Generasi Muda dan Pentingnya Kesadaran Hukum

Beberapa waktu terakhir kita sering membaca berita tentang remaja yang terlibat pelanggaran hukum, mulai dari balap liar, penyalahgunaan media sosial, hingga kasus narkoba. Semua itu bukan hanya merugikan diri mereka sendiri, tetapi juga orang lain. Fenomena ini menunjukkan bahwa kesadaran hukum di kalangan generasi muda masih rendah.

Padahal, hukum dibuat bukan untuk menakuti, melainkan untuk melindungi. Aturan lalu lintas ada agar semua pengguna jalan selamat. Undang-Undang ITE bertujuan menjaga ruang digital tetap sehat. Larangan narkoba hadir untuk menyelamatkan generasi muda dari kehancuran. Jika anak muda memandang hukum sebagai pelindung, bukan ancaman, maka mereka akan lebih mudah mematuhi aturan dengan kesadaran, bukan karena terpaksa.

Masalahnya, banyak pelanggaran terjadi karena ketidaktahuan. Remaja kerap tidak memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Karena itu, pendidikan hukum harus disampaikan dengan bahasa sederhana dan contoh nyata. Sekolah, keluarga, hingga media massa memiliki peran besar dalam hal ini. Anak muda lebih mudah mengerti ketika diberi contoh yang dekat dengan kehidupan mereka, seperti risiko tidak memakai helm, bahaya menyebarkan hoaks, atau dampak hukum dari perundungan di dunia maya.

Generasi muda sebetulnya memiliki semangat dan energi besar. Jika diarahkan dengan benar, mereka bisa menjadi agen perubahan yang mendorong masyarakat lebih taat hukum. Dengan kesadaran hukum, anak muda tidak hanya terhindar dari masalah, tetapi juga berkontribusi menciptakan lingkungan yang aman, tertib, dan adil.

Sudah saatnya kita bersama-sama menanamkan pemahaman bahwa taat hukum bukan beban, melainkan kebutuhan. Indonesia membutuhkan generasi muda yang tidak hanya pintar dan kreatif, tetapi juga sadar hukum. Dengan begitu, masa depan bangsa akan lebih terjamin.