Mohon tunggu...
Aninda Sari
Aninda Sari Mohon Tunggu... -

Harus lebih berwarna lagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Marahnya So Sweet Banget...

25 Januari 2014   00:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerimis sore ini membuatku sedikit kesulitan mencari taksi untuk menjemput Mas Putra di stasiun, beberapa kali telpon operator taksi selalu full book, beberapa kali taksi yang lewat selalu terisi dan payahnya batre HP pun sangat sangat low...hedeeehhh. Akhirnya telpon salah satu armada taksi berhasil, pas hampir deal....PETTT...HP ku pun mati dengan sukses. Aaarrrggghhhh....

Segera ku charge HP dengan power bank yang selalu kubawa, bergegas aku masuk lagi ke kantor buat pinjam telpon, akhirnya urusan pertaksian beres, taksi pun datang dan siap melaju membawaku ke stasiun untuk menjemput Mas Putra. Di dalam taksi, HP berhasil kunyalakan, banyak pesan masuk dari Mas Putra yang menanyakan posisiku dimana dan ternyata Mas Putra sudah naik becak menuju hotel tempatnya berencana menginap. OK deh aku langsung menuju hotel yang dimaksud.

Pas sampe hotel, HP ku mati lagi...adoohhhh....apa sih yang salah dengan HP ato power bank ku? Berjalan masuk lobby berharap Mas Putra menungguku di sana, tapi nihil. Berjalan menuju lift dan berharap HP bisa dinyalakan, nihil juga. Padahal akses menuju kamar harus menggunakan card yang hanya dimiliki oleh tamu yang menginap, jadi Mas Putra memang harus menjemputku. Makin galau lah aku menunggu, balik kanan aku pilih duduk manis aja di sofa yang disediakan di lobby sambil sok-sok an kalem.

Beberapa menit berlalu, akhirnya HP berhasil kunyalakan dan segera kubalas pesan-pesannya yang banyak sekali dengan kalimat,”Aku di depan lift”. Dan...akhirnya bertemulah kami di depan lift dengan muka sama-sama masam dan diam. Tak ada senyum di muka Mas Putra dan akupun males tersenyum padanya, kami hanya berdiri berhadapan bersandar di dinding lift, berpandangan dengan muka gusar. Mas Putra pun membuka percakapan dengan mengutarakan kekesalannya karena HP ku yang sempat susah dihubungi dan seharusnya aku tak hanya punya satu HPjadi saat Hp yang satu mati masih ada HP yang lain. Kuungkapkan juga kekesalanku karena Mas Putra tidak ada inisiatif mencariku di lobby.

Kami terdiam lagi sambil menyembunyikan amarah masing-masing. Jujur ya, ini moment ter-so sweet selama bersamanya. Baru kali ini aku melihat tatapan marahnya, baru kali ini aku bisa kesal padanya, dan baru kali ini juga muka kami sama-sama terlipat tak jelas saat bertemu...hahayyy... Aku tau dibalik tatapan mata marahnya tersimpan kecemasan dan ingin memastikan aku baik-baik saja.

Aaahhhh Mas Putra selalu membuatku merasa istimewa...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun