Bagi warga Tangerang dan Jakarta yang sering melintasi ruas Tol Jakarta--Tangerang (Tol Janger), sebagian besar pasti pernah melewati Simpang Susun Tomang. Lokasi ini dikenal sebagai salah satu simpul dalam jaringan jalan tol di Jabodetabek.
Banyak dari kita mungkin pernah (atau bahkan sering) terjebak macet di Tol Tomang, terutama saat jam sibuk atau musim liburan. Seolah kemacetan ini tidak pernah ada solusinya.
Pertanyaannya, kenapa simpang susun Tol Tomang selalu menjadi titik macet? Apakah ini akibat dari perencanaan tata kota yang buruk? Atau karena volume kendaraan yang sudah melampaui kapasitas harian?
Artikel ini akan membahas analisa ringkas mengenai penyebab kemacetan di Simpang Susun Tomang dan solusi yang mungkin bisa diterapkan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di titik ini.
Penyebab Tol Tomang Selalu Macet
Simpang Susun Tol Tomang adalah salah satu akses utama dari Banten menuju Cikampek melalui tol dalam kota Jakarta. Banyak pengendara memilih jalur ini karena lebih cepat dibanding lewat JORR 1 atau JORR 2 yang rutenya lebih memutar dan mahal.
Tol Tomang merupakan titik pertemuan sejumlah ruas jalan utama, termasuk Jalan Letjen S. Parman dari arah Grogol dan Slipi, Jalan Tomang Raya, Tol Dalam Kota, Tol Pluit, dan Tol Kebon Jeruk.
Pembahasan dimulai dari KM 0 ruas Tol Jakarta-Tangerang, menuju arah barat atau ke Tangerang. Pada titik ini, terdapat enam ruas jalan yang bertemu dan menyatu ke dalam satu jalur tol. Keenam jalur tersebut berasal dari:
- Tol Dalam Kota dari arah Cawang
- Flyover tol dari arah Grogol
- 2 akses dari Jl. Letjen S. Parman (dari arah Slipi dan Kemanggisan)
- Jl. Letjen S. Parman dari arah Grogol
- Underpass dari arah Tomang Raya