Mohon tunggu...
nikmah tsaniyah
nikmah tsaniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lakukan apa yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarlah Allah yang mengurusnya(imam malik)

berguna sesama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Eksistensi Guru Zaman Now

13 Maret 2021   17:22 Diperbarui: 13 Maret 2021   17:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       Indonesia merupakan sebuah negara dengan berisikan masyarakat yang memiliki tingkat kreativitas tinggi. Namun terkadang kreativitasnya semata-mata hanya untuk hiburan semata, candaan belakang dalam kegiatan sehari-hari. Dan kreativitas tersebut hanyalah berupa istilah-istilah baru yang di anggap lucu dan dapat menjadi bahan obrolan. 

Tak hanya berhenti di situ saja, istilah-istilah viral kerap kali diucapkan bahkan diperagakan anak-anak dengan lihainya. Dan kids zaman now yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, tak mengenal umur mulai dari anak-anak sampai lansia. Namun setelah muncul dengan viralnya dan menghebohkan dunia, lamat hari istilah-istilah tersebut hilang bagaikan di telan bumi. Istilah kids zaman now pun kini masih sering terdengar oleh telinga warga Indonesia, yang artinya "anak zaman sekarang". 

Zaman now pun tidak hanya di kaitkan dengan anak, namun dapat dikaitkan dengan berbagai hal. Zaman now sendiri merupakan sebuah istilah untuk menunjukkan perilaku atau kondisi berbeda yang terjadi di zaman sekarang ini. Lebih uniknya lagi berbeda itu dapat mengandung nilai positif maupun negatif.

            Zaman now sudah menyasar dalam berbagai lini problematika kehidupan. Termasuk pada dunia pendidikan terlebih pada guru. Guru merupakan pionir tidak hanya bertanggung jawab  dalam segi pendidikan (mengajar) namun akan bertanggung jawab dalam segi akhlak, moral, etika, hingga dalam segi afeksi (kasih saying). Namun hal yang di khawatirkan dalam keadaan sekarang ini "zaman now" akankah eksistensi guru menurut istilah Jawa digugu lan ditiru (dipatuhi dan dicontoh)  akan berubah menjadi wagu tur saru (kaku dan tidak baik) karena melihat perkembangan zaman yang kian hari semakin mengkhawatirkan.

            Jika guru hanya mengajar menggunakan buku paket sebagai pacuan dan guru dituntut untuk mengajar di depan kelas, bercerita mengenai materi secara terus menerus maka itu bukanlah seorang guru yang diperlukan pada zaman now yang lebih penting saat ini  seorang guru yang lebih dari itu. Maka seorang guru, untuk menjadikan dirinya profesional dan eksis dengan berpegang teguh pada istilah Jawa (digugu lan ditiru) dan harus membuang jauh-jauh istilah yang muncul bahwa guru (wagu tur saru), dengan cara :

            Pertama, seorang guru harus mampu untuk memiliki moral (akhlak), etika, sopan santun, yang baik, karena selain untuk diri sendiri hal tersebut akan menjadi contoh bagi siswanya. Lantas seorang guru memiliki tanggung jawab untuk menjadikan siswanya berakhlak baik. Hendrick dan Ludemen (2002) pernah melakukan penelitian di berbagai negara maju. Objek riset yang dilakukan pada pengusaha dan eksekutif sukses. Dari penelitian itu Hendrick dan Ludemen menyimpulkan ada 12 nilai ciri-ciri pengusaha dan eksekutif sukses. Akhlak (moral) menduduki peringkat teratas. Orang luar negeri yang bukan beragama Islampun percaya bahwa akhlak adalah hal yang terpenting. Begitu pula dalam agama Islam yang terdapat pada Surat An-Nisa' ayat 69 yang artinya "Siapa yang taat pada Allah dan Rosul mereka bersama orang-orang yang  Allah beri nikmat. Yaitu para Nabi, orang-orang jujur, (berakhlak baik, para syahid dan orang-orang saleh. Mereka sebaik-baik teman".

            Dari uraian di atas maka pantaslah jika akhlak dapat tertanam baik di dalam seorang guru dan siswanya. Jika sebuah akhlak tidaklah tertanam baik di hati guru maupun siswa maka berbagai peristiwa buruk akan terjadi. Di zaman now ini dikarenakan kurangnya akhlak pada guru sering terdengar berita mengenai guru mencabuli siswanya, menghamili, menjual, hingga membunuh siswanya sendiri. Jika hal tersebut terjadi maka sudahlah pantas guru menyandang istilah "wagu tur saru". Namun itu hanyalah contoh kecil mengnai buruknya seorang guru bila tidak memiliki akhlak yang baik, selebihnya masih banyak beribu-ribu guru yang patut untuk "digugu lan ditiru".

            Kedua, seorang guru juga mampu melek dalam teknologi. Seorang guru zaman now harus dapat menyusun program pembelajaran dengan berbasis teknologi informasi komputer. Mulai dari mengoperasikan leptop, computer, LCD, dan sarana modern lainnya. Apalagi di era pandemi saat ini guru dituntut lebih inovatif dalam menyampaikan pembelajaran. Hal tersebut perlu untuk dilakukan agar guru tidak merasa tertinggal oleh siswanya dan dapat mengimbangi dengan baik.  Sehingga dapat mengemas pembelajaran menjadi lebih dinamis, menarik dan menyenangkan. Jika metode pembelajaran dengan TIK sudah berjalan dan guru mampu menguasai dengan baik disitulah letak kepercayaan murid pada seorang guru sehingga dapat "dugugu" (dipatuhi) untuk mengikuti metode pembelajarannya.

            Ketiga, seorang guru mampu untuk melakukan riset (penelitian) dalam bidang apapun tanpa batas. Inti dari sebuah riset adalah didalmnya agar dapat bergerak dalam literasi. Bagimana mungkin seorang guru pintar akan dapat melahirkan siswa yang pintar jika tidak rajin membaca, melakukan riset, dan menulis.

            Dengan demikian beberapa hal kriteria seorang guru zaman now agar memiliki eksistensi dan profesionalisme yang dapat bertahan di zaman now. Selalu bergarap agar guru-guru zaman now akan terus melahirkan siswa-siswa yang penuh dengan prestasi.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun