Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ical Dukung PDIP: Singkirkan Abraham Samad, Demokrat, Prabowo, Lalu Sodorkan Jusuf Kalla

19 Mei 2014   04:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lobi politik tingkat tinggi tengah digelar malam ini (18/05/2014) oleh Aburizal Bakrie. Isian tiga keputusan Rapimnas Golkar tak ada yang baru. Intinya memberi wewenang apapun kepada Aburizal Bakrie untuk menentukan arah koalisi. Tiga opsi itu hanyalah butir-butir amunisi untuk melakukan tekanan dan posisi tawar kepada Megawati. Dalam pertemuan dengan Megawati, pada awalnya ARB menyodorkan dirinya sebagai cawapres untuk Jokowi.

Dikabarkan Megawati menolak dengan santun pencawapresan ARB tersebut. Jokowi pun dengan elegan juga tak menunjukkan tolakan keras terhadap ARB - tidak seperti Hasjim Djojohadikusumo yang serta-merta menolak secara kasar Ical sebagai cawapres Prabowo. Komunikasi politik terhadap Gerindra dari Golkar serta-merta terhenti akibat pernyataan adik Prabowo yang tak santun politik tersebut akibat sikap merasa Prabowo pasti menang dalam pilpres 9 Juli 2014. Mega dan Jokowi menekankan pentingnya kompetensi dan elektabilitas serta profesionalisme yang sesuai dengan kebutuhan di masa depan.

Namun, bukan Golkar jika ARB tak menempatkan dan memijakkan kaki di pihak Jokowi yang diyakini akan menang. Golkar menyorongkan Jusuf Kalla dan ARB akan mendukung dan bergabung dengan koalisi PDIP. Pernyataan ini benar adanya. ARB mengorbankan dirinya sendiri demi mencari jalan tengah dengan tokoh alternative selain Ical dari Golkar - karena Megawati dan Jokowi menyadari bahwa elektabilitas Ical tergolong rendah dan akan menggerus suara jika Ical maju mendampingi Jokowi.

Pada saat yang bersamaan dengan kesepakatan antara Ical-Mega-Jokowi, maka Abraham Samad dan juga Mahfud MD dipastikan tersingkir. Kompromi politik dan tekanan Golkar sebenarnya tidak besar karena JK memang sudah sejak lama dilirik oleh Megawati dan Jokowi. Namun, mengingat Golkar adalah partai yang besar, maka Golkar memerlukan exit yang elegan. Nah, Golkar tidak kehilangan muka dengan mengajukan JK sebagai cawapres yang didukung sepenuhnya oleh Golkar. Bahkan Ical secara tegas mengancam jika ada kader yang menjadi cawapres harus keluar dari Golkar.

Kompromi politik tersebut merupakan gabungan dari idealisme (Jokowi) dengan kekuatan riil politik (JK-Golkar) yang akan memastikan kemenangan Jokowi-JK dalam satu putaran. Di sisi lain, Demokrat telah kehilangan momentum dan akan netral. Kenapa netral? Karena Demokrat bermohon berkoalisi dengan PDIP tak disambut sama sekali oleh Megawati. Demokrat juga tak tertarik mendukung Prabowo karena jelas kemungkinan menang Prabowo jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jokowi. Insting politik SBY sangat tajam - namun untuk menyerahkan leher kepada PDIP, SBY jelas gengsi.

Kondisi Demokrat yang kesepian itu dimanfaatkan oleh Ical-Mega untuk menguatkan kemenangan satu putaran Jokowi melawan Prabowo. Sementara pertemuan Ical dengan Prabowo tak akan menghasilkan apapun karena Prabowo tetap telah sepakat dengan Hatta Rajasa sebagai cawapres. Pertemuan Ical dan Prabowo hanya akan menghasilkan kesantunan politik semata dari Golkar yang sangat cerdas dalam berpolitik - yang telah mencampakkan Demokrat menjadi partai kesepian sendiri.

Jadi, kompromi politik yang diambil adalah Jokowi didampingi JK dengan dukungan Golkar. Dukungan Golkar (14%) telah melengkapi koalisi sebelumnya PKB (9%), Hanura (5%), PDIP (18%), dan NasDem (7%) telah cukup untuk memenangi pilpres satu putaran bagi Jokowi dilihat dari sisi kekuatan partai koalisi pendukung.

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun