Mohon tunggu...
Niastri GalaDatuan
Niastri GalaDatuan Mohon Tunggu... mahasiswa

topik konten favorite yaitu mengenai ekonomi uang berkaitan dengan green accounting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika Angka Bertemu Alam " Cerita tentang Akuntansi Hijau"

15 September 2025   20:12 Diperbarui: 15 September 2025   20:13 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ketika Angka Bertemu Alam (Cerita tentang Akuntansi Hijau)

Pagi itu, warga sebuah kota di tepi sungai resah. Air sungai yang dulu jernih kini berubah cokelat kehitaman. Bau menyengat menusuk hidung, ikan-ikan mengambang mati di permukaan. Sungai yang dulunya menjadi sumber kehidupan, kini menjadi sumber masalah. Biaya kesehatan melonjak karena penyakit kulit dan pernapasan, pemerintah harus mengeluarkan dana miliaran untuk membersihkan aliran air, dan anak-anak kehilangan tempat bermain yang aman.

Kejadian ini bukan sekadar soal lingkungan. Ini adalah biaya lingkungan biaya yang nyata, tapi jarang dicatat. Polusi, limbah, penggunaan energi berlebihan, dan kerusakan ekosistem sesungguhnya adalah "utang" yang kita warisi dari aktivitas ekonomi. Kita menikmati hasil produksi pabrik, tapi kita juga ikut menanggung akibatnya.

Namun, tidak semua cerita berakhir kelam. Ada juga langkah-langkah nyata yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Mulai dari penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah secara bijak, hingga inovasi ramah lingkungan yang memberi manfaat tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat luas. Inilah yang disebut manfaat lingkungan keuntungan yang sering tak terlihat dalam laporan keuangan biasa, tapi sesungguhnya sangat besar.

Dari penghematan energi, penghijauan, hingga perubahan gaya hidup sederhana yang lebih berkelanjutan, semua memberi nilai tambah nyata. Bahkan langkah kecil seperti mengurangi plastik sekali pakai atau memilih transportasi ramah lingkungan dapat membawa dampak besar jika dilakukan bersama-sama. Setiap tindakan hijau, sekecil apa pun, adalah investasi untuk bumi yang lebih sehat.

Nah, di sinilah akuntansi hadir dengan wajah baru green accounting atau akuntansi hijau. Bukan lagi hanya menghitung angka laba-rugi, melainkan juga menghitung biaya lingkungan yang ditimbulkan, serta manfaat lingkungan yang dihasilkan. Dengan green accounting, laporan keuangan bukan sekadar kumpulan angka kaku, tetapi juga cermin tanggung jawab terhadap bumi.

Menariknya, konsep ini bukan hanya milik perusahaan besar atau pemerintah. Kita pun bisa ikut menerapkannya. Bayangkan jika setiap rumah tangga mulai mencatat berapa banyak listrik yang dihemat dengan mematikan lampu saat tidak dipakai. Atau menghitung nilai manfaat dari menanam pohon di halaman rumah udara lebih segar, suhu rumah lebih sejuk, hingga tagihan listrik berkurang karena AC tidak perlu bekerja keras. Itu semua adalah bentuk akuntansi hijau versi sederhana.

Akhirnya, pertanyaan penting pun muncul  apa arti "untung" sebenarnya? Apakah sekadar angka rupiah yang semakin bertambah, ataukah juga termasuk udara yang bersih, air yang jernih, dan hutan yang tetap hijau? Akuntansi hijau memberi kita jawaban  keuntungan sejati adalah ketika ekonomi tumbuh selaras dengan alam.

Karena pada akhirnya, apa gunanya perusahaan kaya kalau masyarakat sakit? Apa gunanya pertumbuhan ekonomi tinggi kalau bumi yang kita tinggali semakin rusak? Akuntansi hijau mengingatkan kita, bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar beban biaya, melainkan juga investasi terbesar investasi untuk masa depan kita bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun