Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY, Ingat Century, Stop Provokasi Rakyat dan Presiden Jokowi!

29 Agustus 2015   12:28 Diperbarui: 29 Agustus 2015   12:28 3706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="SBY dan Century I Sumber nahimunkar.com"][/caption]

SBY kembali melontarkan pernyataan tentang ekonomi Indonesia yang mengkhawatirkan. SBY mengatasnamakan rakyat yang resah, panik, dan khawatir. Rakyat yang mana? Di mana? Siapa tak jelas. SBY meminjam idiom rakyat. Pun SBY juga mulai menyerang pribadi Presiden Jokowi dengan meminta Presiden Jokowi menghentikan retorika. Mari kita telaah pola pikir tengil dan usil ala SBY yang tidak produktif dan tak bermakna dengan hati riang gembira sentosa senang sentosa bahagia suka-cita pesta-pora selamanya senantiasa.

SBY tenanglah. SBY tak perlu ngompori rakyat. Rakyat bukan kerbau yang dicokok hidungnya. Ekonomi Indonesia baik-baik saja, meskipun melemah. Presiden Jokowi sedang ngurusin – tidak ada autopilot macam SBY dulu. Presiden Jokowi juga tak akan melakukan bail-out untuk bank gurem apapun. Bank-bank masih sehat. Rakyat mana yang dimaksud SBY yang resah-gelisah bermuram durja?

Publik perlu hati-hati menanggapi omongan SBY. SBY sedang mencari panggung agar partainya laku dijual. Caranya ya meneriaki Presiden Jokowi. Politikus yang bukan negarawan selalu mengalami kegalauan tingkat dewa. Hal itu dilakukan untuk menutupi upaya Presiden Jokowi yang akan melakukan penelusuran kasus Bank Century yang jelas sudah menuduh keterlibatan Boediono – yang diberi hadiah mempuk kursi wakil presiden. Boediono bukan siapa-siapa ditunjuk jadi wapres. Hasilnya jadi pengangguran tak berprestasi selama menjabat wapres di bawah rezim SBY.

Publik tak akan termakan oleh omongan SBY. Publik tahu bahwa kondisi perekonomian bukan karena kesalahan Presiden Jokowi. Kondisi ekonomi dunia yang melambat akibat devaluasi Yuan dan pelambatan ekonomi Tiongkok dan juga kenaikan suku bunga the Fed membuat perekonomian dunia terguncang. Russia, Brasil, Nigeria, Turki, India dan Afrika Selatan mengalami perlambatan ekonomi.

Gubernur BI pun menyatakan bahwa kondisi perbankan, ekonomi makro dan mikro tidak menunjukkan ekonomi Indonesia akan ambruk sepert tahun 2008 atau 1998 lalu. Dan Presiden Jokowi pun tak akan melakukan tindakan konyol untuk melakukan bail out kepada bank apapun yang tidak memiliki dampak jika ditutup seperti Bank Century. SBY sebaiknya mengingat Ban Century yang akan diusut selain BLBI daripada memrovokasi rakyat lewat berbagai pernyataannya.

Maka, seharusnya SBY tidak menjadi kompor yang memanas-manasi rakyat lewat pernyataan-pernyataan bertubi-tubi. Presiden Jokowi sudah berkomitmen tak akan menanggapi pernyataan apapun dari SBY karena semua pernyataan SBY bersifat normative tak memiliki substansi.

Contohnya, pernyataan tentang larangan SBY agar Presiden Jokowi menghentikan retorika. Padahal yang sedang beretorika ya SBY. Terlebih lagi SBY jagonya retorika, bukan Presiden Jokowi yang bicara sederhana dan tak dibuat-buat. Jadi, sesungguhnya Presiden Jokowi sudah benar dengan tidak terpancing menanggapi SBY.

Presiden Jokowi harus belajar dari Presiden ke-5 Ibu Mega yang tidak pernah mau menanggapi omongan dan pancingan SBY apapun. Baik yang baik maupun yang buruk. Pernyataan-pernyataan SBY baik yang positif maupun negative digunakan untuk menggiring opini untuk kepentingan SBY bukan Presiden Jokowi maupun negara. Cukup Ki Sabdopanditoratu atau Wapres JK atau Bang Luhut Pandjaitan yang menanggapi SBY, tak perlu jauh-jauh Presiden Jokowi. Rakyat pun tak usah menanggapin dan memikirkan omongan komporan gaya SBY yang normatif doang tidak berdasar.

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun