Mohon tunggu...
nimas safriyanti nur'aini
nimas safriyanti nur'aini Mohon Tunggu... lainnya -

kuliah di UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain bagi Perkembangan Psikososial Anak pada Masa Kanak-Kanak Awal

7 Juni 2015   02:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada masa kanak-kanak awal ini anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Kita sebagai orang tua tidak bisa melarang anak usia pada usia ini untuk berhenti bermain dan berdiam diri di rumah saja. Justru ketika anak diam saja di rumah dan tidak mau bermain itu akan terhambat proses perkembangan psikososialnya. Karena pada hakikatnya dalam kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak-anak ini memberikan dampak positif bagi perkembangan psikososial anak tersebut. Dengan bermain mampu melatih ketangkasan, emosi anak dan cara berfikirnya.

Sebagai contoh ketika anak-anak bermain puzzle. Dalam permainan ini anak dituntut untuk sabar dalam mengendalikan emosinya, serta dituntut untuk teliti juga. Karena jika tidak sabar dan teliti dalam mengontrol emosinya maka akan sukar untuk merangkai puzzle tersebut menuju ke bentuk yang sempurna. Contoh lain ketika anak bermain dengan boneka barbienya. Ketika anak-anak bermain dengan boneka barbienya secara bersama atau berkelompok maka anak tersebut akan berusaha untuk menjaga boneka barbienya tersebut. Anak yang satu dengan anak yang lain akan berinteraksi social melalui boneka barbienya tersebut. Entah itu dengan menanyakan di mana membeli boneka tersebut? Atau menanyakan siapakah nama dari bonekanya tersebut karena anak pada usia ini juga sering member nama pada benda-benda permainan kesukaannya. Dengan demikian telah terjadi kontak social pada anak-anak.

Dengan bermain juga akan menimbulkan rasa kerjasama pada diri anak-anak. Misalnya ketika bermain bongkar pasang secara berkelompok. Mereka akan bekerjasama untuk memasang atau menyusun permainan tersebut hingga permainan tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Bermain membantu anak untuk membentuk pribadi yang aktif dan kreatif.

Begitu banyaknya manfaat dari bermain maka sebagai orang tua sudah sepantasnya untuk memahami anak untuk bermain. Akan tetapi bukan berarti anak dibiarkan bermain begitu saja tanpa pengawasan dari orang tua. Sebagai orang tua tetap harus mengawasi anak-anaknya ketika bermain. Mengawasi di sini bukan berarti mengekang tetapi lebih pada mengarahkan yang terbaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun