Mohon tunggu...
ECN
ECN Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sedih, Patah Hati, dan Putus Asa karena Cinta

2 September 2017   18:18 Diperbarui: 2 September 2017   18:42 2810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta adalah satu kata yang bisa diartikan atau ditafsirkan oleh seuruh umat manusia. Tidak ada kata salah dan benar terhadap artian atau tafsiran tersebut. Namun, dalam dunia neuroscience (salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang hubungan syaraf neuro dalam otak), cinta diartikan sebagai sebuah emosi yang terbentuk karena adanya pembentukan cairan dopamine oleh otak. Hal ini akan membuat seseorang selalu memikirkan orang yang ia cintai atau sukai. Cinta biasanya akan membuat orang merasa bahagia dan dapat menurunkan tingkat stress. Tapi ternyata, perasaan cinta tidak hanya menyebabkan seseoraang menjadi bahagia. Sedih, patah hati, dan putus asa juga bisa disebabkan oleh cinta. Lalu, bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Sedih dan patah hati biasanya akan digabungkan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipungkiri bagi seseorang yang telah putus cinta. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi begitu saja setelah cinta yang lalu pernah membuatnya merasa bahagia? Berdasar pada penjelasan yang diberikan oleh ahli neuroscience, hal ini disebabkan karena ketika kita menyukai atau mencintai seseorang, kita akan selalu memikirkan si "doi", kemudian sel-sel dalam otak kita akan memproduksi cairan dopamine (seperti yang telah dibahas pada paragraph pertama).

Namun, ketika putus cinta itu datang, hal yang terjadi adalah munculnya konflik dalam otak kita.  Bagian otak kita yang bernama hypothalamus(produsen cairan dopamine) akan selalu memotivasi kita untuk tidak lepas dari orang yang kita sukai. Kemudian di sisi lain, ada bagian otak kita yang bernama orbital frontal cortex (pengatur emosi) pada diri kita juga ikut teraktifkan. Disinilah konflik otak tersebut terjadi. Pada satu sisi, otak selalu memotivasi kita untuk memikirkan si "doi", namun pada sisi lain, otak kita juga sedang berusaha untuk melupakannya. Hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya perasaan sedih yang akan berujung pada patah hati.

Patah hati juga dapat menyebabkan berbagai permaslahan, salah satunya ialah keputusasaan. Tidak sedikit orang yang akhirnya mengakhiri hidupnya karena sudah terlanjur putus asa akan cinta. Contohnya saja kasus bunuh diri yang dialami oleh salah satu mahasiswa kampus Perbanas. Kasus Andrew Stern yang bunuh diri dikarenakan patah hati, dan masih banyak contoh lain.

Paparan diatas adalah sebuah pengertian dan hubungan dari sebuah  cinta, kesedihan, kepatah hatian, dan keputusasaan. Wajar saja jika kita merasakan hal-hal tersebut dalam fase hidup kita. Karena semakin bertumbuhnya kita, maka emosi dalam diri kitapun akan ikut bertumbuh dan menjadi semakin sensitive. Hal yang sebaiknya dilakukan adalah, menjadi seseorang yang lebih selektif dalam memilih cinta.  

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun