Mohon tunggu...
Nia Agustin
Nia Agustin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengajar

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suku Jawa dan Kebudayaannya (Bag 1)

27 Oktober 2021   13:02 Diperbarui: 27 Oktober 2021   13:05 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://id.pinterest.com/pin/410038741079693324/

Bahasa Jawa Ngoko: , Wong Jawa; Krama: , Tiyang Jawi; Pegon: ) merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Indramayu (Jawa Barat) dan Kabupaten/Kota Serang-Cilegon di Provinsi Banten. Pada tahun 2010 Setidaknya 40,22% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di negara New Caledoania dan Suriname, Amerika Selatan karena pada masa kolonial Belanda suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja. Saat ini suku Jawa di Suriname menjadi salah satu suku terbesar disana dan dikenal sebagai Jawa Suriname.

Tidak ada informasi yang jelas mengenai makna "jawa". Salah satu kemungkinan adalah nama pulau ini berasal dari tanaman jawa-wut, yang banyak ditemukan di pulau ini pada masa purbakala, sebelum masuknya pengaruh India pulau ini mungkin memiliki banyak nama. Ada pula dugaan bahwa pulau ini berasal dari kata "jauyang berarti jauh. Dalam Bahasa Sansekerta "yava" berarti tanaman jelai, sebuah tanaman yang membuat pulau ini terkenal. Yawadvipa disebut dalam epic India Ramayana. Sugriwa panglima wanara (manusia kera) dari pasukan Sri Rama, mengirimkan utusannya ke Yawadvipa (pulau Jawa) untuk mencari Dewi Shinta. Kemudian berdasarkan kesusasteraan India terutama pustaka Tamil, disebut dengan nama yavaka dvipa (dvipa = pulau). Dugaan lain ialah bahwa kata "jawa" berasal dari akar kata dalam Bahasa Proto -- Austronesia, yang berarti rumah.[1] 

 

ASAL MULA SUKU JAWA

Peradaban jawa termasuk maju, ini dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan besar yang berada di tanah jawa beserta warisannya yang masih dapat dilihat hingga kini. Contohnya adalah kerajaan Mataram, Majapahit dan sebagainya, lalu ada candi Borobudur, Prambanan, Mendut dan lain-lain. Asal-usul suku jawa sendiri memiliki beberapa teori sebagai berikut:[2]

  1. Babad Tanah Jawa

 Sejarah Masyarakat jawa menurut Babad Tanah Jawa yaitu berasal dari kerajaan Kling. Pada masa itu kerajaan Kling sedang berada dalam situasi yang kacau akibat dari perebutan kekuasaan. Kemudian salah satu pangeran Kling yang tersisih pergi meninggalkan kerajaan tersebut bersama dengan para pengikutnya yang setia.  

Pangeran Kling mengembara hingga ia menemukan sebuah pulau terpencil yang belum berpenghuni. Mereka bahu-membahu membangun pemukiman, dan akhirnya mereka juga mendirikan sebuah kerajaan yang diberi nama Javacekwara. Keturunan pangeran inilah yang dianggap sebagai nenek moyang suku jawa menurut Babad Tanah Jawa.

 

2. Serat Kuno Keraton Malang

Menurut surat kuno ini menyebutkan bahwa asal-usul penduduk jawa berasal dari kerajaan Turki pada tahun 450 SM. Sang Raja mengirim rakyatnya untuk mengembara dan membangun daerah kekuasaan mereka yang belum dihuni. Migrasi ini dilakukan secara bergelombang selama beberapa waktu. Akhirnya utusan raja tersebut sampai di sebuah tanah yang subur, banyak ditemukan aneka bahan pangan. Tidak sulit untuk beradaptasi dan membangun pemukiman di sana. Semakin lama semakin banyak gelombang migrasi yang datang. Pulau asing tersebut akhirnya diberi nama tanah jawi oleh orang-orang yang datang, karena disana banyak ditemukan tanaman jawi.


3. Tulisan Kuno India

 Berdasarkan tulisan kuno india menyebutkan bahwa pada jaman dulu beberapa pulau di kepulauan Nusantara menyatu dengan daratan Asia dan Australia. Pada suatu waktu terjadilah musibah sehingga menyebabkan meningkatnya permukaan air laut. Beberapa daratan terendam air hingga akhirnya memisahkan pulau---pulau tersebut dari daratan utama. Tulisan kuno tersebut juga menyebutkan seorang pengembara yang bernama Aji Saka. Ia mengembara ke beberapa penjuru dan akhirnya menemukan pulau Jawa. Menurut tulisan kuno ini, Aji Saka adalah orang pertama yang menginjakkan kaki di bumi Jawa. Ia dan pengikutnya dianggap sebagai nenek moyang suku jawa saat ini.

 

4. Pendapat Arkeolog

 Menurut ahli arkeologi asal-usul penduduk jawa tak terlepas dari asal-usul orang Indonesia itu sendiri. Para arkeolog yakin bahwa nenek moyang suku jawa berasal dari penduduk pribumi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus dan juga Homo Erectus. Eugene Dubois yang merupakan seorang ahli anatomi yang berasal dari Belanda menemukan sebuah fosil Homo erectus. Penemuan tersebut bertempat di Trinil pada tahun 1891. Fosil Homo erectus tersebut lebih dikenal dengan sebutan manusia Jawa. Kemudian dilakukan perbandingan antara DNA pada fosil manusia kuno tersebut dengan suku jawa pada masa kini. Hasil yang didapat cukup menarik, bahwa DNA tersebut tidak memiliki perbedaan yang jauh satu sama lain. Hal tersebut akhirnya dipercayai oleh beberapa ahli arkeologi sebagai teori asal-usul keberadaan suku jawa.

 

5. Pendapat Sejarawan

Para sejarawan memiliki pendapat berbeda mengenai asal-usul suku jawa. Von Hein Geldern menyebutkan bahwa telah terjadi migrasi penduduk dari daerah Tiongkok bagian selatan atau yang biasa disebut Yunan di kepulauan Nusantara. Migrasi ini terjadi dimulai dari jaman neolitikum 2000 SM sampai jaman perunggu 500 SM secara besar-besaran dan bertahap menggunakan perahu cadik. Menurut Dr.H.Kern yang mengungkapkan penelitiannya pada tahun 1899, menyebutkan bahwa bahasa daerah di Indonesia mirip satu sama lain. Kemudian ia menarik kesimpulan jika bahasa tersebut berasal dari akar rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Hal inilah yang menguatkan Geldern tentang teorinya mengenai asal-usul suku jawa dan bangsa Indonesia.


Sumber:

[1] http://aboutjavanese.blogspot.com/2012/11/etimologi-jawa.html 

[1] https://www.romadecade.org/suku-jawa/#!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun