Mohon tunggu...
Niam At Majha
Niam At Majha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Penulis Lepas dan Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Tertawan

1 Agustus 2022   16:38 Diperbarui: 1 Agustus 2022   16:43 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga hari kedepan saya akan banyak mengabiskan waktu di Temanggung. Daerah dingin dengan sosial kemasyarakatnya ramah-ramah. Lebih dari semua itu, sangat mengasyikan untuk sekadar menimang kerinduan; menulis bait bait puisi dengan penuh kegilaan dengan penuh tabiat dingin. 

Buat yang tak sepenuhnya di cintai. Saya bisa mengenang banyak hal, bahkan menyampaikan kerinduan kepadanya, meski saat ini masih dalam bentuk angan-angan semata.

"Kau selalu tersenyum ketika saya lagi dirudung kesedihan, kau selalu ada buat saya padahal dulu ketika itu, saya selalu mengabaikanmu, ternyata kau kini menjadi penolong saya, saat orang lain mulai meninggalkan saya satu demi satu, hanya kau yang masih setia hingga ini, apakah ini bentuk cintamu yang sebenarnya,"

Sampai sekarang; saya seringkali kalah tak kuat menahan segala rayuan yang kau berikan kepadaku, apapun bentuknya itu. Selalu ada celah buatmu. Apa di karenakan saya adalah orang mudah tergoda terhadap segala apa saja yang berkaitan dengan belas kasihan atau pertolongan.

"Saya pernah mengatakan terhadapmu, pertolongan saya bukan karena cinta yang seyogyanya, melainkan rasa iba melihat keadaanmu saat ini, toh kau sendiri pernah bilang apabila saya sering menolongmu, maka akan ada timbal balik yang akan kau ingat selalu, baik itu bercumbu rayu, desahan, bercinta dan lainnya; pokoknya segala yang saya minta akan kau berikan dengan segala suka rela,"

Memang, sampai saat ini senyummu akan selalu mengiasi sendi-sendi dalam hatiku, akan menghiasi segala langkahku, karena saya tahu kau paling ahli apabila soal merayu, soal mencari perhatian, mencari curhatan. 

Ketika telah mendapatkan yang kau inginkan, kau pun akan pergi perlahan-lahan dengan segala alasan, dengan segala perkataan-perkataan yang tak seharusnya kau lontarkan.

Dan senyummu itulah, seringkali membuat saya lupa daratan, lupa akan apa yang seharusnya tak kita lakukan, tak kita jalani. Tapi bagaimana lagi kita sudah terlanjur begini, untuk kembali seperti dulu sulit sekali, kita telah menciptkan jeruji birahi untuk kita huni.

"Saya tahu cinta kita dalam hati, hanya diri kitalah yang mengerti, akan tetapi saya akan tetap memberikan segala apa yang kita sama-sama ingini, meski hal tersebut tak sering; seperti halnya  saya berikan pada cinta resmi saya, inilah janji saya terhadapmu, entah itu satu  bulan satu kali, dua kali, terpenting setiap bulannya ada, tak ada batasan durasi, soal itu hanya teknis untuk mengatur saja,"

Setiap kali kau menawari hal tersebut, saya pun tak kuasa untuk menolaknya, iman saya terlalu lemah, iman saya terlalu rendah ketika berhadapan dengan desah. Saya kira kau telah menemukan titik kelemahan yang saya punyai.  

Saat kita telah menjani hajat itu, kita selalu menyesali ini adalah dosa, tapi kita sama-sama menikmati, tentang kejadian tersebut hanya antara  kita saja yang menjaga, kita berdua saja saling melindungi. Toh kau bilang hubungan birahi yang paling terkunci adalah ketika keduanya sudah saling memiliki, keduanya sudah saling mawas diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun