Mohon tunggu...
Ninda Desty Nurfitria
Ninda Desty Nurfitria Mohon Tunggu... Mahasiswa

seorang yang menyukai buku dan kucing.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Miliaran Dolar dari China: Sejauh Mana Indonesia Diuntungkan?

10 Maret 2025   13:03 Diperbarui: 10 Maret 2025   13:03 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

China menjadi salah satu negara dengan kontribusi terbesar dalam pembiayaan infrastruktur dan investasi di Indonesia, termasuk dalam program makan bergizi gratis dan sektor strategis lainnya. Namun, apakah manfaat yang diterima lebih besar dibandingkan risikonya? Apakah ini peluang emas atau jebakan utang? Dengan skema hibah, investasi, dan pinjaman luar negeri, China turut membangun infrastruktur Indonesia, dari proyek kereta cepat hingga kawasan industri. Namun, di balik aliran dana besar ini, muncul pertanyaan penting: apakah Indonesia benar-benar diuntungkan, atau justru semakin tergantung pada China?

1. Dukungan China terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Pada November 2024, dalam kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke China, kedua negara menyepakati pendanaan untuk 'Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia'. Program ini bertujuan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia. Meskipun nilai pendanaan tidak diungkapkan secara resmi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa China mendukung program ini karena mereka telah melaksanakan kebijakan serupa di negaranya.

Dukungan ini tentu disambut baik, mengingat status gizi anak-anak Indonesia masih menjadi perhatian serius. Namun, benarkah bantuan ini murni tanpa kepentingan? Ataukah ini bagian dari strategi China untuk memperkuat pengaruhnya di Indonesia?

2. Komitmen Investasi China: Rp157 Triliun untuk Sektor Vital

Selain program MBG, Indonesia juga memperoleh komitmen investasi fantastis sebesar $10,07 miliar (sekitar Rp157,64 triliun) dari China. Dana ini dialokasikan untuk sektor ketahanan pangan, energi, hilirisasi komoditas, serta sains dan teknologi. Investasi sebesar ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Namun, apakah investasi ini benar-benar menguntungkan Indonesia? Ataukah justru China yang lebih diuntungkan dengan proyek-proyek yang sebagian besar dikerjakan oleh perusahaan mereka sendiri? Tidak jarang, proyek-proyek ini menggunakan tenaga kerja asal China, yang memicu kekhawatiran mengenai dampak terhadap tenaga kerja lokal.

3. Bantuan Hibah dari China: Seberapa Besar Perannya?

Berbeda dengan negara donor lain, China lebih banyak menyalurkan pinjaman daripada hibah. Meski demikian, beberapa bantuan hibah dari China meliputi:

  • Bantuan kesehatan: Hibah berupa alat kesehatan dan vaksin Sinovac serta Sinopharm selama pandemi COVID-19.

  • Bantuan infrastruktur kecil: Beberapa proyek jembatan dan fasilitas pendidikan mendapat hibah dalam skala terbatas.

  • Bantuan militer: Hibah berupa alat komunikasi dan pelatihan bagi personel militer Indonesia.

Hibah ini jelas memberikan manfaat bagi Indonesia, tetapi jika dibandingkan dengan besarnya pinjaman yang diberikan, kontribusinya masih tergolong kecil.

4. Pinjaman China: Investasi atau Jebakan Utang?

Sebagian besar bantuan dari China berbentuk pinjaman lunak, yang meskipun berbunga rendah, tetap harus dikembalikan. Beberapa proyek yang didanai dengan pinjaman dari China antara lain:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun