Mohon tunggu...
Nikmat Jujur
Nikmat Jujur Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hanya Selingan

Anak jalanan tak pernah ngecap Pendidikan.... masih belajar nulis.... sekalipun banyak Cercaan mungkinnya ... tapi aku pingin nulis selalu.... tanpa ragu.... Putera Timur Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kelumpuhan Jakarta vs Rencana Pemindahan Ibukota Negara

20 Maret 2017   00:33 Diperbarui: 20 Maret 2017   10:00 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta simbol kebesaran negara, bagaimana jika mengalami kondisi darurat berdampak kelumpuhan aktivitas kepemerintahan akibat bencana apasaja dalam tanda petik termasuk kerusakan struktur kewilayahan misalnya. Bukannya hal tersebut dapat diidentikan dengan “Kelumpuhan Jakarta adalah kelumpuhan negara”? Ungkapan ini, bagi sebahagian besar kalangan menganggap biasa saja. bahkan bisa saja hingga saat ini pun belum terlintas serius dalam benak pikir terkait nasib kota Jakarta yang adalah juga kota simbol kebesaran negara dan bangsa?

Lantas apakah benar demikian bangsa sedemikian besar dan pemerintahannya sibuk dengan urusan bangsa lainnya tanpa terbersik sedikitpun ungkapan  “Kelumpuhan Jakarta adalah kelumpuhan negara”? Memang miris boleh dikata jika kenyataannya selama ini adalah demikian. Pemerintah bangsa dan negara ini lupa akan hal tersebut dengan berpikir bagaimana suatu saat Jakarta berada dalam kondisi darurat seperti di Aceh akibat diterjang bencana besar Tsunami yang mengakibakan kota Jakarta mengalami kelumpuhan total. Bukan tidak mungkin dan harus dipastikan hal tersebut bakal terjadi dibeberapa tahun ke depan (ini bukan doa tapi adalah fakta penting yang mutlak dan penting menjadi perhatian Pemerintah bansa dan negara).

Saya pribadi secara lugas berani katakan suatu saat ungkapan “Kelumpuhan Jakarta adalah kelumpuhan negara”, bakal terbukti tanda petik ketika Jakarta berada dalam kondisi darurat kewilayahan akibat terkena Bencana Tsunami. Kalau demikian nantinya bukannya bakal otomatis berimbas aktivitas kenegaraan pun mengalami kelumpuhan total. Pasti banyak kalangan akan bertanya apa dan mengapa demikian beraninya saya katakan demikian.

Inilah yang sementara terbersik di kepala saya, sehingga berani melontarkan ungkapan “Kelumpuhan Jakarta adalah kelumpuhan negara”. Begini cerita yang melatarbelakangi kebaranian saya mengangkat masalah seandainya suatu saat kota Jakarta mengalami kelumpuhan total akibat bencana alam tak terbendung seperti terkena bencana Tsunami.

Beberapa waktu tepatnya tanggal 15 Maret 2017 lalu saya sempat menggunakan pesawat udara yang  selanjutnya hendak melakukan pendarat di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Tangerang Banten. Beberapa menit sebelum pendaratan, saya sejenak melayangkan pandangan ke wilayah ibukota Jakarta dan sekitarnya. Fakta bahwa Jakarta Indah jelas indah, maju dan berkembang pesat juga jelas demikian dan masih banyak lagi mungkinnya. Tapi itu bukanlah temuan penting dari hasil selayang pandang saya di atas langit Jakarta lebih kurang 10 menit sebelum  pendaratan, akan tetapi yang saya peroleh ternyata Jakarta bukanlah kota nyaman dan aman untuk dijadikan hunian. Lantas bagaimana dengan beban di pundak kota Jakarta sebagai kota simbol kebesaran Negara dan bangsa jika jelas boleh dikatakan bukan nyaman dan aman huni ? Pertanyaan ini penting digarisbawahi pihak pemerintah bangsa dan negara ini sebelum segalanya terlanjur terjadi dikemudian hari entah kapan nantinya!

Hal tersebut sengaja saya kedepankan dikesempatan ini. mengingat kondisi real berdasarkan hasil amatan langsung saya dari pesawat di atas daerah Jakarta 10 menit sebelum pendaratan adalah begitu tipis dan kecilnya selisih ketinggian antara permukaan laut dan permukaan daratan. Bahkan kalau boleh saya katakan sama sekali tak ada selisih atau atau kalau bisa untuk saat ini Jakarta tak aman lagi karena permukaan air laut telah lebih tinggi dari permukaan daratan.

Mari bersama kita menyimak!  Berdasarkan hasil laporan geografis pemerintah DKI tahun 2008 tinggi daratan Jakarta 7 meter dari permukaan laut. Lebih lanjut  Firdaus Ali Pakar hidrologi UI Maret  2016 lalu pun sempat mengatakan laju penurunan muka tanah daratan Jakarta terus meningkat dari 5-6 sentimeter menjadi 10-11 cm per tahun, sedangkan muka air laut  pun mengalami hal serupa yakni meningkat  dari 0,1 menjadi 2,2 meter per tahun akibat pemanasan global. Sehingga jika tak ada upaya pencegahan nyata maka dapat menimbulkan dampak buruk sulit terelakkan dikemudian hari.

Jika demikian fakta penemuan saat ini, lantas apa yang dapat disimpulkan untuk menyikapi untuk hal dimaksud, jelasnya jawaban pasti telah ada di dalam rancangan pemerintahan saat ini saya jujur saja saya begitu bersyukur  dan berterimakasih pertama kepa Tuhan YME ternyata saat saya berpikir demikian tepat selang beberapa waktu kemudian saya membaca di media masa elektronik bahwa ada rencana pemerintah untuk memindahkan Ibukota negara ke wilayah kalimatan oleh Presiden kita saat ini sekali lagi terima kasih pula buat Pak Presiden Tuhan telah memberikan Hikmat untuk Bapak agar kelak negara ini tidak menikmati kondisi fatal tak diharapkan yakni Negara Lumpuh Total akibat Jakarta terkena bencana tak terelakkan TSUNAMI kayak tragedi tak terlupakan sepanjang sejarah yakni Aceh.

Akhirnya tanpa harus berpanjang lebar lagi saya Putera Timur Nusantara ingin menitipkan harapan saya sebagai anak bangsa yang peduli akan nasib masa depan bangsa ini. Jika saja Bapak Presiden telah memiliki rencana untuk memindahkan Ibukota Negara saya pikir adalah langkah tepat penyelematan ibukota negara untuk masa akan datang jika sewaktu-waktu Jakarta mengalami kelumpuhan total akibat terkena bencana. Terkait daerah mana yang akan di pilih adalah kewenangan Bapak dan pemerintahannya, sepanjang daerah itu memenuhi syarat secara geografis kewilayan  maupun dari segi kepentingan akvitas kenegaraan lainnya. Salam hormat serta Sukses buat Pak Presiden  dan pemerintahannya. Wujudkanlah semua ide dan gagasan brilian Bapak dan pemerintahan secara perlahan tanpa harus terintervensi pihak manapun dari komponen bangsa ini jika itu Bapak anggap penting terdesak untuk Bangsa dan Negara.

                                                                                                                                                                                                             Goresan Putera Timur Nusantara 20 Maret 2017

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun