12/8/2025 Edukasi kesiapsiagaan bencana sejak dini menjadi perhatian utama mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES GIAT 12. Bertempat di SD N Karanganyar 01, Desa Karanganyar, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, mahasiswa menghadirkan inovasi pembelajaran berupa video singkat dan lagu edukatif bertema Desa Tangguh Bencana (DESTANA).
Program ini berada di bawah koordinasi Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (Pusbang KKN) LPPM UNNES dengan dukungan pemerintah desa. Kehadiran mahasiswa di desa ini tidak hanya bertujuan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga memperkuat kesadaran masyarakat dan anak-anak, agar lebih tangguh menghadapi potensi bencana.
Mengapa DESTANA Penting untuk Anak Sekolah?
DESTANA sendiri merupakan program desa tangguh bencana yang berfokus pada kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana secara mandiri. Hal ini penting, mengingat kelompok anak merupakan salah satu yang paling rentan ketika bencana terjadi. Â
Wilayah Kabupaten Semarang termasuk daerah rawan bencana, seperti tanah longsor, angin kencang, banjir, hingga gempa bumi. Data dari BPBD Jawa Tengah menyebutkan bahwa wilayah sekitar Kecamatan Tuntang beberapa kali mengalami bencana alam yang berdampak langsung pada masyarakat. Oleh karena itu, edukasi sejak dini menjadi penting agar anak-anak mampu mengenali tanda-tanda bencana serta langkah penyelamatan yang aman.
Mahasiswa UNNES GIAT 12 menyadari bahwa anak sekolah dasar adalah kelompok rentan, namun sekaligus bisa menjadi agen penyampai informasi bagi keluarga mereka di rumah. Dengan bekal pengetahuan sederhana yang dikemas melalui media kreatif, siswa dapat menularkan pemahaman tersebut kepada orang tua maupun lingkungan sekitar.Â
Pada Selasa, 12 Agustus 2025, mahasiswa UNNES GIAT 12 menayangkan video edukasi sederhana mengenai peristiwa alam, jenis-jenis bencana, dan langkah mitigasi dasar. Visual menarik disertai narasi ringan membuat siswa kelas V lebih mudah memahami materi. Untuk memperkuat pemahaman, mahasiswa juga membagikan poster edukasi kebencanaan yang ditempel di ruang kelas serta latihan soal singkat agar siswa dapat mengulang kembali materi yang telah dipelajari.
Respons siswa terlihat sangat baik. Mereka menyimak tayangan dengan penuh perhatian dan rasa ingin tahu. Beberapa siswa bahkan tampak serius mencatat hal-hal penting yang muncul dalam video. Antusiasme ini menunjukkan bahwa metode visual seperti video dapat membantu meningkatkan minat belajar sekaligus menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana sejak dini.
Tidak hanya berhenti pada tayangan video pembelajaran dan menyanyikan lagu, mahasiswa KKN juga menghadirkan pembelajaran yang lebih interaktif. Mereka menjelaskan dengan power point dan memberikan poster bergambar tentang materi bencana yang sudah dipelajari, sekaligus mengajak siswa berlatih soal untuk menguji pemahaman. Hal ini membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan berani bertanya.