Mohon tunggu...
Ninda Ratri Pratama Ningrum
Ninda Ratri Pratama Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa PIAUD

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bolehkah PAUD Diberikan PR?

4 September 2017   07:09 Diperbarui: 4 Oktober 2017   15:42 2303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata PR pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, apalagi untuk anak-anak yang sedang menjalankan aktivitas sekolah. PR adalah kepanjangan dari pekerjaan rumah  yang diberikan oleh guru yang mengajar dikelas untuk menambah kualitas. dari anak PAUD hingga perguruan tinggi PR memang selalu terkait dalam proses pendidikan, walaupun PR dianggap tidak penting bagi anak PAUD tapi tetap saja ada sebagian guru atau bahkan orang tua yang menginkan anak anaknya diberikan PR, yang diperuntukkan untuk meningkatkan kualitas melalui kegiatan latihan latihan akademik. tetapi siapa sangka PR justru menjadi sebuah beban bagi pelajar saat ini, apalagi pada anak usia dini, karena dengan adanya PR akan membuat mereka kehilangan masa-masa bermain. 

Tak bisa dipungkiri sebagai seorang guru PR memiliki manfaat sendiri yaitu dengan anak diberikan PR mereka pasti akan belajar dan akan memudahkan guru dalam penyamp aian materi keesokan harinya, tak hanya itu sebagian orang tua ternyata juga menginginkan anak-anak mereka diberikan PR dengan alasan menjadi jurus ampuh untuk menyuruh anak belajar. 

Pada era yang sekarang ini ternyata banyak pro kontra yang terjadi di masyarakat tentang pemberian PR disekolah baik untuk anak PAUD sampai Perguruan tinggi. karena ternyata PR menjadi sebuah kata yang menakutkan bagi kalangan pelajar saat ini. pemberian PR pada anak sekolah malah menjadikan beban bagi sebagian orang tua mereka, karena jika anak tidak bisa mengerjakan PR pasti akan mendapat nilai yang jelek dan membuat mereka takut kalau akan dimarahi guru kelasnya. maka dari itu sebenarnya banyak PR yang bukan dikerjakan oleh anak didik melainkan dikerjakan oleh para orang tua mereka. dan definisi dari PR sekarang menjadi sebuah hal yang menakutkan bukan pekerjaan rumah yang menyenangkan. 

Tak hanya pemberian PR saja, terkadang para orang tua masih memaksakan anak anaknya untuk menjalani tambahan belajar seperti LES/ bimbingan belajar di sore harinyaa. jelas dari hal yang terjadi diatas anak-anak akan merasakan jenuh dan mereka akan kehilangan masa anak-anak yang seharusnya kegiatannya adalah bermain . jika kita memberikan PR seperti diatas akan lebih banyak kelemahannya daripada manfaatnya. seperti yang telah kita dengar sekarang salah satu bupati akan menggeluarkan surat larangan pemberian PR bagi siswa, pekerjaan rumah tetap diberikan tetapi berupa praktek terapan yang sesuai dengan teori yang diajarkan disekolah. setiap siswa bisa mendapatkan PR yang berbeda-beda sesuai dengan minatnya. misalnya pada pembelajaran di PAUD yang bertema keluarga anak-ank akan diberikan PR untuk mengenal dan menyebutkan siapa saja keluarga mereka dan apa profesi dari masing-masing keluarga. 

dibawah ini adalah hal-hal yng harus diperhatikan dalam pemberian PR :

1. materi yang diberikan harus sesuai dengan perkembangan anak. 

2. materi yang diberikan berupa pengetahuan alam yang ada disekitar misalnya, anak berkunjung ke rumah tetangga mengenal siapa nama tetangga dan apa pekerjaanya, bisa menyebutkan siapa nama teman-teman bermain dirumah dll. 

3. tujuan pemberian PR adalah sebagai bahan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua.

4. jangan jadikan PR sebagai bahan utama penentu keberhasilan. 

5. seharusnya materi yang diberikan harus sudah tersampaikan disekolah.

 itulah sedikit pembahasan tentang larangan PR bagi anak usia dini, semoga bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun