara seksama, pertolongan yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya, pada hakekatnya adalah menolong dirinya sendiri.Maka orang yang suka menolong orang lain, misalnya dengan memberikan bantuan materi, hendaknya tidak merasa khawatir bahwa ia akan jatuh miskin atau ditimpa kesusahan. 

Yang paling penting dalam melakukan perbuatan yang dianjurkan syara', seperti menolong atau melonggarkan kesusahan orang lain adalah tidak mengharapkan pamrih tertentu dari orang yang ditolong, melainkan ikhlas hanya karena semata-mata didasari rasa iman dan ingin mendapatkan ridha-Nya.

Beberapa syari'at Islam, seperti zakat fitrah, antara lain dimaksud untuk memupuk jiwa kepedulian terhadap sesame mukmin yang berada dalam kemiskinan. Sebagaimana dinyatakan dalam hadist:

Artinya:

"Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih untuk orang yang shaum dari ucapan dan perbuatan yang tidak baik dan sebagai jamuan bagi orang miskin" (H.R. Abu Dawud)

5.  Meringankan Penderitaan Dan Beban Orang Lain

"Abdullah ibn Umar r.a berkata Rasulullah SAW bersabda: "Seorang muslim adalah saudaranya muslim (yang lain), dia tidak menganiaya dan menyerahkan saudaranya. Barang siapa memenuhi saudaranya, Allah memenuhi kebutuhannya. 

Barang siapa melepaskan dari seorang muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia niscaya Allah melepaskan dia dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. 

Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim niscaya Allah menutup aibnya di dunia maupun di akhirat. Dan Allah selamanya menolong hamba-Nya, selama hamba-Nya menolong saudaranya".

(Dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'I, dan Tirmidzi. Menurut Tirmidzi: hadist di atas adalah hasan sahih)

b. Menutupi aib seorang mukmin

Orang mukmin pun harus berusaha menutupi aib saudaranya.Ia harus berusaha menjaga rahasia saudaranya. Apalagi jika ia tahu bahwa orang yang bersangkutan tidak akan senang kalau aib atau rahasianya diketahui oleh orang lain. 

Namun demikian, jika aib tersebut berhubungan dengan kejahatan yang telah dilakukannya, ia tidak boleh menutupinya. Jika hal itu dilakukan, berarti ia telah menolong orang lain dalam kejahatan sehingga orang tersebut terhindar dari hukuman. Perbuatan seperti itu sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam islam. Sebagaimana firman Allah:

Artinya:

"..... janganlah kamu saling menolong dalam dosa dan permusuhan...." (Q.S. Al-Maidah: 2)

          Dengan demikian, jika melihat seseorang akan melakukan kejahatan atau dosa, setiap mukmin harus berusaha untuk mencegahnya dan menasehatinya. Jika orang tersebut sudah terlanjur melakukan perbuatan dosa, suruhlah untuk bertobat karena Allah SWT maha Pengampun dan Maha Penerima taubat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan 

1.  Hadist Jabir bin Abdullah r.a. ini merupakan larangan menelantarkan lahan, karena hal ini termasuk perbuatan yang tidak bermanfaat. 

2. Dalam menelantarkan lahan, Rosulullah S.a.w. menyarankan untuk memanfaatkan dan mengupah orang lain untuk mengelolahnya. 

3. Reboisasi adalah merupakan salah satu perbuatan yang terpuji. 

4. Allah S.w.t. menggambarkan kerusakan alam merupakan akibat dari ulah manusia itu sendiri. 

5. Alam di dunia ini rusak diakibatkan ulah dari perbuatan manusia yang munafiq.

6.  Dalam Islam, manusia tidak bisa hidup seorang diri karena manusia mempunyai sifat bersosialisasi di dalam masyarakat. Sesama muslim harus saling membantu dan menolong dalam kesulitan agar selalu memperhatikan kesusahan-kesusahan saudara-saudaranya.

7. Membantu bukan berarti orang tersebut harus babak belur didalam menyelesaikan masalah, membantu dalam arti semampu kita dan sebisa kita dalam menolong sesama saudara-saudara kita.Karena membantu tidak memiliki sifat memaksa melainkan hanya karena semata-mata mencari keridhoan Allah.

  • Saran 

Kita selaku manusia sudah seharusnya memperlakukan alam ini dengan baik dengan berbagai cara termasuk menjaganya, memeliharanya, merawatnya dan juga tidak melakukan pengrusakan terhadapnya. 

Hukum kausalitas akan terus berlaku bagi kita manusia dalam interaksinya dengan alam, marilah kita mulai dari sekarang menjaga alam ini mulai dari hal-hal yang terkecil yang sering kita anggap sepele.

DAFTAR PUSTAKA

  • Al-Qur'an dan terjemah Fuad Abdul Baqi, Muhammad. 1996. Al-Lu'lu' wal Marjan. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
  • Al-Asqalani , Ibnu Hajar. Al-Hafidz, Al-Imam "Fathul Baari", terj. Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzam. 2005
  • An-Nawawi, Imam. "Shahih Muslim di Syarhin Nawawi". terj. Wawan Djunaedi Soffandi.  Jakarta: Mustaqiim. 2003
  • Rahmad , Edi. 2013. Tuntunan Islam Peduli Lingkungan. 28 April 2015. http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=26164:tuntunan-islam-peduli-lingkungan&catid=61:mimbarjumat&Itemid=230
  • Prof. Dr. H. Syafe'I, Rachmat M.A (2000). Al-Hadist.Bandung; Pustaka Setia.
  • KH. Mahali, Ahmad Mudjab (2004).Hadist-hadist Muttafaq 'alaih.Jakarta; Prenada Media. Hajar asqolani, Ahmad ibn.Bulughul Marom. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun