Apa yang terlintas di benak anda waktu mendengar kata 'Mahabharata'? Sederetan karakter dalam pewayangan? Relief di candi-candi? Atau film India yang sempat ditayangkan di televisi nasional beberapa tahun silam?
Mahabharata arguably adalah salah satu mahakarya literatur dalam sejarah manusia, disusun pada sekitar abad ke-4 SM, ia berbentuk narasi sepanjang seratus ribu kalimat, setidaknya 10 kali lebih panjang daripada gabungan Iliad dan Odyssey. Bagi anda yang kurang familiar, inti cerita berkisar pada kisah pertarungan dua keluarga, Pandawa dan Kurawa, dalam memperebutkan tahta Hastinapura, yang ditandai klimaksnya dalam sebuah pertempuran berskala biblical di padang Kurukshetra. Tak dapat dipungkiri bahwa kisah Mahabharata adalah representasi berbagai karakter manusia dari berbagai sudut, tidak melulu hitam dan putih. Bahkan seorang Yudhistira yang jujur pun bisa 'khilaf' sehingga harus kehilangan kehormatannya.
Adalah seorang penulis komik Grant Morrison, yang terkenal dengan karya-karyanya seperti X-Men dan Fantastic Four , yang tertarik untuk menggarap klimaks peperangan dalam literatur klasik ini dalam artwork indah dengan sentuhan futuristik dalam karya terbarunya, 18 Days. Berikut previewnya:
[caption id="attachment_115413" align="alignleft" width="315" caption="poster 18 Days (http://www.18-days.com/index.html)"][/caption]
"This new version of the Mahbharata is set in fantastic, mythic time, at the end of the Dwapara Yuga (Copper Age) and the beginning of the fallen, corrupt Kali Yuga, the Age of Iron."
Mahabharata dipercaya memiliki sisi historis, dalam artian benar-benar pernah terjadi. Ahli sejarah A. L. Basham memperkirakan perang Kurukshetra terjadi di masa keemasan kerajaan Kuru antara 1200-800 SM. Jika ditelaah berdasarkan literatur Puranas yang memaparkan silsilah raja-raja kuno, peperangan tersebut kemungkinan terjadi di sekitar tahun 950 SM.
Dalam karyanya, Grant Morrison mengambil kebebasan dalam intepretasi setting waktu, kostum dan persenjataan. Dalam catatannya di http://www.18-days.com/notes.html, ia memparkan bahwa dalam kurun 48.000 taun sejak munculnya homo sapiens pertama di bumi, hanya dalam waktu 2000 tahun terakhir manusia telah berkembang dari pandai besi hingga pencipta teknologi atom ultra modern. Setelah eksis ribuan tahun lamanya, kerajaan Bharat pastilah pernah mengembangkan peradaban mereka jauh lebih maju daripada manusia jaman ini, dan kemudian menghilang. (kedengarannya seperti kisah benua Atlantis ya?)
"So, if we can go from flint daggers to Uzis in a few thousand years, what might the smarter, fitter, more magnificent men and women of the Dwapara Yuga achieved in their own time ?
Our world of Bharat is a place of incredible art and technology. A wondrous earthly kingdom of sages, warriors, noble men and women. This incredible culture has mastered higher forms of yoga, meditation and Ayurvedic practice. They’re stronger, faster, fitter and smarter than we are but still prey to so many of the same emotional foibles that lead us all into disaster."
Maka jangan heran ketika persenjataan dan pakaian dalam cerita ini sarat dengan kesan science-fiction. Penggarapannya teramat detail untuk menunjukkan kebanggaan dan kejeniusan pembuatnya. Pakaian tempur tidak hanya terbuat dari paduan krom dan emas dengan taburan batu mulia, melainkan juga dilengkapi dengan panel penyimpan energi, meriam tangan built-in, hingga senjata laser.
[caption id="attachment_115423" align="alignnone" width="499" caption="Cuplikan Pertempuran Kurukshetra (http://www.18-days.com/index.html)"][/caption]
Bahkan para dewa seperti Krishna pun digambarkan sangat sophisticated , sampai melongo saya dibuatnya. Sunguh kreativitas dan artistic skill yang sulit dicari bandingannya, benar-benar terasa sureal, perhatikan artwork yang memanjakan mata ini: