Mohon tunggu...
Nindhita Febri
Nindhita Febri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Mahasiswa aktif di UIN Surakarta dengan fokus bimbingan dan konseling islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menanam Buah Kebaikan Memanen Buah Kebahagiaan

13 Mei 2024   03:00 Diperbarui: 13 Mei 2024   03:50 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan tak akan luput dari perbuatan sebab akibat. Setiap tindakan ataupun perbuatan yang kita lakukan sehari-hari baik itu besar atau sekecil apapun akan berdampak pada kehidupan kita di masa mendatang.

Dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak asing lagi dengan istilah tabur tuai atau ngundhuh wohing pakarti artinya memetik buah dari perbuatan, maksudnya setiap tindakan pasti ada konsekuensinya. Kedua istilah ini mengingatkan bahwa kita harus bertanggung jawab atas segala keputusan yang telah diambil. Hal ini menandakan bahwa dalam mengambil keputusan harus secara bijak dan penuh kesadaran.

Manusia merupakan tempatnya lalai. Terkadang manusia lalai akan kewajiban dan tanggung jawab. Setiap perbuatan,  pasti mengandung resiko,  baik atau buruk, disadari atau tidak,  sekarang atau nanti.  Ibarat orang menanam pasti akan menuai.  Siapa yang menabur angin pasti akan menuai badai.

Jika kita menanam kebaikan, maka kebaikan pula yang akan kita tuai. Membantu orang lain, bersikap jujur, dan berintegritas akan membentuk reputasi positif dan mendatangkan hal baik di masa depan. Sebaliknya, jika kita menanam keburukan, maka keburukan pula yang akan kita tuai. Melakukan kebohongan, menipu, dan menyakiti orang lain bisa berbalik pada diri kita sendiri. Karma tak selalu instan, tapi bisa datang di waktu yang tak terduga.

Pepatah ini juga berlaku dalam hal usaha dan kerja keras. Jika kita tekun belajar dan bekerja keras, maka kita akan menuai hasil yang setimpal. Kesuksesan jarang diraih secara instan, namun melalui proses panjang dan dedikasi.

Menanam sikap positif seperti optimisme dan pantang menyerah akan mendatangkan semangat dan ketahanan dalam menghadapi tantangan. Sebaliknya, sikap negatif seperti pesimisme dan mudah menyerah hanya akan menghambat pencapaian kita.


Kita memiliki kendali atas apa yang kita tanam, dan dengan demikian, kita memiliki pengaruh atas apa yang akan kita tuai. Pepatah ini juga memotivasi kita untuk senantiasa berbuat baik, bekerja keras, dan bersikap positif.  Dengan menanam hal-hal yang baik, kita dapat menuai masa depan yang lebih cerah dan bahagia.

Kadang kala, kebaikan yang kita tanam belum tentu berbuah manis secara langsung.  Namun, kebaikan itu bisa menginspirasi orang lain atau berdampak positif dalam jangka panjang.

Sebaliknya, keburukan yang kita tanam mungkin tidak langsung menimpa kita.  Namun, bisa jadi perbuatan buruk itu berdampak buruk pada lingkungan sekitar atau memutus jalinan kebaikan.

Kita sering melihat para atlet yang sudah bekerja keras dan latihan terus menerus, mereka akan menuai hasil yang memuaskan ketika perlombaan itu tiba. Tidak hanya itu kita juga sering melihat orang-orang yang malas untuk berusaha atau bekerja, mereka tidak akan pernah mendapatkan apa yang mereka mau selagi mereka masih memiliki sifat malas itu.

Intinya, pepatah ini mengajak kita untuk fokus pada menanam hal-hal yang baik dan bermanfaat.  Dengan niat yang tulus dan keyakinan akan karma baik, mari kita terus berbuat baik dan menuai kebaikan di masa depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun