Mohon tunggu...
Nindya Soraya Dharma
Nindya Soraya Dharma Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Internet citizen, tea-lover, college-student, Japan fandom enthusiast, philosophy and social issue interest

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Itu, Luas

12 September 2012   11:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:34 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa adalah salah satu hal dasar yang kita dapat, bahkan saat kita lahir. Seorang bayi yang lahir ke dunia, ditandai oleh tangisan. Itulah bahasa. Bahasa bukan hanya simbol-simbol tertulis, tapi juga apa yang bisa kita gunakan dari panca indera sebagai alat berkomunikasi. Bahasa adalah ranah yang luas. Bahasa adalah sesuatu yang kaya, yang bisa diolah sesuai dengan pikiran kita.

Jika diibaratkan, bahasa dapat dikatakan sebagai laboratorium ide, dimana ide yang kita cerna dalam otak, kita analisa dan kita sajikan dengan indah lewat bahasa. Maka dari itu, bahasa yang kita gunakan adalah pencerminan siapa diri kita. Tentu kita pernah menyaksikan seorang pemimpin yang berwibawa, lantas apa hal yang pertama kita perhatikan? Tak lain pasti adalah bahasanya. Pembawaan dan gagasan yang dia berikan, membuat kita terhanyut akan kerapihan dan kesantunan bahasanya bukan? Pendapat saya pribadi, jika mereka membuat standar ilmu pengetahuan alam sebagai ukuran kecerdasan, maka saya tak segan-segan mengatakan bahwa Bahasa adalah ukuran kecerdasan, setidaknya dalam dunia saya sendiri. Sungguh, saya benar-benar terhanyut oleh pribadi yang luas dan cerdas tutur katanya walaupun dia tidak punya jabatan penting. Dia mampu mengolah informasi dengan cerdas dan menuangkan dalam bahasa yang enak untuk dicerna pula. Maka dari itu, timbulah peribahasa, "Mulutmu Harimaumu". Bahkan kata bisa menebas lebih tajam dari pedang, menghancurkan hubungan bilateral, dan lebih parah, menghancurkan citra diri kita sendiri.

Untuk itu, marilah kita menjadi insan berbahasa  yang baik. Tanpa bahasa, kita tidak akan mengenal satu sama lain, tanpa identitas dan tiada hubungan timbal balik antar manusia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun