Mohon tunggu...
Nila Rohmalia
Nila Rohmalia Mohon Tunggu... -

Belajar di UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tingkatan-Tingkatan Kognitif dalam Bermain

26 Mei 2015   05:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bermain dan bermain.. yah salah satu aktivitas yang mayoritas digemari oleh semua anak. Bermain pada dasarnya mempunyai banyak segi positif untuk perkembangan anak antara lain Menumbuhkembangkan daya kreatifitas anak. Bermain ternyata memiliki beberapa tingkatan .
Menurut smilansky(1968) ada 4 tingkatan dalam bermain, antara lain:
1.Bermain fungsional, merupakan tingkat yang dasar dan paling sederhana dan dimulai saat infancy. Disebut juga dengan bermain gerak yang berisi praktik-praktik pengulangan dalam gerakan otot besar, misalnya: memutar-mutar bola.
2.Bermain konstruktif, merupakan permainan yang berbentuk objek atau material untuk membuat sesuatu (bermain objek). Missal: membuat rumah dari balok, menggambar, mewarnai dengan crayon.
3.Bermain dramatis, disebut juga dengan permainan pura-pura, permainan fantasia tau imajinatif yang melibatkan objek imajiner, aksi, peran yang menggunakan fungsi-fungsi simbolis yang muncul dibagian akhir tahun kedua (piaget, 1962). Permainan ini melibatkan kombinasi kognisi, emosi, bahasa dan sensorimotorik. Hal ini dapat menguatkan dan menumbukan sambungan padat didalam otak dan selanjutnya menguatkan kapasitas berpikir abstrak. Bermain pura-pura lebih jauh juga dapat mengembangkan ketrampilan teori pikiran. Misal: bernain guru-guruan, ada yang menjadi murid dan guru.
4.Permainan formal dengan aturan, merupakan permainan dengan prosedur, yang diketahui an penalty.misal: ular tangga, kelereng. Secara estimasi 12 hingga 15 persen waktu dari anak prasekolah dihabiskan untuk bermain pura-pura (Bjorklund & Pellegrini, 2002).
Sumber: menyelami perkembangan manusia, Diane E.Papalia, Ruth Duskin Feldman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun