Hal ini sering dianggap sebagai tindakan membeda-bedakan, atau di anggap bahwa anak-anak inklusif tidak mendapatkan hak yang sesuai. Padahal yang memberi cap miring tentang sekolah luar biasa adalah masyarakat sendiri. Intitusi pendidikan yang menyediakan layanan bagi para difabel atau disabilitas bukan dibuat untuk membeda-bedakan. Begitu juga dengan jarangnya sekolah umum menerima anak difabel untuk mengenyam pendidikan, bukan berarti terjadi adanya pembatasan hak belajar anak.
Dari sudut pandang penjaminan mutu dan kualitas, justru sekolah luar biasa atau institusi berbasis inklusif lebih baik untuk melayani anak-anak dengan keterbatasan tersebut. Mereka akan belajar dengan lebih cepat bersama lingkungan yang sama dan sesuai dengan diri mereka. Sehingga dalam perkembangannya mereka tidak tertekan atau terintimidasi ketika bersaing dengan dunia luar. Lingkungan tersebut sangat khusus diciptakan untuk mengembangkan diri bagi manusia-manusia yang diciptakan spesial.
Sekali lagi dalam hal ini, manusia memang diciptakan dengan keistimewaan yang berbeda-beda. Tidak ada standarisasi yang menjadikan perbedaan itu alasan untuk tidak saling menghormati, tidak saling menghargai dan tidak saling menyayangi satu sama lain. Perbedaan warna kulit, warna mata, kebudayaan, keyakinan bahkan perbedaan cara untuk berkomunikasi seperti mendengar dan berbicara adalah salah satu bentuk anugerah Tuhan yang patut untuk disyukuri dan dihormati.
Terakhir, saya akan mencantumkan alamat Rumah Inklusif di daerah Kebumen, Jawa Tengah tadi barangkali ada yang ingin berkunjung untuk melihat sisi lain kehidupan bersama makna-makna didalamnya yang ternyata sebuah hidup jauh lebih luas artinya di mata banyak orang. Kita sebagai manusia hanya perlu selalu bersyukur atas semua anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Narasumber : Amalia Syahidah, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, IAINU Kebumen
Alamat Rumah Inklusif :RT 01/RW01, Panggel, Kembaran, kecamatan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah 54312