Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - suka nulis dan ngedit tulisan

mencoba mengekspresikan diri lewat tulisan receh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bila Belalang Bertapa (part 2)

21 Mei 2024   15:55 Diperbarui: 21 Mei 2024   16:29 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila Belalang Bertapa (part 2) 

Oleh: Ni Ayu

"Saat menjadi kepompong, aku sengaja berpuasa, tidak memakan apa pun juga. Aku hanya berdoa memohon kepada Allah agar diberi wujud yaag indah, tidak menakutkan dan tidak menjijikkan lagi. Siang malam aku tak henti-hentinya berdoa. Bersyukur, doaku didengar dan dikabulkan-Nya. Selanjutnya, wujudku seperti ini sekarang!" kata Kupu-kupu sambil memamerkan keindahan sayapnya.


"Apa aku juga harus berdoa kepada Allah?"


"Kukira setiap makhluk wajib berdoa kepada Allah, Sahabatku! Perkara permohonan kita didengar atau tidak, itu urusan Allah sendiri!"


"Apa wujudku akan berubah bila aku berdoa?" tanya Belalang.



"Wah, itu aku tidak tahu, Belalang! Karena segala sesuatu di dunia ini hanya Allah yang Mahatahu!"


"Jika aku berpuasa ... apa Allah akan mengabulkan doaku?"


"Allah akan mengabulkan yang lumrah, Sahabatku. Namun,  entahlah, mungkin juga Allah akan memberikan keajaiban kepadamu, Sahabatku!" kata Kupu-kupu, "Ahh hari sudah semakin siang, aku harus berkunjung ke tempat saudaraku. Izin untuk meninggalkanmu, ya Sahabat! Semoga kamu berbahagia!" pamit Kupu-kupu.


Memperhatikan bagaimana Kupu-kupu terbang dengan indahnya, bermanuver pula di atas kepalanya, Belalang merasa sangat iri di dalam hatinya. Tiba-tiba saja dia ingin memiliki sayap yang indah  sebagaimana yang dimiliki Kupu-kupu.


"Baiknya aku akan puasa seperti kepompong supaya memiliki sayap seindah Kupu-kupu!" begitu katanya di dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun