Selamat Hari Kartini
Peninggalan Raden Ajeng Kartini yang masih dikenang dan dipelajari hingga sekarang adalah surat-suratnya kepada kawan penanya di Belanda. Kartini mengungkapkan perasaan, kekesalan, dan protesnya itu lewat surat.
Hampir semua guru pasti pernah menerima surat dari orang tua murid. Entah itu surat pemberitahuan sakit atau izin karena hal lain. Demikian pula dengan saya.
Tadi siang ketika saya menggulirkan jemari di layar gawai untuk mencari file foto di google foto, tiba-tiba jemari jempol saya terhenti pada sebuah foto surat. Penasaran saya klik agar terlihat jelas. Ternyata sebuah surat dari orang tua murid. Dalam surat itu tertulis 26 Januari 2017, berarti sudah kurang lebih 8 tahun yang lalu.
Kalau anak itu tahun 2017 kelas 6, berarti sekarang sudah kuliah di Perguruan Tinggi jika melanjutkan.
Namanya Amel saya sendiri lupa wajahnya seperti apa.
Kepada
Yth. Ibu Guru Amel
Di Kelas 6
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alangkah indahnya pagi ini, mentari bersinar terang, burung-burung pun bernyanyi riang. Bunga-bunga semerbak di taman mewangi dan bermekaran, tapi hanya satu yang terlihat paling indah dan menawan.
Tapi ibarat bunga, ada satu yang layu yaitu Amel. Hari ini Kamis 26 Januari 2017 dia tidak masuk sekolah dikarenakan sakit.
Semoga Ibu guru Amel tetap menjadi bunga yang paling indah dan menawan. Aamiin...
Waalaikum salam Wr. Wb.
(Ayah Amel)
Saya kembali tersenyum membaca surat itu. Bukan hanya tulisannya yang bagus, tapi lucu, unik, dan menarik. Surat yang ditulis dengan bahasa yang puitis tidak resmi seperti biasanya, hampir mirip surat pribadi. Dulu memang saya mengharuskan anak untuk selalu mengirim surat jika tidak masuk sekolah. Seperti surat istimewa yang tersimpan itu. Surat pemberitahuan sakit dari orang tua murid yang bernama Amel.
Di zaman teknologi sekarang ini mungkin hampir tidak pernah lagi kita menerima surat dari orang tua murid. Apalagi dari Pak Pos. Surat yang ditulis dengan tangan sendiri.
Kini ketika masuk sekolah karena sakit atau lain hal, banyak orang tua minta izin melalui WA atau telpon.
Tidak bisa disalahkan juga karena teknologi terus berkembang dan dipergunakan untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia.
Namun, meskipun teknologi sudah merajai, alangkah baiknya jika anak-anak di sekolah tetap diajarkan bagaimana menulis surat di atas kertas kepada teman, sahabat, dan kerabatnya. Selain melatih motorik halusnya melakukan gerakan yang terkontrol, menulis juga dapat merangsang kreativitas dan daya imajinasi mereka. Untuk menghasilkan tulisan yang bagus dan rapi, memerlukan koordinasi yang baik antara otot-otot kecil di tangan dengan mata dan otak. Itulah pentingnya melatih anak untuk terus menulis.
Apakah masih ada di antara Bapak/Ibu guru yang menerima surat pemberitahuan dari orang tua murid dalam bentuk tulisan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI