Mohon tunggu...
Ninok Hariyani
Ninok Hariyani Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance Journalist; Data Journalism Enthusiast; Broadcast Journalism Couch

Menulis seperti halnya bertafakur. Memusatkan pikiran dan perasaan supaya tulisan yang dihasilkan berbobot (pembaca bertambah pengetahuannya) dan berperasaan (pembaca jadi senang). #DataJournalism Enthusiast. Founder of @KabarData @AkademiData | Selamat berselancar di blog saya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tentang Jurnalisme Data

7 November 2016   11:59 Diperbarui: 7 November 2016   12:07 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jurnalisme data atau dalam bahasa Inggris Data Journalism, sering pula disebut dengan data-driven journalism (jurnalisme bertumpu pada data) disingkat DDJ merupakan salah satu aktivitas jurnalistik, yang berbeda dengan jurnalistik umumnya. Pada jurnalisme sehari-hari, jurnalis mencari topik lebih dahulu untuk ditindak lanjuti ke lapangan melakukan observasi, riset, mewawancarai narasumber guna mengumpulkan bahan berita. Kemudian menguatkan laporan berita tersebut dengan data, bila diperlukan.

Sedangkan jurnalisme bertumpu pada data, diawali dengan kegiatan menemukan sekumpulan data (data set) dalam bentuk mentah, belum disortir atau belum diolah.Sekumpulan data mentah tersebut kemudian dibersihkan dan dianalisis untuk menemukan fakta menarik yang dapat dijadikan berita. Dengan demikian proses jurnalisme bertumpu pada data ini kebalikan dari proses jurnalistik umumnya.

Menurut Simon Rogers, penulis buku Facts Are Sacred, tentang jurnalisme data :

“Jurnalisme data adalah tentang menggunakan angka-angka untuk menyampaikan cerita terbaik. Jadi bukan tentang matematika atau menggambar bagan atau menulis kode. Anda tidak perlu lagi melulu memikirkan kata-kata. Sebaliknya ini adalah cara terbaik untuk menyampaikan cerita tersebut”.

Menurut Cherryl Phillips dari The Seattle Times :

“Beberapa cerita hanya dapat dipahami dan dijelaskan melalui analisis – dan kadang-kadang dengan memvisualisasikan – data. Huungan antara orang-orang atau entitas yang punya kekuasaan akan terungkap, kematian yang disebabkan oleh kebijakan obat-obatan yang tetap tersembunyi, kebijakan lingkungan yang menyakiti alam akan terus berlanjut. Tetapi masing-masing di atas telah berubah karena data yang diperoleh jurnalis, di analisis dan diberikan kepada pembaca. Data dapat sesederhana spreadsheet dasar atau daftar panggilan telepon selular, atau skor ujian sekolah yang rumit atau data infeksi di rumah sakit, tetapi di dalam itu semua adalah cerita yang layak disampaikan”.

Menurut Tim Berners Lee, penemu World Wide Web :

“data-driven journalism (jurnalisme bertumpu pada data) adalah masa depan. Jurnalis perlu menjadi data-savvy. Dulu terbiasa mendapatkan cerita sambi mengobrol dengan orang-orang di bar, dan sampai sekarang mungkin, bahwa suatu saat nanti anda juga akan melakukan seperti itu. Tetapi sekarang dengan cara meneliti data dan melengkapi diri anda dengan tools untuk menganalisis data dan menemukan apa saja yang menarik. Dan menjaga temuan itu dalam perspekti membantu orang-orang dengan cara mengamati bagian mana yang sejalan, dan apa yang terjadi di negeri ini”.

Fungsi Jurnalisme Data

Jurnalisme data di era teknologi ini merupakan salah satu bentuk inovasi, pendekatan baru atau teknik baru dalam menyajikan fakta berita. Penyajian fakta suatu peristiwa menggunakan data akan lebih terpercaya (reliable), tak terbantahkan dan tidak menghasilkan multitafsir atas suatu fakta bila dibanding dalam bentuk kata-kata.Untuk mengerjakan jurnalisme data ini sangat bergantung pada ketersediaan data, komputer dan software pengolah data, serta tools untuk memvisualisasikannya.

Fungsi jurnalisme data ini untuk menyampaikan atau menghadirkan suatu peristiwa kompleks secara utuh menggunakan pendekatan teknologi dengan hasil akhir dalam bentuk visualisasi data yang menarik mata, atraktif, interaktif, komprehensif, dan gampang dibaca. Siapa pun dapat memahami dan mengerti cerita kompleks tersebut dengan mudah. Melalui visualisasi data terlihat gambaran dimensi fakta suatu peristiwa kompleks dalam satu kesatuan visualisasi.  Penyajian peristiwa kompleks semacam ini tidak dapat dilakukan dengan metode jurnalisme konvensional, yang bisa menghabiskan berlembar-lembar halaman.

Penerapan Jurnalisme Data

Kegiatan jurnalisme dengan data sebagai pendukung laporan berita, sudah biasa dilakukan pada kegiatan jurnalistik sehari-hari. Biasanya data ditampilkan menyatu dengan narasi beritanya. Terkadang disajikan dalam bentuk terbatas seperti tabel atau chart. Jadi penggunaan data sebagai pendukung laporan berita, memang sudah tidak asing lagi. Namun dengan adanya kemajuan teknologi dan banyak tersedia tools gratis untuk visualisasi data, maka jurnalisme data dapat digunakan untuk mendukung jurnalisme sehari-hari agar penyajiannya lebih menarik dan terpercaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun