Sandal jepit dalam tangan Kembang Sepatu bukan semata benda dalam keseharian kita, tetapi sendal jepit adalah metafora tentang keteguhan, perjalanan panjang, dan ketulusan langkah seorang manusia (atau seniman) dalam menghadapi kehidupan.

Meski tema sandal jepit begitu melekat, karya Kembang Sepatu tak berhenti di sana. Ia juga mengeksplorasi berbagai obyek lain seperti Kolo Bendu, Hanuman, para ksatria Nusantara, cangkul, hingga sepeda tua. Semua diolah dengan gaya kontemporer yang khas dan menyimpan kisah tentang kehidupan, kerja keras, dan semangat kemanusiaan.
Melihat satu demi satu karyanya membuat kita seperti menelusuri diari visual seorang seniman yang jujur, Â yang tak hanya melukis bentuk, tapi juga menorehkan batin dan perjalanan hidupnya di atas kanvas.
Pameran "Tapak Merdeka" terasa semakin istimewa karena bertepatan dengan ulang tahun Kembang Sepatu yang ke-53. Ia menghadirkan pameran ini bukan hanya sebagai perayaan usia, tetapi juga refleksi atas perjalanan panjang, dedikasi, dan konsistensinya di dunia seni rupa.
Satu hal yang patut dikagumi dari Kembang Sepatu adalah ketekunannya yang tak pernah padam, Â seperti sandal jepit yang tetap setia melangkah meski kerap terinjak, basah, bahkan putus sekalipun. Ia terus berjalan, berkarya, dan memberi warna pada dunia seni Indonesia.

Pameran ini dibuka secara resmi oleh Dr. Dadam Mahdar, S.Sos., M.Hum, selaku Direktur Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Acara ini juga dihadiri oleh rekan-rekan seniman dari ASPEN serta para undangan yang memadati ruang galeri.
Momen pembukaan semakin hangat ketika Indira, putri Kembang Sepatu, menampilkan tarian berjudul "Cupang Ngibing" sebuah persembahan indah yang mencerminkan dukungan keluarga terhadap perjalanan seni sang ayah. Tamu undangan sangat terkesan akan kekompakan keluarga ini dalam mendukung perjalanan sang seniman dalam berkaya di dunia seni lukis.Â

"Tapak Merdeka" Â adalah pameran tentang perjalanan dimana langkah-langkah kecil dan sederhana memiliki kebebasan dan arti yang besar pada akhhirnya. Â
