Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bakar Sampah dan Budaya Pengelolaan Sampah

30 Juni 2023   19:20 Diperbarui: 30 Juni 2023   19:24 3491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hierarki Pengelolaan Sampah (sumber: athermal.co.za)

Betapa pembakaran sampah ternyata bisa menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Sehingga, adalah baik untuk menghindari bakar-membakar sampah, dalam kondisi apapun. Karena, mungkin tidak orang lain, kita sendiri pun akan merasakan dampak yang buruk dari asap pembakaran sampah tersebut.

Hierarki Pengelolaan Sampah (sumber: athermal.co.za)
Hierarki Pengelolaan Sampah (sumber: athermal.co.za)

Nah, ngomong-ngomong tentang sampah dan bagaimana pengelolaan yang benar, pada intinya, usaha yang terbaik adalah bagaimana mengurangi (reducing) produksi sampah tersebut. Menurut hierarki pengelolaan sampah, membakar sampah meskipun dapat dikonversikan ke energi lain, tetap masih menjadi pilihan yang kurang disarankan (least preferred).

Pilihan membakar sampah yang seringkali kemudian dikembangkan dengan penggunaan insinerator yang dapat menghasilkan energi listrik ternyata bukan merupakan pilihan yang sangat disarankan (most preferred). Gas buang insinerator ternyata masih menghasilkan emisi karbon yang mirip dengan pembangkit listrik tenaga uap. 

Oleh karena itu, budaya pengelolaan sampah yang disarankan dalam hierarki tersebut adalah 3R: mengurangi (reduce), memanfaatkan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle). Dan di atas semuanya adalah bagaimana kita selalu berusaha untuk tidak menghasilkan sampah (zero waste). Dan tentu ini adalah budaya yang bisa kita pelajari dan praktikkan bersama.

Tidak perlu jauh-jauh, mulai dari diri sendiri dan rumah kita. Seperti pesan Leo Tolstoy, "Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself". Ketika kita berpikir mengubah dunia, kita bisa mulai berpikir untuk mengubah diri sendiri.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun