Bahasa bukan cuma alat untuk bicara atau menulis, tapi juga cara kita menunjukkan siapa kita. Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat, termasuk bagaimana bahasa mencerminkan identitas seseorang. Di indonesia, yang punya banyak bahasa daerah, hal ini sangat terasa. pada tahun 2025, dengan globalisasi yang makin kuat, penting untuk memahami bagaimana bahasa membentuk identitas kita.Â
Bahasa daerah seperti Sunda, jawa atau minang menunjukkan dari mana kita berasal . Misalnya, seseorang yang berasal dengan logat sunda halus sering di anggap sopan atau berasal dari keluarga yang menghormati tradisi. Dikota besar seperti jakarta, banyak anak muda masih pakai bahasa daerah saat ngobrol dengan daerah, meskipun mereka fasih berbahasa indonesia atau inggris. Ini menunjukkan bahwa bahasa daerah jadi bagian dari identitas budaya yang tetap dijaga. Bahasa juga berubah sesuai situasi sosial. Saat kita ngobrol sama teman sebaya, kita mungkin pakai bahasa yang santai, seperti campuran Indonesia sama slang lokal. Tapi kalau sama guru atau atasan, kita langsung ganti ke bahasa yang lebih formal. Ini menunjukkan bahasa bisa menyesuaikan diri dengan peran kita di masyarakat. Di 2025, pengaruh media sosial juga bikin bahasa baru, seperti istilah "gaspol" atau "bucin," yang jadi tanda identitas generasi muda Indonesia.Terakhir, penggunaan bahasa asing seperti Inggris sering dikaitkan dengan status sosial. Banyak orang merasa lebih percaya diri kalau bisa berbahasa Inggris lancar, karena itu dilihat sebagai tanda pendidikan tinggi. Tapi, ini kadang bikin bahasa daerah terabaikan. Di sekolah atau kantor sekarang, sering ada campuran bahasa Indonesia, daerah, dan Inggris dalam satu percakapan, mencerminkan identitas yang dinamis.
Bahasa memang punya kekuatan besar dalam membentuk identitas kita. Dari bahasa daerah yang menjaga budaya sampai bahasa asing yang menunjukkan ambisi, semuanya jadi cermin siapa kita di masyarakat. Di tahun 2025, di tengah globalisasi, mari kita lestarikan bahasa daerah sambil tetap terbuka pada bahasa lain. Dengan begitu, identitas kita sebagai bangsa Indonesia bisa tetap kuat dan berwarna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI