Ecobrick menjadi metode pengolahan sampah plastik yang inovatif, karena dengan metode Ecobrick dapat menciptakan barang baru yang bermanfaat
Mahasiswa KKN Undip beri edukasi mengenai jenis sampah plastik yang bisa diolah kembali
Permasalahan sampah ini hampir di berbagai daerah menjadi permasalahan yang tidak kunjung terselesaikan. Belum ada upaya efektif untuk mengatasinya
Budaya pengelolaan sampah 3R: mengurangi (reduce), memanfaatkan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle).
Membuat spot foto dan gerbang wisata menarik dengan material reuse dan recycle
jangan buang baterai yang sudah "habis" atau "mati" masih bisa digunakan kembali
Sampah memang unik, semakin masuk menelusurinya semakin merasakan dan menikmati keunikan dan keanehannya, harus masuk lagi lebih jauh dan jauh lagi.
Mahasiswa internasional PMM UMM memberikan kepedulian terhadap isu lingkungan khususnya daur ulang produk plastik di Gading Kasri, Klojen, Malang.
Tim KKN Reguler UM melakukan sosialisasi mengenai bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga yang benar dan efisien
Sosialisasi dan demontrasi terkait langkah pembuatan kreasi dari ecobrick untuk kurangi dampak sampah plastik
3R (Reuse, Reduce, dan Recycle)Bank Sampah
Siswa diajak untuk membuat kerajinan dari botol bekas agar memiliki nilai praktis dan dapat digunakan kembali.
KKN Tematik UPI Kelompok 105 : Sosialisasi pengplahan sampah dan 3R di Desa Cibodas
Membuat Bumi Sehat Kembali dengan bijak dalam mengelola sampah.
Furnitur bekas lebih baik jika dilihat dari sudut pandang budget.
State of Youth Bima mengadakan kegiatan kampanye “Daur Ulang Sampah Selamatkan Lingkungan” sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Belanja online hampir pasti bakal menghasilkan sampah plastik. Mendonasikan atau menggunakan ulang itulah pilihan saya untuk menguranginya
Aksi nyata untuk mendukung Net-Zero Emmisions bisa dimulai dari rumah. Aksi 8M dapat ditempuh untuk mengurangi emisi dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah guna ulang (reuse) dan daur ulang (recycle) yang dapat dilakukan pada skala rumah tangga.
Program tersebut bernama “Main Dengan Kain”, program tersebut mengajak ibu-ibu PKK untuk membuat tatakan gelas berbahan dasar pakaian bekas.