Setiap guru maupun orang tua pasti menginginkan anaknya bisa belajar dengan baik sehingga bisa mencapai prestasi atau hasil belajar yang cemerlang. Namun sayangnya ada beberapa anak yang mengalami kesulitan belajar yang berakibat pada prestasi atau hasil belajarnya. Salah satu bentuk kesulitan belajar yang dialami seorang anak adalah disleksia.Â
   Apa itu disleksia? Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. British Dyslexia Association (2008) menjelaskan bahwa disleksia adalah kesulitan belajar spesifik yang utamanya berpengaruh pada perkembangan literasi dan keterampilan bahasa terkait. Disleksia bisa saja terjadi semenjak anak lahir dan efeknya seumur hidup. Hal ini ditandai dengan kesulitan dengan pemrosesan fonologis, penamaan cepat, memori kerja, kecepatan pemrosesan, dan pengembangan keterampilan otomatis yang mungkin tidak cocok dengan kemampuan kognitif individu lainnya.
    Anak dengan disleksia memiliki tingkat kecerdasan yang umumnya baik. Dan disleksia sendiri tidak mengganggu atau mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Dengan demikian potensi anak disleksia untuk berprestasi atau mencapai hasil belajar yang maksimal adalah bukan hal yang tidak mungkin. Hanya saja, anak disleksia membutuhkan bimbingan dan pembelajaran yang baik dan tepat untuk membantu mengatasi kesulitan belajarnya sehingga bisa mencapai hasil belajar yang maksimal.Â
   Lalu bagaimana pembelajaran yang baik bagi anak disleksia? Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran yang bisa diterapkan untuk anak disleksia.Â
1.Metode Multisensori
   Metode multisensori adalah metode yang mendayagunakan kemampuan visual (kemampuan penglihatan), auditori (kemampuan pendengaran), kinestetik (kesadaran pada gerak), serta taktil (perabaan) pada anak. Metode multisensori dapat digunakan untuk memperkenalkan huruf dan kata pada anak disleksia. Salah satu bentuk praktik dari metode multisensori adalah dengan meminta anak untuk menuliskan huruf-huruf di udara dan di lantai, membentuk huruf dengan lilin (plastisin), atau dengan menulis huruf besar-besar di lembaran kertas. Praktik semacam ini dilakukan dengan maksud untuk memungkinkan terjadinya asosiasi antara pendengaran, penglihatan dan sentuhan sehingga memudahkan otak bekerja mengingat kembali huruf-huruf. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa metode multisensori ini efektif untuk membantu proses belajar anak disleksia.
2.Metode Fonik
  Metode fonik (bunyi) adalah salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan untuk anak disleksia. Metode ini memanfaatkan kamampuan visual dan auditori anak dengan cara menamai huruf sesuai dengan bunyi bacaannya. Contohnya adalah huruf B yang dibunyikan eb, huruf C dibunyikan ec, dan lain sebagainya.
3.Metode Linguistik
  Metode linguistik adalah metode yang mengajarkan anak disleksia mengenal kata secara utuh. Metode ini menekankan pada kata-kata yang mirip. Dengan adanya penekanan, diharapkan anak disleksia mampu menyimpulkan sendiri pola hubungan antara huruf dan juga bunyinya.
   Metode-metode diatas adalah metode yang dapat dipilih dan digunakan dalam pembelajaran untuk anak disleksia. Metode pembelajaran yang digunakan memiliki pengaruh penting dalam kelancaran proses belajar anak disleksia. Oleh karena itu, metode pembelajaran harus direncanakan dan dipilih dengan tepat sesuai kebutuhan. Dengan pembelajaran yang baik diharapkan kesulitan belajar pada anak bisa teratasi sehingga kegiatan belajar anak bisa berjalan dengan efektif.Â