Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tak Hanya Pasangan, Ini 3 Tanda Sahabat yang Diam-diam Bisa Cemburu Padamu

24 Desember 2020   15:23 Diperbarui: 25 Desember 2020   22:55 2057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.freepik.com via www.beautynesia.id)

Salah satu hal yang patut kita syukuri dalam hidup adalah memiliki orang lain yang peduli dengan kita, yang kita disebut sahabat. Kalau kita ingin membandingkan sahabat dengan pasangan, atau sahabat dengan teman, jelas itu orang yang sangat berbeda. 

Kalau saya bilang, sahabat akan berada di posisi netralnya antara pasangan dan teman, sedangkan pasangan adalah orang yang sangat dekat dengan kita, selalu ada untuk kita, melengkapi hidup kita sehingga kita jadi sepasang. Kalau teman adalah orang yang kita kenal, tidak terlalu dekat dengan kita, mungkin hanya sekali atau dua kali berjumpa dalam beberapa kesempatan.

Namun sahabat adalah teman terbaik kita. Teman akrab kita yang selalu menyempatkan waktu, kapan pun kita membutuhkan dia akan selalu ada, bahkan dia telah ada sebelum pasangan kita hadir di kehidupan kita.

Perasaan cemburu seorang sahabat! Sharing yuk…

“Mbak, kamu pernah nggak merasa cemburu dengan sahabatmu yang memiliki teman akrab lain, dan sering menghabiskan waktu berdua tanpamu?”, tanyaku pada rekan kerja di sela-sela makan makan siang kami.

“Iya, pernah", jawabnya.

“Oh ya udah... Berarti bukan cuma aku yang merasakannya. Ku kira aku terlalu baperan sampai muncul rasa cemburu semacam ini”, jawabku meneruskan. 

-----------------

Aku sendiri meyakini bahwa intensitas kecemburuan yang hadir terhadap sahabat kita, mungkin akan berbeda-beda. Bisa disebabkan alasan gender, tingkat kedekatan dari pembiasaan, perasaan dan karakter setiap individu yang pasti berbeda-beda, seberapa lama kita mengenalnya, dan bagaimana kita memaknai arti kedekatan kita. 

Maknanya, bagaimana yang aku rasakan terhadap sahabatku, akan berbeda dari perasaanmu terhadap sahabatmu. Situasi kondisi patut kita pertimbangkan dalam setiap hal.

Lalu pernahkah kamu merasakan cemburu atas sahabatmu di kala dia memiliki teman akrab lain untuk menghabiskan waktunya? Bagaimana perasaanmu? Akankah kamu terbuka padanya, mengatakan pada sahabatmu perasaan cemburumu itu?

“Sahabat, sadarkah kalau aku sedang tidak nyaman kamu dekat dengan orang lain? Aku merasa tergantikan. Bisakah kau katakan padaku mengapa kamu lebih banyak menghabiskan waktumu dengannya dari pada denganku? Apakah selama ini kamu juga merasakan yang sama di kala aku banyak menghabiskan waktu dengan orang lain? Tapi percayalah. Ketika aku menghabiskan waktuku dengan orang lain, ada banyak momen aku menceritakan kebersamaan kita padanya. Kebetulan saja aku dan temanku itu dipertemukan dalam ruang dan waktu yang lebih dekat dari pada denganmu. Namun bukan berarti sosokmu akan tergantikan. Lalu bagaimana denganmu?”

Fuh. Seandainya aku bisa mengatakan ini padanya. Tapi kenapa terasa begitu sulit.

Sayangnya, persahabatan yang kita jalani di kehidupan ini, tidak se-intens yang kita lihat di film atau sinetron. Pasti ada hal yang sulit dijelaskan. Ada semacam benteng yang menghalangi hubungan kita sehingga amat sulit untuk saling terbuka. Ada beberapa alasan yang sulit terjelaskan dalam beberapa hal. 

Padahal jelas, kita bisa saling mengakui kalau dia adalah sahabat kita. Dia adalah teman terbaik di antara yang baik. Dari sekian ribu orang yang aku kenal, hingga aku sebut teman, hanya dialah yang ingin kuakui sebagai teman terdekatku. 

Aku bersedia hadir kapan pun dia membutuhkanku. Aku bersedia meluangkan waktu kapan pun dia menjadwalkannya. Aku merasa tidak pernah berlaku sebaik ini kepada siapa pun selain dia.

Awalnya kukira, ini timbul karena perasaan egoisku saja. Aku bertanya-tanya, mengapa aku harus merasakan kecemburuan ini. Sebagaimana aku juga memiliki teman akrab lain di komunitas lain yang tidak ada dia di dalamnya, bukankah wajar kalau dia juga sama. Lalu, apakah boleh aku cemburu?

Tapi ternyata boleh, bahkan wajar bila aku sampai merasakannya. Mengingat telah banyak kasus dan telah ada penelitian juga tentang ini. 

Dihimpun dari beberapa laman, setidaknya ada 2 alasan yang kutemukan mengapa rasa cemburu itu bisa hadir dalam sebuah persahabatan. Utamanya, dalam persahabatan 2 insan Hawa saja.

Ilustrasi (Sumber: www.shutterstock.com)
Ilustrasi (Sumber: www.shutterstock.com)

1. Cewek memang lebih gampang cemburu dari pada cowok
Dilansir dari Republika, Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) bekerja sama dengan Universitas Texas AS melakukan satu studi yang melibatkan 1.000 partisipan, untuk mempelajari perasaan cemburu dari perspektif gender. Hasil penelitian itu diterbitkan dalam jurnal akademik Elsevier. 

Berdasarkan data yang diperoleh dari studi tersebut ditemukan bahwa perempuan menjadi sangat pencemburu jika mengetahui pasangannya memiliki perasaan emosional yang kuat dengan wanita lain. Sedangkan laki-laki memiliki kecemburuan yang lebih besar dalam menanggapi perselingkuhan seksual yang dilakukan pasangannya.

Well, dari itu, kita semakin yakin ya bahwa cewek memang lebih banyak bermain emosi atau perasaan, dari pada cowok. Sebagaimana kita memahami teori umum tentang pola pikir wanita yang lebih banyak menggunakan perasaan dari pada logika. 

Dan kalau kita kembali ke makna kata cemburu, cemburu adalah emosi dan biasanya merujuk pada fikiran negatif dan perasaan terancam, takut, dan khawatir kehilangan sesuatu yang dihargai oleh seseorang, terutama merujuk pada hubungan manusia. 

Dikarenakan permainan perasaan wanita yang ternilai tinggi, maka wajar bila wanita lebih gampang cemburu ketika hal yang dimiliki sedang coba direbut atau akan terancam menghilang dari kepemilikannya.

Dilansir dari Feedme, menurut psikolog asal Amerika Serikat bernama Robert L. Leahy, rasa cemburu biasanya muncul karena perasaan insecure dalam sebuah hubungan. Insecure karena takut kehilangan, takut ditinggalkan, atau tak lagi diperdulikan.

Karena nyatanya, apabila kita sudah terlanjur sayang dan nyaman pada seseorang, kita akan sebisa mungkin menjaga hubungan itu, bukan? Apabila hubungan itu antara lawan jenis, mungkin cara penyelesaian yang paling final adalah dengan ‘putus’. Tapi kalau sesama jenis yang bernilai persahabatan, apa iya mau diselesaikan sengan cara yang sama? Pada akhirnya, diam memang sikap sementara yang bisa ditunjukkan.

2. Cemburu atas nama persahabatan adalah wajar
Dilansir dari Bravotv. Hasil konsultasi dengan seorang terapis,Tanya Koifman LCSW, dia menyatakan bahwa “It's actually quite common to feel some jealousy around your close friend’s other relationships”( sebenarnya cukup umum untuk merasakan kecemburuan dalam hubungan pertemanan sahabat anda dengan yang lain).

Koifman lebih lanjut menyatakan bahwa Kecemburuan adalah emosi yang cukup kompleks, terutama dalam hal persahabatan. Orang terkadang merasa malu menyatakan bahwa mereka merasa cemburu tentang persahabatan atau hubungan teman dekat mereka dengan yang lain. 

Merasa cemburu tentang pertemanan sahabat kita dengan yang lain tidak berarti kita adalah teman yang buruk, atau kita tidak ingin sahabat kita menikmati hidup dengan hubunganya dengan yang lain. Namun itu adalah serangkaian emosi yang saling bertentangan dan beriringan pada saat yang sama. 

Di satu sisi kita merasa bahagia untuk teman kita dan menginginkan hal-hal yang paling baik untuknya. Tapi di sisi lain kita juga merasa sedih untuk diri sendiri; kesal atau cemburu karena sahabat kita menghabiskan waktu bersama yang lain, dan orang itu juga spesial bagi sahabat kita. Terkadang masalahnya adalah kita hanya merasa tersisih dari momen atau terlewatkan atas pengalaman tertentu bersama sahabat kita itu.

Tanda-tanda sahabat sedang cemburu

Sekali lagi, saya percaya bahwa setiap orang pasti memiliki caranya sendiri dalam segala hal, menimbang kita memang memiliki sikap dan karakter yang berbeda-beda. Termasuk dalam menunjukkan rasa cemburu ini. Bukankah kita juga perlu mempertimbangkan karakter dari sahabat kita itu? 

Seseorang bisa saja memilih untuk jujur, menyatakan semuanya sehingga jelas dan mungkin bisa langsung dapat solusi. Akan tetapi sah-sah saja jika kita memilih diam dan berharap kalau sahabat kita peka dengan sendirinya. Berdoa saja semoga stok orang peka di dunia ini bertambah (haha).

Kalau saya sendiri, termasuk dalam tipe sulit untuk jujur, apalagi terhadap sahabatku, dengan alasan tertentu tentunya. Jadi saya lebih memilih diam dan menunggu bagaimana reaksi dia menanggapi perubahan sikapku. 

Berikut adalah tanda-tanda umum yang ditunjukkan ketika sahabatmu sedang cemburu (berdasarkan pengalaman pribadi):

Pertama, Perubahan Sikap
Hubungan persahabatan pasti akan saling meluangkan waktu. Apabila jarak memisahkan, kita bisa meluangkan waktu minimal satu bulan sekali, walau untuk sekadar minum jus dan bercerita. 

Namun bila telah ada hal yang dirasa kurang menyamankan, seperti telah timbulnya perasaan cemburu ini, di saat bertemupun, suasana jadi terasa canggung. Semacam, ada sesuatu yang telah merubah keceriaan dan keasyikan quality-time kita. 

Perubahan sikap itu bisa kita tunjukkan dengan pembicaraan yang tidak lagi ditanggapi dengan asyik, cara bicara yang kaku seperti ada yang ditutup-tutupi, dan cara kita meresponnya juga tidak seperti biasanya. Intinya, ada sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Kedua, Jadi Sungkan Memulai Komunikasi
Jarak tinggal kita dengan sahabat, baik itu dekat maupun jauh, komunikasi by social media pasti hampir selalu dilakukan. Namun dikarenakan adanya ketidaknyamanan dari kecemburuan, komunikasi yang awalnya selalu ingin dimulai, jadi sungkan dilakukan. 

Istilahnya, bila hati sedang tidak baik-baik saja, mau melakukan yang seperti normalnya jadi agak susah. Ending-nya, jadi ingin menunggu dia aja yang membuka percakapan dulu, baru menanggapinya dengan pura-pura tidak sedang terjadi apa-apa.

Ketiga, Lebih Pendiam
“Seandainya aku mampu menyatakan semuanya”, ucapku dalam hati. Lagi-lagi jadi berandai-andai kan? Haha. Sebetulnya diamya dia, bisa langsung ketahuan sih apabila dia tipe orang yang aslinya bukan pendiam sama sekali. Tapi kalau aku merasa bukan pendiam dan tetap tidak ketahuan, mungkin sebabnya adalah masing-masing dari kita sama-sama sungkan untuk terbuka. Begitukah? Kalau begitu kasusnya, bisakah masing-masing mempertanyakan makna dari persahabatan kita selama ini?

Jadi bingung kan ya…

Sekian, Jepara, 24 Desember 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun