Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kau Suamiku, Tapi Kau Bukan Suamiku

25 Maret 2013   07:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:16 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bel pintu gerbang di rumahku berbunyi. Tampak di CCTV sebuah mobil yang aku kenali. Aku tak perlu tengok dan beranjak. Aku buka dengan remote control. Itu tanda Niko datang. Jam menunjukkan pukul 17:30. Jam rutin para pemilik istri muda menengok istri muda atau istri simpanan mereka.

"Niko, aku mau bicara!" kataku manja begitu dia memasuki kamarku.

Niko menengok dan berjalan menghampiriku. Biasanya aku tak begini. Namun kini aku harus berbicara kepadanya. Ini adalah tahun ke-10 sejak aku hidup dengannya. Pernikahan yang di luar sepengetahuan orang selain penghulu. Di lingkungan temanku aku tampak seperti Chinderela dan Pangeran Cinta. Gemerlap hidup yang aku jalani bagaikan cerita yang sempurna.

Tak seperti teman-temanku yang membuat aku iri. Sampai saat ini aku belum memiliki anak. Temanku, Emma memiliki cerita berbeda. Emma yang sejak tahun pertama dia menikah, lahirlah bayi yang sangat lucu dia beri nama Shany mengambil nama seorang penyanyi Amerika Shania Twain. Shany sekarang menjadi gadis remaja yang sangat cantik - mengambil gen Papanya dan Emma. Shany sejak kecil telah menampakkan bakat yang luar biasa. Dia sangat cerdas, bahkan dia ikut kelas akselerasi dengan prestasi tinggi.

Itu membuat aku iri. Untuk melampiaskan aktivitasku, aku mulai memelihara harimau Sumatera. Warna belang-belang nan menawan sangat aku sukai. Setiap hari aku mengurus harimau yang aku beri nama Nikolay - mengambil nama Nikolay Kruschev yang aku banggakan. Nikolay aku beli dari pasar gelap di Pasar Pramuka dengan harga Rp 50,000,000, ketika ia baru berumur dua bulan.

Nikolay tumbuh menjadi harimau yang cerdas. Yang membanggakan darinya adalah kemampuan logika dan kecerdasan sosialnya. Dia mampu mengenali semua teman-temanku. Bahkan dia mampu membedakan antara pembantuku dan aku. Untuk menemani Nikolay aku membeli seekor lagi harimau perempuan yang aku beri nama Nina - mengambil nama temanku yang jago balet, Nina Koleskovaya.

Kini kedua harimau yang aku anggap sebagai anakkulah yang membuat aku merasa hadir di dunia - selain aktivitas sosialku yang seabrek. Baru tiga tahun belakangan aku keluar rumah beraktivitas sosial. Tujuanku tak lain adalah pelampiasan akan sesuatu yang hilang di rumahku. Semua itu membuat aku bahagia.

Aku merasa hanya sabagai teman hidup Niko. Aku menemani kesepian dia. Dia mencintai aku sepenuhnya. Niko melakukan apapun untuk aku dan anak-anakku, dua ekor harimau itu dan juga diriku untuk semua kebutuhan hidupku yang berasal dari materi.

Saking cintanya dia padaku dan anak-anak - dan itu aku syukuri - adalah Niko selalu memerhatikan kebutuhanku dari mulai gadget terbaru sampai semua kebutuhanku: uang, berlian, tas mewah, mobil mewah. Bahkan Niko pun akan belikan aku semua yang aku pesan ketika dia tugas ke Amerika. Aku sangat syukuri untuk itu.

Dan anak-anakku, dua ekor harimau itu juga menjadi sangat bangga dengan Niko dan juga aku. Mereka dekat dengan kami. Sesuatu yang wajar dalam banyak keluarga kelas atas mapan yang tak kehilangan touch of happy family - sentuhan normal keluarga bahagia.

The touch of happy family terefleksikan dalam berbagai acara kehidupan kami. Kami selalu berlibur ke luar negeri bersama-sama setiap tahun barang sepuluh kali. Bahkan tahun baru 2013 lalu aku dan Niko pergi berkapal pesiar ke Alaska dan Karibia selama 22 hari dengan kapal Carnival Cruise Lines. Itu tak menjadi soal sama sekali karena Niko adalah pengusaha yang sangat mapan di negeri ini. Semua orang tahu siapa Niko dan peran Niko dalam membangun negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun