Mohon tunggu...
Ni Made Dwi Lestari
Ni Made Dwi Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hallo semuanya, selamat datang di lapak saya, saya adalah seorang mahasiswa. Dalam keseharian saya, saya sangat suka membaca novel sehingga saya memiliki hobi membaca.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Tuhan Melalui Konsep Hubungan Brahma Vidya Dengan Mantra Atharwa Veda

6 September 2023   08:48 Diperbarui: 6 September 2023   08:52 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apasih Brahma Vidya itu? dan apa hubungannya dengan Kitab Atharwa Veda? Nah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tentang Brahma Vidya dan hubungannya dengan Atharwa Veda, mari kita bahas ajaran mengenai Brahma Vidya dan atharwa veda melalui artikel berikut.

BRAHMA VIDYA

Perlu kita ketahui bahwa Brahma Vidya terdiri dari Kata Brahma dan juga Vidya. Dimana Brahma diartikan sebagai Tuhan yang dimana merupakan gelar yang diberikan kepada Tuhan sebagai unsur yang memberi kehidupan kepada semua ciptaanNya dan juga unsur sabda atau aksara. Sedangkan Vidya sendiri diartikan sebagai ilmu atau pengetahuan. Jadi dapat kita simpulkan bahwa Brahma Vidya sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang  keTuhanan. Dalam sastra sansekerta dan berbagai kitab suci Hindu, ilmu yang mempelajari tentang Tuhan biasa dinamakan dengan Brahma Vidya atau Brahma Tattwa Jnana (Gede Pudja, 1992: 9).

Dalam Bahasa Yunani, Brahma Vidya  juga disebut dengan Teologi, berasal dari kata Theos yang artinya Tuhan, dan Logos yang artinya ilmu. Jadi mempelajari Brahma Widya bertujuan untuk memahami Tuhan dan tidak salah mengartikan Tuhan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Brahma Vidya dalam agama Hindu adalah Brahma Tattwa Jnana, yaitu ilmu tentang Tuhan.

KONSEP AJARAN BRAHMA VIDYA

Ajaran agama Hindu bersifat Monoteistis, yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Guna memahami "keberadaan" beliau serta segala sesuatu tentang-Nya, satu- satunya jalan yang harus ditempuh adalah dengan mendalami Pustaka-pustaka suci "Sastrayonitwat" (Brahma Sutra 1.1.3). 

Pandangan Ketuhanan dalam Veda jauh lebih luhur dan kerohaniannya lebih mendalam dari pada budaya yang biasanya dikenal sebagai Monoteisme dan Politeisme. Dikatakan demikian karena di dalam Chandogya- Upanisad, IV.2.1 ditegaskan "Ekam Eva Advityam Brahman", (Hanya ada satu Tuhan yaitu "Brahman" tidak ada yang kedua). Pada mantram Trisandhya dikatakan "Eko Narayanaa na dwityo'sti kaccit". (Tuhan hanya satu, sama sekali tidak ada duanya (yang kedua)). Di dalam Rg. Weda. 1.164.46. disebutkan "Ekam Sat Viprah bahudha vadanti", (Hanya terdapat satu Kebenaran Yang Mutlak, orang bijaksana (resi) menyebut dengan banyak nama). 

Dalam Kakawin Arjuna Wiwaha disebutkan, "Wahyadhyatmika sembahing hulun i jong ta tan hana ivatieh". (Lahir batin sembah hamba ke hadapan Tuhan tak ada yang lainnya). Demikian pula dalam mantra, Tuhan Yang Maha Esa (Sang Hyang Widhi Wasa) diwujudkan sebagai pranawa dengan suku kata suci OM. Secara histori seluruh ajaran agama hindu bersumber pada kitab veda yakni veda sruti, smerti, sila, acara, dan amanastuti. Dalam konsep ajaran Brahma Vidya, terdapat penghayatan tentang Brahma Widya yakni sebagai berikut:

1. Animisme : Pandangan bahwa semua alam semesta ini mempunyai Roh/Jiwa. (Roh adalah wujud non fisik yang senantiasa hidup sepanjang alam raya. Dari sifat abadi tersebut diyakini bahwa roh pendahulu diyakini membimbing mengarahkan keturunannya menuju kebahagiaan hidup.

2. Dynamisme : Pandangan bahwa adanya roh-roh suci, benda-benda, dan tempat-tempat sakral. Adanya keyakinan tersebut munculah adanya aktivitas perawatan terhadap tempat-tempat khusus di masing-masing wilayah.

3. Polytheisme : Pandangan tentang banyaknya Tuhan, dan Tuhan tersebut mempunyai sifat-sifat tersendiri, jika ingin memuja Tuhan ini maka harus berpindah tempat sesuai yang diyakininya. Max Muller (pemimpin missionaris Jerman), karena kebingungannya memahami konsep kitab suci Rg.Weda, ia memodelkan ajaran tersebut dengan Kanthenoisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun