Mohon tunggu...
Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi
Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Peserta KKN Tematik Undip x ExoVillage di Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Mahasiswa Peserta KKN Tematik Undip x ExoVillage di Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ExoVillage dan Undip Dukung Akselerasi Pengembangan Desa Wisata Terdigitalisasi di Kelurahan Lemahputro

19 Desember 2021   12:20 Diperbarui: 19 Desember 2021   12:24 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi

Lemahputro, Sidoarjo (19/12) - Desa Wisata menjadi salah satu atraksi wisata yang menjadi potensi untuk mendorong pembangunan daerah serta kesejahteraan masyarakat setempat. Masyarakat sebagai salah satu potensi untuk berperan dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan desa wisata yang ada di wilayahnya. 

foto Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi
foto Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi

Kelurahan Lemahputro sebagai salah satu kelurahan di Kabupaten Sidoarjo dengan wilayah geografis terluas di Kabupaten Sidoarjo menyimpan banyak potensi wisata di dalamnya, salah satunya yaitu dengan keberadaan Kampung Batik Jetis sebagai produsen sekaligus pelopor batik tradisional khas Sidoarjo sejak abad 1600-an. Batik khas Sidoarjo dengan warna-warna yang cerah dan motif yang berbeda dibandingkan dengan batik khas daerah lain, seperti motif beras tumpah, bandeng dan udang, bunga bayam, bunga tebu, dan lain sebagainya. 

foto Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi
foto Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi

foto Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi
foto Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi

Letak destinasi wisata tersebut yang tersembunyi dari hiruk pikuk dan hilir mudik masyarakat Kabupaten Sidoarjo menyebabkan masyarakat di luar Kabupaten Sidoarjo kurang mengetahui keberadaan destinasi wisata ini. Masyarakat luas hanya mengetahui Lumpur Lapindo yang terletak di Kecamatan Porong sebagai salah satu destinasi wisata yang terkenal di Kabupaten Sidoarjo karena banyaknya eksposur dari media. Padahal tak hanya wisata Lumpur Lapindo saja yang menjadi daya tarik wisatawan. Banyaknya destinasi wisata yang tersembunyi dan bisa wisatawan telusuri untuk merasakan pengalaman baru, salah satunya di Kampung Batik Jetis Sidoarjo ini. Letaknya yang tersembunyi menyebabkan wisatawan akan merasa tertantang untuk menjelajahi destinasi wisata ini dengan segala aktivitas masyarakat lokal di dalamnya, seperti aktivitas jual beli masyarakat di Pasar Jetis, aktivitas keagamaan di Langgar Gedong, workshop pembuatan batik secara mandiri, food street yang menjual makanan khas Sidoarjo seperti kue lumpur, bandeng presto, kerupuk udang, kupang lontong, dan lain sebagainya. Destinasi wisata yang tersembunyi tersebut juga dapat menjadi hambatan yaitu bagi masyarakat yang belum mengetahui destinasi wisata terkait, namun hal ini juga mampu menjadi potensi pengembangan yang ada di wilayah terkait.

Sejak pandemi COVID-19 yang melanda sejak Maret 2020 lalu, desa wisata ini seakan mati. Kunjungan wisata menurun, begitu pula dengan demand batik khas Sidoarjo. Menurut salah satu pengrajin batik sekaligus pemilik usaha batik setempat, omset bulanan dari penjualan batik dapat mencapai lebih 10 juta rupiah sebelum pandemi melanda, namun saat ini bahkan tak sampai hingga satu juta rupiah. Hal ini disebabkan karena promosi destinasi wisata yang dilakukan oleh pengelola desa wisata setempat, yaitu dari kelompok-kelompok maupun organisasi di wilayah setempat. Ditambah pula dengan masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana upaya promosi desa wisata yang baik dan efektif agar Kampung Batik Jetis bisa meningkat eksistensi dan pamornya pada masyarakat umum. Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, telah menyerukan digitalisasi desa wisata dengan memanfaatkan potensi dari perkembangan teknologi informasi untuk memperluas peluang pengembangan dan promosi desa wisata yang mengangkat aspek local wisdom dari desa setempat. 

tangkapan layar
tangkapan layar

Untuk mendukung wacana dari Menparekraf tersebut, maka saya, Ni Putu Hayu Hayomi Ari Santi, mahasiswa peserta KKN Tematik Universitas Diponegoro x ExoVillage tahun 2021 ikut berpartisipasi aktif dalam mendukung dan mendorong upaya pengembangan potensi wisata desa di Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan wisata desa yang terdigitalisasi melalui upaya literasi digital. Kegiatan ini bekerja sama dengan kelompok Karang Taruna kelurahan setempat dengan pembentukan kader yang nantinya akan diberikan pelatihan oleh Tim ExoVillage yang diharapkan program ini bisa berkelanjutan dengan partisipasi kader. Selain itu, mahasiswa peserta KKN juga menyusun roadmap pengembangan destinasi wisata dalam jangka pendek (lima tahun) yang diharapkan bisa menjadi pedoman untuk mengarahkan pembangunan serta pengembangan desa wisata yang baik dan berkelanjutan di masa depan. Kegiatan KKN ini didahului oleh pengenalan potensi desa yang membuat desa menjadi tahu dan paham apa saja potensi desa yang bisa dikembangkan dan dipromosikan secara digital melalui platform ExoVillage.

Desa sebagai unit terkecil dari negara dan terdekat dengan masyarakat, serta secara riil menyentuh kebutuhan masyarakat sebagai komponen dari desa yang harus berada dalam keadaan sejahtera dan terpenuhi segala kebutuhannya dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh desa. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat wajib mengakselerasi desa menuju kondisi sejahtera yang optimal melalui langkah-langkah strategis menuju pengembangan desa wisata berbasis pada aspek keunggulan dan potensi desa, sehingga desa dan masyarakatnya mampu berdikari dan mandiri dengan keterlibatan aktif masyarakat dan perangkat desa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun