Mohon tunggu...
Nicolas Thaddeus Lilistyo
Nicolas Thaddeus Lilistyo Mohon Tunggu... Pelajar di Kolese Kanisius

Halo! Saya adalah Nicolas Thaddeus Lilistyo, seorang pelajar dari Kolese Kanisius Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keajaiban Fisika Parasut: Menepis Mitos Ketidakbergunaan untuk Keselamatan

6 Mei 2025   22:15 Diperbarui: 6 Mei 2025   22:14 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerangka Cara Bekerja Parasut (Sumber:Andoya Space) 

Ketika sebuah objek jatuh dari atmosfer, hampir tidak ada gaya hambatan udara. Sedangkan, gravitasi bumi terus menariknya turun. Dengan percepatan gravitasi, gaya hambatan udara semakin meningkat. Akhirnya, ketika gaya hambatan udara sama dengan gaya gravitasi, maka tercapailah kecepatan terminal. 

Sedangkan, ketika seseorang menggunakan parasut untuk memperlambat jatuhnya, luas permukaan seseorang menjadi besar dan meningkatkan gaya hambatan udara. Oleh karena ini, kecepatan seseorang juga akan menurun.

Secara fisika, gaya hambatan udara dapat ditulis dengan rumus:

FD = ½ . ρ . v2 . CD . A

dimana:

FD = gaya hambatan udara (N)

ρ (rho) = massa jenis fluida (kg/m3)

v = kecepatan objek yang relatif terhadap fluida (m/s)

CD = koefisien hambatan 

A = luas penampang (m2)

Dengan mengetahui rumus tersebut, kita dapat mengetahui bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi gaya hambatan udara adalah luas penampang. Berdasarkan rumus, ketika luas penampang membesar, maka gaya hambatan udara juga bertambah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun