Anak usia dini merupakan fase emas dalam perkembangan manusia, karena pada masa inilah fondasi karakter, kecerdasan, dan kepribadian mulai terbentuk. Usia 0–6 tahun sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), sebab hampir 80% perkembangan otak manusia terjadi di periode ini. Sayangnya, banyak orang tua masih menganggap bahwa pendidikan hanya dimulai ketika anak masuk sekolah dasar. Padahal, stimulasi sejak dini melalui bermain, mendengar cerita, berinteraksi dengan lingkungan, hingga pembiasaan perilaku sederhana sehari-hari sangat berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang anak. Jika orang tua tidak menyadari hal ini, maka ada potensi kesempatan emas terlewatkan, yang sebenarnya bisa mendukung anak menjadi pribadi yang tangguh, cerdas, dan berkarakter.
Selain stimulasi kognitif, kebutuhan emosional anak usia dini juga tidak kalah penting. Anak-anak di usia ini sangat peka terhadap kasih sayang, perhatian, serta kehangatan orang tua. Mereka belajar mengenal dunia pertama kali dari lingkup keluarga, sehingga suasana rumah yang penuh cinta akan menumbuhkan rasa aman dan percaya diri. Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapat perhatian emosional yang baik sejak dini cenderung lebih mudah bersosialisasi, berani mencoba hal baru, dan memiliki empati tinggi ketika dewasa. Inilah alasan mengapa keterlibatan orang tua tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pendidikan anak usia dini seharusnya menjadi sinergi antara keluarga dan lingkungan belajar.
Lebih jauh lagi, menyiapkan anak usia dini bukan hanya soal kecerdasan akademik, melainkan juga tentang membekali mereka dengan keterampilan hidup (life skills). Hal sederhana seperti mengajarkan anak untuk membereskan mainan, menunggu giliran, mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, hingga belajar bersyukur, adalah bagian dari pendidikan yang esensial. Orang tua, guru, dan masyarakat perlu menyadari bahwa anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa. Apa yang kita tanamkan hari ini akan menentukan masa depan mereka dan arah bangsa ke depan. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama lebih peduli terhadap pendidikan anak usia dini, bukan hanya dengan menyediakan fasilitas belajar, tetapi juga menghadirkan teladan nyata dalam keseharian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI