Mohon tunggu...
niaramadani
niaramadani Mohon Tunggu... Mahasiswi aktif S1 Ilmu Ekonomi UIN Sunan Ampel Surabaya

Hobi saya menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pola bantuan internasional USAID dalam penanganan kerusakan lingkungan laut di papua

20 Maret 2025   08:11 Diperbarui: 20 Maret 2025   08:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pola Bntuan Internasional USAID dalam penanganan Kerusakan Lingkungan Laut di Papua
Pendekatan Teori Perdagangan
Bantuan internasional, khususnya dari USAID, memainkan peran penting dalam konteks perdagangan dan pengelolaan sumber daya alam. Dalam kasus penanganan kerusakan lingkungan laut di Papua, USAID menggunakan bantuan sebagai sarana untuk memperkuat hubungan ekonomi antara AS dan Indonesia. Melalui program Sustainable Ecosystem Advanced (SEA), USAID tidak hanya berfokus pada konservasi tetapi juga pada peningkatan kapasitas lokal untuk mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan.
Contoh konkret dari pendekatan ini adalah:
-Pemberdayaan Nelayan
Program SEA meningkatkan pendapatan nelayan dengan membantu mereka mendapatkan sertifikasi perdagangan yang adil (Fair Trade). Pada tahun 2020, 350 nelayan menerima premi hampir $80.000, yang diinvestasikan dalam inisiatif berkelanjutan di Masyarakat
Peran Blok Ekonomi
Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia berkomitmen untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut dan memperkuat tata kelola perikanan. Program USAID SEA sejalan dengan tujuan ini dan berkontribusi pada target pemerintah Indonesia untuk membangun 30 juta hektare kawasan konservasi perairan hingga tahun 2030. Dalam konteks ini, program SEA berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan blok ekonomi regional dengan mendukung keberlanjutan ekosistem laut.
Beberapa langkah yang diambil mencakup:
-Pembentukan Kawasan Konservasi:* USAID SEA berhasil membentuk 14 kawasan konservasi perairan seluas 1,6 juta hektare di Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara[2]. Ini mendukung strategi nasional dan regional dalam pengelolaan sumber daya kelautan.
Contoh Implementasi di Indonesia
1. Papua Barat
Program SEA membantu memperkuat rencana tata ruang laut seluas 17 juta hektare, mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan melindungi habitat laut penting.  
2. Maluku Utara
Penguatan pengelolaan perikanan skala kecil melalui pelatihan dan penegakan hukum maritim untuk mencegah penangkapan ikan ilegal (IUU Fishing) juga dilaksanakan dalam program ini.
3. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Selain meningkatkan pendapatan nelayan, program ini juga mengedukasi masyarakat tentang praktik perikanan berkelanjutan dan pentingnya konservasi ekosistem laut.
Kesimpulan
Pola bantuan internasional USAID di Papua menunjukkan keterkaitan antara upaya konservasi lingkungan dan kepentingan ekonomi. Dengan menggunakan teori perdagangan dan mempertimbangkan konteks blok ekonomi, bantuan ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan keanekaragaman hayati tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Program SEA menjadi contoh nyata bagaimana bantuan internasional dapat diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih luas, selaras dengan komitmen Indonesia dalam menjaga ekosistem lautnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun